Minggu, 14 Juni 2015

Menyambut Ramadzan 1436 H / 2015 M

Taqwa adalah cahaya  yang menerangi hati kita. Dan cahaya yang akan menerangi akhirat kita.  Dia adalah bekal yang terbaik untuk berjumpa dengan Allah swt, di hari  yang semua hal tidak berharga kecuali hati yang bersih.
Oleh  karena itu, berusahalah semaksimal mungkin untuk meraih ridho Allah swt. Ingatlah selalu, bahwa kita akan menghadap Allah swt sendiri-sendiri. Menghadapi pengadilan dan persidangan Allah swt sendirian tidak ada pembela, kecuali amal kita. 
))  وَاتَّقُوا يَوْمًا تُرْجَعُونَ فِيهِ إِلَى اللَّهِ ثُمَّ تُوَفَّى كُلُّ نَفْسٍ مَا كَسَبَتْ وَهُمْ لا يُظْلَمُونَ [البقرة: 281]،
2:281. Dan peliharalah dirimu dari (azab yang terjadi pada) hari yang pada waktu itu kamu semua dikembalikan kepada Allah. Kemudian masing-masing diri diberi balasan yang sempurna terhadap apa yang telah dikerjakannya, sedang mereka sedikit pun tidak dianiaya (dirugikan). ( Al Baqoroh 281 ).
Semua orang yang hidup ini berjualan dengan Allah, bisa untung dan bisa rugi. Tergantung pribadi kita.
Hal yang baik yang harus kita gunakan untuk  mengisi hari kita adalah memaksimalkan amal ibadah di bulan Ramadzan yang tinggal beberapa hari ini. Jangan disia-siakan. Dakam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Imam Ibnu Huzaimah, dalam kitabnya  “ Shohih Ibnu Huzaimah “. Konon Rasulullah saw telah mengingatkan dalam sebuah khutbahnya:
عن سلمان قال:  خطبنا رسول الله صلى الله عليه وسلم في آخر يوم من شعبان فقال : ثم أيها الناس قد أظلكم شهر عظيم شهر مبارك شهر فيه ليلة خير من ألف شهر جعل الله صيامه فريضة وقيام ليله تطوعا من تقرب فيه بخصلة من الخير كان كمن أدى فريضة فيما سواه ومن أدى فيه فريضة كان كمن أدى سبعين فريضة فيما سواه وهو شهر الصبر والصبر ثوابه الجنة وشهر المواساة وشهر يزداد فيه رزق المؤمن من فطر فيه صائما كان مغفرة لذنوبه وعتق رقبته من النار وكان له مثل أجره أن ينتقص من أجره شيء قالوا ليس كلنا نجد ما يفطر الصائم فقال يعطي الله هذا الثواب من فطر صائما على تمرة أو شربة ماء أو مذقة لبن وهو شهر أوله رحمة أوسطه مغفرة وآخره عتق من النار من خفف عن مملوكه غفر الله له وأعتقه من النار واستكثروا فيه من أربع خصال خصلتين ترضون بهما ربكم وخصلتين لا غنى بكم عنهما فأما الخصلتان اللتان ترضون بهما ربكم فشهادة أن لا إله إلا الله وتستغفرونه وأما اللتان لا غنى بكم عنها فتسألون الله الجنة وتعوذون به من النار ومن أشبع فيه صائما سقاه الله من حوضي شربة لا يظمأ حتى يدخل الجنة.
" العلل " لابن أبي حاتم (1 / 249)، " الضعيفة " (871).
Salman Al Farisi berkata: Rasulullah saw berpidato di depan kami seraya berkata:
“Wahai manusia, bulan yang agung telah mendatangi kalian. Di dalamnya terdapat satu malam yang lebih baik dari 1. 000 bulan. Allah menjadikan puasa pada siang harinya sebagai sebuah kewajiban, dan menghidupkan malamnya sebagai ibadah tathawwu’ (sunnah). Barangsiapa pada bulan itu mendekatkan diri (kepada Allah) dengan satu kebaikan,  ia seolah-olah mengerjakan satu ibadah wajib pada bulan yang lain. Barangsiapa mengerjakan satu perbuatan wajib, ia seolah-olah mengerjakan 70 kebaikan di bulan yang lain. Ramadhan adalah bulan kesabaran, sedangkan kesabaran itu balasannya adalah surga. Ia (juga) bulan tolong-menolong. Di dalamnya rezki seorang mukmin ditambah. Barangsiapa pada bulan Ramadhan memberikan hidangan berbuka kepada seorang yang berpuasa, dosa-dosanya akan diampuni, diselamatkan dari api neraka dan memperoleh pahala seperti orang yang berpuasa itu, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa tadi sedikitpun” Kemudian para sahabat berkata, “Wahai Rasulullah, tidak semua dari kita memiliki makanan untuk diberikan kepada orang yang berpuasa.” Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam berkata, “Allah memberikan pahala tersebut kepada orang yang memberikan hidangan berbuka berupa sebutir kurma, atau satu teguk air atau sedikit susu. Ramadhan adalah bulan yang permulaannya rahmat, pertengahannya maghfirah (ampunan) dan akhirnya pembebasan dari api neraka.”

