Jumat, 06 Maret 2020

Mustahil Menggembirakan Semua Orang

‏ليس عليك "إسعاد" كل الناس ولكن عليك أن لا "تؤذي" أحداً من الناس
Kamu tidak harus menyenangkan semua manusia, tapi yang menjadi keniscayaan bagimu adalah tidak menyakiti semua manusia.
‏  اعلم أن "التسامح" هو ٲكبر مراتب القوة  وحب الانتقام أحد مظاهر الضعف
Ketahuilah, bahwa toleran merupakan tingkat tertinggi kekuatan dan ambisi ingin balas dendam adalah tanda-tanda kelemahan.

 وإياك أن تدخل في نوايا الناس.. فلا يعلم مافي القلوب إلا علام الغيوب
‏Jangan sekali-kali kamu masuk atau mencari-cari niat orang -niat orang ada di hatinya-,  karena yang tahu isi hati hanyalah Allah swt yang Maha Mengetahui hal-hal yang ghaib.
.
•┈┈• ❀ 🍃🌸🍃 ❀ •┈┈•

Kamis, 05 Maret 2020

Keteladanan Nabi Ibrohim Dan Kemerdekaan 2018

Pada hari ini 73  tahun yang lalu, tepatnya adalah  pada hari Jumat 17 Agustus 1945 M  yang bertepatan dengan  9 Ramadhan  1364 Hpada jam 10.00 di jalan  Pegangsaan Timur, no 56 Jakarta  atas nama bangsa Indonesia  Sukarno-Hatta membacakan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.  Proklamasi kemerdekaan itu adalah salah satu dari rangkaian panjang perjuangan Bangsa Indonesia  secara keseluruhan dari Sabang sampai Merauke. Kita Umat Islam sebagai Bangsa dan Umat, tidak terlepas dari peran penting pembebasan tanah air, bangsa dan negara Indonesia dari belenggu penjajahan. Dan negara baru itu disebut dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Kini kita sudah 73 tahun dari proklamasi kemerdekaan Indonesia. Sebagai bangsa dan Umat, kita dari nenek moyang kita hingga saat ini, telah mengarungi berbagai macam peristiwa; pahit getir, asam garam perjalanan sebuah bangsa kita alami. Hingga  sampai masa kita saat ini.
Baru saja  kita lewati  hirup pikuk memperingati kemerdekaan Indonesia sedang dilaksanakan. Berbagai macam acara,program, keramaian, tontonan digelar untuk memeriah peringatan 17 Agustus ini. Tidak lupa berbagai macam hiasan dari pernak-pernik warnanya bendera merah dan putih menghiasi segala penjuru   lingkungan kita.  Sebuah perayaan dan keramaian  yang mengungkapkan kebahagiaan atas merdekanya sebuah bangsa dan lahirnya sebuah negara yang disebut dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Di sela-sela hiruk pikuk itu, apakah sebenarnya yang dimaksud dengan kemerdekaan itu? Kita sebagai seorang muslim yang merupakan bagian besar dari bangsa dan negara ini,  apakah kita sudah memahami makna  akan kemerdekaan menurut agama kita?  Ketika kita tidak memahami arti kemerdekaan, maka  mungkinkah kita akan mengisi kemerdekaan ini dengan cara yang benar?  Oleh karena itulah, perlunya kita mengerti apa arti kemerdekaan menurut Islam.
Bicara tentang kemerdekaan  mengingatkan kita kepada ungkapan Sayyidina Umar r.a.  saat berkata kepada Sayyidina Amru bin Ash:
" متى استعبدتم النّاس وقد ولدتهم أمهاتهم أحراراً "
“Sejak kapan engkau memperbudak manusia, padahal ia telah dilahirkan oleh ibunya dalam keadaan merdeka?”
Sebuah ungkapan yang  abadi tertulis dalam  tinta emas sejarah, tersimpan dalam hati sanubari peradaban dari masa ke masa.  Ungkapan yang telah memekakkan telinga orang-orang dholim, menghentakkan  dada  para penguasa diktator dari masa ke masa.  Sebuah kebebasan yang diberikan oleh Islam  kepada manusia di saat dunia terjerumus dalam kesewenang-wenangan, kedholiman,  angkara murka para penjajah dan penguasa.
Masa saat  itu orang kuat memperbudak yang lemah, penguasa menghisap darah dan keringat rakyat yang menyelimuti seluruh jazirah Arab, bahkan seluruh dunia saat itu. Kelompok yang banyak  memperbudak kelompok yang kecil. Seorang perempuan tidak mendapatkan kebebasan sama sekali, bahkan hak untuk hidup sekalipun. Hak kebebasan sikap apalagi hak atas harta. Kemudian datanglah Islam melakukan pembebasan dalam arti yang sebenarnya.  
Manusia dibebaskan oleh Islam dari berbagai macam kedholiman, dibebaskan dari penguasa yang dholim, bahkan dibebaskan dari perbudakan. Perempuan diberikan kebebasannya, sebuah kebebasan yang tidak pernah mereka dapatkan sebelumnya sama sekali di manapun dari belahan dunia. Hingga Islam menjadi contoh kebaikan dalam segala hal. Bahkan di Eropa sekalipun saat itu yang terjadi adalah  kediktatoran dan kesewenang-wenangan atas nama agama dan tokoh-tokoh agama.
Rib’iy bin Amir  mengungkapkan tentang tujuan dari risalah Islam dalam ungkapannya yang terkenal ketika dia mengucapkannya untuk penguasa Persi Kisro:
" بعثنا الله لإخراج العباد من عبادة العباد إلى عبادة ربّ العباد، ومن جور الأديان إلى عدل الإسلام ومن  ضيق الدنيا إلى سعة الدنيا والآخرة؛"
“ Allah swt telah mengutus kami untuk mengeluarkan manusia dari peribadatan kepada makahluk  untuk menuju kepada peribadatan Tuhannya para makhluk, dan mengeluarkan kami dari  kedholiman  agama menuju kepada keadilan Islam, dan  mengeluarkan manusia dari sempitnya dunia menuju luasnya dunia dan akhirat. “
Islam adalah yang pertama kali memberikan kemerdekaan  manusia secara sempurna. 

Arti Kemerdekaan  Menurut Islam 
Apa yang  arti kemerdekaan  menurut Islam? 
Kemerdekaan menurut Islam  diungkapkan dalam kata-kata:
الأرادة الكاملة في الاختيار دون قهرٍ أو إجبار
“ Kebebasan yang sempurna untuk memilih dan melakukan sesuatu tanpa ada paksaan.”
Kemerdekaan artinya adalah kebebasan untuk mengekspresikan keinginan tanpa ada yang menghalangi. Karena  manusia sebenarnya dilahirkan oleh ibunya dengan membawa kebebasan dan kemerdekaannya.
Kemerdekaan yang diberikan oleh Islam kepada manusia bukan sekedar slogan kosong, atau ungkapan tanpa makna. Tapi kemerdekaan  yang diberikan oleh Islam  memiliki tampilan dan madhohir yang bisa dilihat dan dirasakan oleh  diri sendiri maupun orang lain. Kemerdekaan itu dilindungi oleh syariat dan oleh hukum.

 Performance  atau Madhohir Atau Tampilan  Kemerdekaan Dalam Islam
Apa  madhohir atau tampilan  kemerdekaan dalam Islam?
Bentuk kemerdekaan yang diberikan oleh Islam antara lain:
Pertama : Kemerdekaan Aqidah ( Keyakinan )
Islam memberikan kebebasan  kepada manusia untuk  memeluk agamanya. Tidak boleh seorang pun untuk memaksa orang lain untuk memeluk satu agama. Manusia bebas untuk memeluk agamanya.
Sekalipun agama Islam adalah agama yang benar, dan selain Islam adalah agama yang salah menurut Islam, namun  Islam melarang siapapun untuk memaksa orang lain untuk memeluk Islam, maupun memeluk agama-agama yang lain.  Setiap individu bebas untuk menentukan keyakinannya.
فمن شاء فليؤمن من شاء فليكفر
“ Yang mau beriman silahkan beriman, yang mau tidak beriman silahkan tidak  beriman.”
Namun bila ia memeluk Islam, maka  tidak boleh meninggalkannya sama sekali. Dan ia harus tunduk dan patuh kepada aturan Islam.
Layaknya  orang yang  sedang bertamu ke rumah anda, siapa saja boleh bertamu atau tidak bertamu, namun bila sudah masuk menjadi tamu anda, maka ia harus tunduk  terhadap aturan yang sudah anda buat di rumah anda.
Bila seseorang telah memilih Islam sebagai agamanya, maka ia sudah memilih dengan pilihan yang tepat, yang  akan membawa kebahagiaan di dunia dan akhirat.  Namun bila ia tidak mau memeluk Islam, maka Islam tidak memaksa manusia  harus memeluk Islam. Ia bebas memeluk agamanya tanpa ada gangguan sama sekali dari Islam.
لكم دينكم وليدين
“ Bagimu agamamu dan bagiku agamaku.”
Kedua : Kemerdekaan  Kehidupan
Kemerdekaan yang diberikan oleh Islam dalam kehidupan bahwa manusia memiliki kebebasan yang sempurna  untuk memilih jalan kehidupannya. Namun Allah swt telah memberikan  penjelasan yang  lengkap tentang  jalan yang benar dan jalan yang tidak benar.
Ketika ia memilih jalan yang benar, maka kebaikan akan kembali kepada diri manusia itu sendiri.  Namun bila ia memilih jalan yang tidak benar, maka ia akan  memetik buah hasil yang tidak benar tersebut. Manusia bertanggung jawab atas  apa yang ia lakukan baik dan buruknya.   Bila urusan itu urusan akhirat, maka ia akan bertanggung jawab terhadap apa yang diperbuat di akhirat kelak. Bila baik, ia akan mendapatkan surga, namun bila  tidak baik, maka ia akan mendapatkan neraka.
Namun bila  masalah yang dilakukan masalah dunia, maka  ia akan bertanggung jawab atas  apa yang dilakukannya itu. Bila baik, maka ia akan dikenal dan disebut sebagai orang sholeh dan baik, namun bila sudah merusak kebebasan dan kenyamanan masyarakat, maka ia harus mempertanggungjawabkannya di depan hukum.
Ketiga : Kemerdekaan Individu
Islam memberikan kebebasan kepada individu manusia. Ia bebas makan apa yang dia mau, atau minum yang dia mau,  ia juga bebas untuk menikmati apa saja yang baik. Ia bebas untuk melakukan transaksi jual dan beli. Semua tadi diberikan kemerdekaan selagi tidak membahayakan diri manusia dan tidak merusak masyarakat. 
Kemerdekaan dalam konsumsi diri
Kemerdekaan dalam bertransaksi
Kemerdekaan dari perbudakan
Kemerdekaan dari  nafsu dan syahwat
Kemerdekaan untuk membuat komunitas
Kemerdekaan atas harga diri
Kemerdekaan untuk menentukan sikap dan pilihan
Di peringatan 17 Agustus 2018 ini, sebagai muslim, apakah kita sudah memerdekaan diri kita seperti yang dikehendaki oleh Islam seperti yang sudah dijelaskan di atas? Kalau belum, bukan  pesta  gembira yang mestinya kita lakukan, karena sebenarnya kita belum merdeka. Karena pesta itu bagi orang yang sudah merdeka, alangkah  lucunya seorang budak yang masih terbelenggu perbudakan, namun merasa sudah merdeka dan berpesta merayakan kemerdekaan.
Keteladanan kita adalah Nabi Ibrahim a.s yang merupakan contoh yang diikuti oleh Nabi Muhammad saw dalam membangun kemerdekaan dalam arti yang sebenarnya. Akidah, bangsa, Negara, masyarakat, harga diri dst.

Senin, 02 Maret 2020

Umat Islam Umat Yang Cerdas


Ketika Allah menjadikan Umat Islam sebagai Umat yang terbaik:
                                                           كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَلَوْ آمَنَ أَهْلُ الْكِتَابِ لَكَانَ خَيْرًا لَهُمْ مِنْهُمُ الْمُؤْمِنُونَ وَأَكْثَرُهُمُ الْفَاسِقُونَ
“ Kalian adalah umat yang terbaik yang dikeluarkan untuk manusia.”
Dan menjadi umat  yang menjadi saksi atas semua manusia:
 ((  وَكَذَلِكَ جَعَلْنَاكُمْ أُمَّةً وَسَطًا لِتَكُونُوا شُهَدَاءَ عَلَى النَّاسِ وَيَكُونَ الرَّسُولُ عَلَيْكُمْ شَهِيدًا ))
 البقرة: 143

Agar kalian semua menjadi saksi atas semua manusia dan Allah menjadi saksi atas kalian semua.
Dan menjadi  umat yang menjadi rahmat bagi seluruh alam, dengan diutusnya nabi sebagai rahmat seluruh alam:
(( وما أرسلناك إلا رحمة للعالمين ))
Dan tidaklah  Kami utus  engkau ( Muhammad) kecuali sebagai rahmat bagi seluruh alam.
Bukan berangkat dari nol. Atau berangkat dari semangat fanatisme. Namun berangkat dari realita pengaruh risalah Rasulullah saw atas umatnya.
Karena umat Islam adalah umat yang cerdas, bukan umat yang bodoh. Umah Rosyidah, bukan Umah jahilah.  Rasulullah saw memberikan sifat kepada seorang muslim sebagai orang yang cerdas:
 قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : المؤمن كيس فطن.
رواه الديلمي عن أنس بلفظ: المؤمن كيس فطن حذر.
 “ Seorang mukmin itu orang yang cerdik dan cerdas. “
Karena umat yang cerdas, Umat yang rosyidah,  maka seorang mukmin itu memiliki pesona:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: عجبا لأمر المؤمن إن أمره كله خير وليس ذاك لأحد إلا للمؤمن ، إن أصابته سراء شكر فكان خيرا له وإن أصابته ضراء صبر فكان خيرا له.
Sungguh menarik perkara orang  yang beriman. Semua perkaranya baik. Ketika mendapatkan kenikmatan, bersyukur. Yang demikian itu baik baginya. Dan ketika ia mendapatkan kesulitan bersabar, yang demikian itu baik baginya.
Dengan pesona tersebut ia layak untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam. Menjadi rahmat di masyarakatnya, dan menjadi rahmat di lingkungannya.

Kecerdasan Sempurna
Kecerdasan yang dimiliki seorang mukmin adalah kecerdasan yang sempurna, kecerdasan yang menyeluruh dan bukan kecerdasan yang setengah-setengah, atau kecerdasan yang parsial.
Kecerdasan-kecerdasan itu adalah:
1.    Kecerdasan hati, adz dzakaa’ al qolby
2.    Kecerdasan piker, adz dzakaa’ al fikri
3.    Kecerdasan  emosional, adzakaa’ ‘athify
4.    Kecerdasan social , adzakaa’ al Ijtima’iy
Itulah kecerdasan-kecerdasan yang  harus dimiliki oleh seorang muslim

Kecerdasan Hati
Kecerdasan hati, Adzakaa’ al qolby, yaitu kecerdasan hati.  Hati yang cerdas adalah hati yang dipenuhi oleh keimanan kepada Allah swt. Hati yang dipenuhi dengan ruhaniyah robbaniyah yang tinggi. Keimanan tersebut menjadikannya tahu siapa dirinya, siapa tuhannya, dan bagaimana ia harus berbuat di dunia ini.
Hati yang penuh keyakinan, sehingga akan tenang dalam segala kondisi. Hati yang penuh kepasrahan kepada sang kholiq, sehingga tidak ada rasa was-was apalagi bersedih. Hati yang pemberani, karena bersandar kepada sang kholiq yang Maha perkasa.
قال عليه الصلاة والسلام:  واعلم  ولو احتمعت الأمة على أن ينفعوك بشء لايينفعوك إلا بشيء قد كتبه الله لك ولو احتمعت الأمة على أن يضروك بشء لايضروك إلا بشيء قد كتبه الله عليك، رفعب الأقلام وجفت الصحف.
Walaupun semua  manusia ini berkumpul untuk memberikan bahaya kepadamu, niscaya ia tidak akan mendatangkan bahaya kepadamu kecuali yang sudah ditakdirkan oleh Allah untuk kamu.
Walaupun semua manusia ini berkumpul untuk memberikan manfaat kepadamu, niscaya tidak akan memberikan manfaat kepadamu kecuali yang sudah ditakdirkan untuk memberikan manfaat kepadamu.  Tinta sudah diangkat, dan tulisan sudah kering.  Demikianlah hati yang cerdas.
Sebaliknya hati yang bodoh adalah hati yang tidak tahu terhadap yang asasi pun.  Sampai kepada siapa yang menciptakan dirinya juga tidak tahu. Dengan demikian, ia tidak akan tahu dirinya.  Adakah orang yang lebih bodoh dari orang yang tidak tahu dirinya sendiri? Siapapun orangnya, bila demikian maka orang yang bodoh hatinya. Sekalipun seorang raja, bila tidak tahu dirinya maka ia bodoh, seperti firaun yang mengatakan, “ aku adalah tuhanmu yang paling tinggi.”
Seorang pejabat tinggi yang seperti ini, juga bodoh hatinya, seperti Haman, perdana menterinya fir’aun.
Orang yang  kaya yang seperti ini, orang yang bodoh hatinya seperti Qorun.
Naudzu billah.
Sebaliknya, seorang muslim adalah orang yang cerdas hatinya. Dipenuhi keimanan, dipenuhi keyakinan dan dipenuhi ketenangan. Seorang mukmin adalah orang yang  cerdas hatinya.

Kecerdasan Intelektual
Kecerdasan fikri, kecerdasan intelekrual adalah kecerdasan otak. Otak yang cerdas adalah otak yang dipergunakan dengan baik, tempat mengembangkan ilmu pengetahun. Sarana untuk mentadaburi dan merenungkan kita-kitab Allah baik yang tertulis  yaitu alquran maupun yang terbentang yaitu alam semesta ini. Kenapa umat Islam umat yang cerdas fikry ?
Karena umat Islam menggunakan otaknya  dengan sebaik-baiknya, menjaganya sehingga bisa berfungsi dengan baik. Membersihkan pikirnya dari berbagai khurofat sehingga  pikiran bebas berkreasi dan berinovasi. Menjaga otaknya dari berb agai hal yang merusak otaknya seberti miunuman keras, narkoba, dan berbagai hal yang merusak fungsi otak.  Karena hal-hal tersebut sudah diharamkan oleh Islam.
Wahyu yang pertama kali turun adalah surat Al Alaq ayat 1 – 5, yaitu perintah untuk membaca. “ Iqro”.
Karena kecerdasan itulah, maka banyak sekali cendekiawan-cendekiawan islam berhasil melakukan berbagai percobaan dan mendapatkan penemuan-penemuan. Hanya kondisi umat Islam saat ini yang kalah dalam kekuasaan dari  orang lain, sehingga hal ini tidak dimunculkan oleh sang competitor. Namun realita kecerdasan seorang mukmin masih terus nampak dan muncul dari waktu-ke waktu.
Sebalikn ya, agama lain dan ajaran lain tidak menjaga otak. Khurofat merupakan unsure utama dari ajaran-ajaran mereka. Yang tentu saja akan menghambat kecerdasan berpikir, karena selalu dihiasi dengan khurofat-khurofat yang tidak ada bukti dan realitanya.
Belum lagi minuman keras dan barang-barang memabukkan lainnya yang justru menjadi konsumsi dari sebagian acara ritual keagamaan mereka. Sudah tentu akan merusak fungsi otak. Mustahil otak yang demikian menjadi otak yang cerdas.

Kecerdasan Emosional
Emosi yang cerdas, adalah emosi yang bisa diatur dan dikendalikan. Emosi yang bisa diarahkan oleh pemiliknya, bukan emosi yang mengendalikan pemiliknya.
Seperti kemarahan, cemburu, benci, cinta dan lain sebagainya merupakan emosi  dasar yang ada pada seseorang.  Seorang yang cerdas emosionalnya adalah seseorang yang mampu mengendalikannya dengan baik. Dia tahu kapan ia harus marah, kepada siapa ia harus marah, sebesar apa ia harus marah dan bagaimana ia harus marah.  Semua terukur.
Begitu juga cinta, cemburu, benci dan lain sebagainya. Semua terukur dan terkendali.
Seorang mukmin adalah seorang yang cerdas emosionalnya. Bukan liar emosional.
 Dia tahu kepada siapa ia harus mencintai, membenci, cemburu, marah .
Dia tahu kapan  ia harus mencintai, membenci, cemburu, marah .
Dia juga tahu bagaimana ia harus mencintai, membenci, cemburu, marah .
Semua terukur dan terkendali.
Sebaliknya, seorang yang tidak beriman, tidak tahu batasan-batasannya. Oleh karena itu semua jadi kacau. Ada orang yang bisa marah, tak terkendalikan marahnya. Ada orang yang tidak bisa marah, walaupun kondisi harus menuntutnya marah.
Begitu juga ada orang yang cemburu buta, sehingga merusak banyak hal. Ada juga orang yang tidak cemburu sama sekali, sekalipun harga dirinya sudah diinjak-injak.  Begitu seterusnya.

Kecerdasan Sosial
Kecerdasan social adalah kecerdasan dan kepedulian terhadap orang lain. Pribadi yang cerdas social, akan memperhatikan orang lain setelah selesai memperhatikan diri sendiri. Ia memikirkan orang lain sembari memikirkan diri sendiri.  Sebaliknya pribadi yang bodoh social, adalah pribadi yang egois. Tidak akan pernah peduli kepada orang lain. Tidak akan pernah memberikan kepada orang lain. Dan tidak akan pernah memberi walaupun berlebihan.
Seorang mukmin adalah seorang yang cerdas social, karena perhatian kepada orang lain, dan memberikan kepada orang lain adalah merupakan salah satu dari pilar agamanya, rukun Islam. Yaitu zakat.  Zakat wajib hukumnya.  Ia selalu diletakkan dan disandingkan dengan sholat.
Begitu juga dengan sedekah dan infaq merupakan hal yang sangat dianjurkan dalam berbagai  kesempatan.  Sungguh manusia mukmin dan muslim adalah  orang yang cerdas social.
Ketika seorang mukmin memiliki keempat kecerdasan tersebut, maka ia adalah pribadi yang menarik.  Hatinya cerdas, karena dipenuhi dengan keimanan kepada Allah swt. Pikirannya cerdas, karena berfungsi untuk menuntut ilmu, mengembangkan ilmu, dan melakukan berbagai penyelidikan yang bermanfaat bagi kemanusiaan. Emosionalnya cerdas, karena mampu mengendalikan emosionalnya, menempatkan, mengarahkan, dan mengaturnya sehingga sesuai dengan  porsi yang diajarkan agama. Sosialnya cerdas, karena kepeduliannya kepada orang lain sangat menonjol, pemberiannya kepada orang lain dirasakan. Dan perhatiannya kepada orang lain merupakan hal yang sangat diperhatikan. Subhanallah. Pribadi yang seperti ini sungguh pribadi yang menarik. Semua orang akan suka, kecuali orang-orang yang sakit hatinya.
Maka pribadi yang seperti ini,  umat yang seperti ini akan menjadi yang terbaik, yang menjadi rahmat bagi seluruh alam. Dan itu sesuai dengan  yang ditakdirkan Allah swt.

Rukun Iman dan Islam Mendidik  Mendidik Umat Cerdas
Rukun Iman dan rukun Islam menjadi sarana yang sangat tepat untuk mendidik kita menjadi manusia yang cerdas, dengan kecerdasan yang sempurnya yang saya sebutkan di atas:  cerdas hati, cerdas, firkin, cerdas emosi dan cerdas social.
Semoga kita dikaruniai oleh Allah kekuatan untuk menyempurnakan kecerdasan kita, sehingga mampu mengemban amanah yang diberikah oleh Allah kepada kita, sebagai rahmat bagi seluruh alam. Dengan kemampuan kita menjalankan amanah tersebut, maka pahal yang berlipat ganda akan kita dapatkan.
اللهم صل على سيدنا محمد وعلى آله وأصحابه أجمعين ومن تبعهم بإحسان إلى يوم الدين