Hadits ini diriwayatkan oleh Ibnu Khuzaimah (1887), oleh Al Mahamili dalam Amaliyyah (293), Ibnu ‘Adi dalam Al Kamil Fid Dhu’afa (6/512), Al Mundziri dalam Targhib Wat Tarhib (2/115)
Para ulama menyebutkan hadist ini hadist dhoif. Namun ma’na yang terkandung di dalam hadist ini, banyak dijelaskan oleh hadist-hadist shohih. Dan satu-satunya hadist yang menjelaskan keutamaan Ramadzan secara utuh. Dan kandungan arti hadist ini sangat bagus. [1]
وقال : يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
Ketika Allah menyeru kita umat Islam dalam firman-Nya, yang artinya :  Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kamu bertakwa” (QS. Al Baqarah: 183 )
Hasil dari puasa adalah taqwa. Itu akan bisa kita raih, bila kita menjalankan puasanya dengan semangat, dan sungguh-sungguh. Kita akan sungguh-sungguh kalau kita tahu keutamaan Ramadzan. Diantara keutamaan Ramadzan yang disebutkan dalam hadist Ibnu Huzaimah antara lain:
1.     Ramadzan bulan yang  agung, siapa yang berusaha keras untuk menjalankan dengan semangat, maka ia akan mendapatkan keagungan hidup di dunia dan akhirta.
2.     Di bulan Ramadzan  adalah lailatul qodar, satu malam yang lebih baik dari 1. 000 bulan. Seribu bulan itu sama dengan 84 tahun
3.     Allah menjadikan puasa pada siang harinya sebagai sebuah kewajiban, dan rukun Islam. Pahalanya sangat banyak, yaitu pahala fardhu.
4.     Menghidupkan malamnya sebagai ibadah tathawwu’ (sunnah).
5.     Amalan sunnah dibalas dengan pahala fardhu atau wajib pada bulan yang lain.
6.     Amalan fardhu  di balas dengan pahala seolah-olah mengerjakan 70 kebaikan di bulan yang lain.
7.     Ramadhan adalah bulan kesabaran, sedangkan kesabaran itu balasannya adalah surga.
8.     Ramadzan bulan solidaritas .
9.     Pada bulan Ramadzan rezki seorang mukmin ditambah.
10.                        Barangsiapa  memberikan hidangan berbuka kepada seorang yang berpuasa akan : diampuni  dosa-dosanya, , diselamatkan dari api neraka,  memperoleh pahala seperti orang yang berpuasa itu, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa tadi sedikitpun. Walaupun buka puasa itu hanya sekedar satu biji kurma, atau seteguk air, atau sesendok susu.
11.                        Dan masih banyak lagi kebaikan yang terdapat dalam bulan Ramadzan yang disebutkan oleh berbagai hadist yang lain.
Oleh karena itu, mari kita sambut Ramadzan yang tinggal beberapa hari ini dengan berbagai persiapan, antara lain:
1.     Persiapan ruhy, menyambut ramadzan dengan penuh harap, gembira dan bahagia. Allahumma balighna Ramadzan. Ya Allah sampaikan kami kepada bulan Ramadzan.
2.     Persiapan fikri, yaitu dengan menambah  ilmu kita tentang fiqih puasa. Apa syarat puasa Ramadzan, apa rukun puasa Ramadzan, apa yang membatalkan puasa dan pahala Ramadzan dan seterusnya.
3.     Persiapan Sosial, dengan menyiapkan keluarga kita, masyarakat kita untuk menyambut dan melaksanakan puasa Ramadzan.
4.     Persiapan jasadi ( fisik ), yaitu dengan menjaga dan  menjadikan fisik kita tetap fit dan sehat.
Sehingga tatkalan Ramadzan datang, semua siap. Semua melaksanakan Ramadzan dengan penuh kwalitas. Sehingga akan keluar dari Ramadzan menjadi  pribadi yang bertakwa, keluarga yang bertakwa, masyarakat yang bertakwa dan  negara yang bertakwa.
Ketakwaan adalah hal dasar yang sangat kita perlukan dalam pribadi kita, keluarga kita, masyarakat kita terutama negara kita agak bisa keluar dari berbagai kesulitan yang sangat terasa menghimpit kita saat ini, tanpa tahu apa sebabnya, dan apa solusinya.




[1]   Hadits ini diriwayatkan oleh Ibnu Khuzaimah (1887), oleh Al Mahamili dalam Amaliyyah (293), Ibnu ‘Adi dalam Al Kamil Fid Dhu’afa (6/512), Al Mundziri dalam Targhib Wat Tarhib (2/115)
Hadits ini didhaifkan oleh para pakar hadits seperti Al Mundziri dalam At Targhib Wat Tarhib (2/115), juga didhaifkan oleh Syaikh Ali Hasan Al Halabi di Sifatu Shaumin Nabiy (110), bahkan dikatakan oleh Abu Hatim Ar Razi dalam Al ‘Ilal (2/50) juga Al Albani dalam Silsilah Adh Dhaifah (871) bahwa hadits ini Munkar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar