Jumat, 29 Mei 2009

Penyimpangan Sosial*

Published at Masturi's Weblog in 23.9.07:


(Dakwah, Menanggulangi Penimpangan Sosial)

Fenomena

Fenomena penyimpangan perilaku yang terjadi di masyarakat seperti masyarakat mahasiswa, bisa diberikan beberapa komentar:
1. Penyimpangan perilaku yang terjadi di masyarakat bisa dikatagorikan dalam; penyimpangan perilaku bisa sosial dan seksual, penyimpangan intlelektual, penyimpangan keyakinan atau akidah. Penyimpangan intelektual dan penyimpangan ideologis lebih berat dibandingkan penyimpangan sosial. Dan yang paling berat adalah penyimpangan ideologis.
2. Yang terjadi di tengah masyarakat umum jauh lebih parah bila dibandingkan yang terjadi di masyarakat Mahasiswa.
3. Apabila penyimpangan itu terjadi pada masyarakat yang agamis, maka yang terjadi di luar itu sesungguhnya lebih parah lagi.
4. Penyimpangan perilaku yang ada di masyarakat secara umum, sesungguhnya tidak terjadi spontan, akan tetapi melalui proses dan waktu yang cukup panjang.
5. Perubahan perilaku itu tidak berdiri sendiri, sebelumnya didahului oleh perubahan kerangka berpikir dan keyakinan.
6. Diantara faktor penyebab utama penyimpangan tersebut adalah sikap individualis dan terjadinya erosi kepedulian sosial....



Pandangan masyarakat terhadap penyimpangan perilaku sosial

Dalam memandang fenomena yang terjadi di tengah mahasiswa khususnya dan pada masyarakat pada umumnya tidaklah sama:
-Ada yang menganggap penyimpangan tersebut sebagai trend dan perubahan zaman, yang harus diikuti, dinikmati dan tak perlu ada sikap konfrontatif.
-Ada yang menganggap penyimpangan yang terjadi tersebut sebagai peluang yang harus diambil keuntungan materi, dan kesempatan itu hanya sekali. Bisa dijadikan sebagai komoditi jual.
-Ada yang menganggap penyimpangan tersebut sebagai sebuah perubahan nilai ke arah yang negatif yang harus diperbaiki.

Masyarakat dengan berbagai srata tatanannya yang terdiri dari:
-Masyarakat umum sebagai pelaksana aktivitas masyarakat.
-Intelektual, termasuk di dalamnya ruhaniawan dan agamawan sebagai konseptor dari kerangka berpikir sistem kemasyarakatan.
-Politisi dan pelaksana pemerintahan sebagai pengawal sistem dan struktural.
Juga berbeda-beda dalam memandang fenomena ini.

Pandangan seorang muslim.
Dipersilahkan kepada masyarakat dengan stratanya untuk memandangnya dengan dimensi masing-masing. Dipersilahkan untuk menilainya apakah hal-hal tersebut sebagai hal yang positif atau negatif? Apakah dijadikan sebagai trend yang harus dinikmati dan diikuti sebagaimana trend-trend yang lain? Ataukah akan dijadikan sebagai ladang bisnis yang bisa difasilitasi untuk mengambil keuntungan yang belum tentu datang di kesempatan lain? Ataukah hal itu akan dipolitisir untuk dijadikan sebagai komoditi untuk mencapai kekuasaan?
Namun fitrah manusia yang sehat, orang tua yang masih hidup fitrah sebagai orang tua, agamawan yang komit dengan agamanya masing-masing , dan seorang muslim yang komit dengan ajaran agamanya dalam melihat fenomena ini akan bertemu dalam satu muara; yaitu kebaikan umum. Masing-masing tidak akan berbeda dalam menilai bahwa penyimpangan perilaku tersebut adalah sebuah penyimpangan yang menuju kepada kehancuran.
Dengan demikian, kita akan mendapatkan dua bentuk masyarakat; bentuk pertama masyarakat yang sakit yang menganggap sebagai trend yang harus diikuti, ataukah sebagai peluang yang mendatangkan keuntungan, ataukah yang lainnya, dari manapun mereka berasal. Dan bentuk kedua masyarakat yang sehat yang ingin memberikan solusi pengobatan.
Begitulah seharusnya seorang mukmin memandang.

Sikap seorang da’I
Yang kami maksudkan dengan seorang da’I muslim adalah orang yang masih meyakini Islam sebagai konsep hidup, berusaha untuk mengamalkannya semaksimal ia mampu, dan berusaha untuk mendakhwahkannya kepada orang lain agar kebaikan Islam bisa juga dinikmati oleh orang lain. Profesi apapun yang dijalani selagi dalam koridor yang dibolehkan Islam; sebagai petani, birokrat, bisnisman, politisi, guru, guru agama, pendidik dan lain sebagainya.
Saat menyaksikan adanya penyimpangan perilaku yang terjadi di masyarakat tersebut, hendaknya bersikap:

1. Tidak berkecil hati, sebab yang terjadi adalah sebuah kemungkaran yang berlaku dari dulu hingga sekarang, dan terjadi di berbagai masyarakat, dan akan terus ada. Hanya kadarnya yang berbeda. Tugas da’I adalah menyeru kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran. Bukan dituntut hasil.
2. Fenomena tersebut akan menjadikan sang da’I untuk lebih komitmen dengan nilai-nilai kebaikan yang memang diperjuangkan oleh Islam, dan sedang ia perjuangkan dan jika ia lengah hal itu akan bisa menjangkitinya juga.
3. Fenomena yang terjadi itu lebih memacu lagi untuk bekerja mengadakan perbaikan-perbaikan, sehingga ia adalah lapangan ibadah yang harus dimanfaatkan dan dimaksimalkan dalam memperbaikinya.
4. Bekerja sama dengan siapa saja yang tidak menerima terjadinya penyimpangan tersebut untuk menyelesaikan penyakit masyarakat tersebut. Karena penyimpangan yang terjadi juga akan mengarah kepada siapa saja. Tidak ada yang kebal terhadap dekadensi moral.
5. Mengadakan team network dengan semua unsur masyarakat yang masih berkemauan untuk memperbaiki keadaan untuk mengadakan pembagian kerja, sesuai dengan lapangan garapannya masing-masing; sebagai orang tua, pendidik, mahasiswa, politisi, pejabat dan lain sebagainya.
6. Konsisten untuk selalu mengadakan perbaikan, tidak berhenti walau sekejap. Sebab, berhenti sejenak berarti memberikan peluang kepada penyimpangan itu untuk beranak-pinak.

Usulan solusi
Perlu dipikirkan berikutnya untuk mengembalikan masyarakat kepada nilai kebaikan. Untuk memberikan solusi terhadap masalah tersebut, kita harus tahu pokok dari permasalahannya;
Kalau bisa diamati secara global sebab dari masalah disebabkan oleh dua hal:
1. Kebodohan: bodoh terhadap nilai-nilai agama,terhadap nilai-nilai luhur, terhadap orientasi hidup.
2. Hawa nafsu: nafsu seksual, nafsu harta, nafsu kedudukan dan lain sebagainya.

Selanjutnya kepada para da’I untuk memelopori adanya perubahan-perubahan menuju kepada kebaikan, dalam skala individu, keluarga dan masyarakat. Proses perubahan tersebut:
1. Merubah dari kebodohan kepada pengetahuan.
Yang kami maksud kebodohan di sini bukan kebodohan intelektualitas, akan tetapi kebodohan terhadap agama, nilai-nilai luhur, dan orientasi hidup. Buta huruf lebih ringan permasalahannya daripada buta agama, buta nilai-nilai luhur, dan buta orientasi hidup.
Untuk mengatasi hal ini sang da’I perlu memberikan pengajaran kepada masyarakatnya dengan berbadai sarana dan prasarana yang ia miliki. Sesuai dengan kapabilitas yang ia miliki. Sang da’I tidak boleh berhenti dan berputus asa untuk menjalankan perannya ini.
2. Merubah dari pengetahuan menjadi kerangka berpikir.
Tidak semua informasi yang masuk ke dalam otak seseorang, dijadikan sebagai pijakan pemikirannya. Hal itu akan menjadi pola pikir dan kerangka berpikir setelah melalui proses. Sebuah proses memerlukan waktu.
Dengan demikian sang da’I jangan cukup puas dengan hanya menyampaikan informasi dengan pidato, diskusi dan tulisan-tulisannya. Akan tetapi ia harus berusaha agar nilai-nilai kebaikan yang disampaikannya bisa diserap oleh obyeknya, dan mewarnai kerangka berpikirnya. Dalam hal ini iklan komersial bisa kita jadikan sebagai contoh getolnya ajakan dan seruan
3. Merubah dari kerangka berpikir menjadi keyakinan.
Tidak semua kerangka berpikir menjadi sebuah keyakinan. Untuk menjadi sebuah keyakinan kerangka berpikir harus melalui proses yang cukup dalam diri seseorang. Karena keyakinan ini yang menjadikan seseorang bisa mempertahankan sikap bahkan sampai menyabung nyawa. Maka tidak heran untuk merubah pola pikir menjadi keyakinan termasuk proses yang lambat. Dalam prosesi tersebut menyingkirkan berbagai pertanyaan, berbagai keragu-raguan, hingga melahirkan sebuah ketenangan hati. Pola berpikir yang tidak melalui proses yang matang hanya akan melahirkan fanatisme buta. Atau akan mudah tergoyahkan dengan alasan-alasan yang mampu mematahkannya. Namun Keyakinan yang melalui proses yang benar, akan menimbulkan sikap yang tepat dan penuh tanggung jawab.
Di sini peran da’I sangat diperlukan untuk membantu obyeknya mencapai keyakinan yang diinginkan. Kesabaran untuk menerima berbagai pertanyaan, menjawab berbagai pertanyaan, dan menghilangkan berbagai keraguan. Maka kerja da’I bukanlah kerja yang ringan.

4. Merubah dari keyakinan menjadi perilaku.
Namun demikian proses sebuah pola pikir untuk menjadi keyakinan rupanya tidaklah cukup. Sang da’I tidak boleh puas sampai di situ saja. Sebab yang ingin kita raih adalah produktifitas dan kerja nyata. Berapa banyak orang yang memiliki keyakinan,namun karena keyakinan itu mandul, maka ia tidak mempu menghasilkan apa-apa. Keyakinan yang kita inginkan adalah keyakinan yang mampu memberikan motivasi dan daya gerak. Bukan keyakinan yang beku hanya bercokol di dalam hati dan tidak bisa dilihat realisasinya.
Di sini peran sang da’I untuk membantu obyeknya menjadi subyek dari keyakinan tersebut. Dengan keteladanan yang baik, sikap-sikap yang memotivasi, memberikan contoh-contoh praktis. Sehingga obyek dakwah menjelmakan keyakinan tersebut ke dalam perilakunya.

5. Merubah perilaku menjadi orientasi .
Ketika seseorang sudah mengejawantahkan keyakinannya ke dalam aksi dan tindakan, terkadang perilaku dan aksi tersebut mengalami fluktuasi menaik dan menurun. Bukan sebuah cela bila seseorang mengalami fluktuasi dalam perilakunya, namun hendaknya fluktuasi tersebut tidak terlalu jauh jaraknya. Yang dimaksud istiqomah, adalah bila seseorang mampu mengawal sikapnya ke dalam standar umum yang baik.
Untuk menjaga agar seseorang mengalami fluktuasi yang seimbang, dan masih dalam bingkai yang logis, diperlukan seseorang itu untuk memiliki orientasi dalam setiap kerjanya. Dan tidak ada orientasi yang sanggup mengawal hal ini kecuali orientasi ibadah dalam setiap aktivitas kehidupan.

Demikianlah sedikit input untuk solusi menghadapi perilaku menyimpang dari nilai-nilai agamis,nilai-nilai luhur. Sebuah kerja yang terus menerus sesuai dengan kapasitas masing-masing penyeru kebaikan, dengan tanpa mengenal lelah. Hingga mendatangkan perubahan atau mati dalam melakukan kebaikan.
Hendaknya semua unsur yang ada di masyarakat secara individu ,institusi maupun kelembagaan ; pemerintah, lembaga-lembaga sosial, pejabat, lembaga-lembaga pendidikan, pesantren-pesantren dan lain sebagainya juga menjadi pelopor dalam melaksanakan proses ini, bekerja sama menjalin network yang kuat dengan tanpa mengecilkan peran pihak lain.
Wallahua’lam bishowab.
Keberatan dengan iklan ini?

Islamabad, 23 Januari 2004
Oleh: Masturi Istamar Suhadi Usman
http://ekspresiperenungan.blogspot.com

* Dipresentasikan dalam acara bedah buku: Sex in the kost, karya Iip Wijayanto, dalam rangka memperingati 15 tahun IKPM cabang Pakistan, di aula KBRI Islamabad pada 25 Januari 2004.
Posted by Masturi at 12:41 PM 0 comments Links to this post
Labels: Fiqih Dakwah

Raihlah Surgamu

Published at Masturi's Weblog in ......:

Seorang Ibu, dengan berlinang air mata, duduk di atas kursi. Sementara sang putri yang sudah dirias dan mengenakan pakaian pengantin sebentar lagi akan beranjak ke tempat acara akad nikahnya. Terbayang diwajahnya, sorang bayi mungil yang pernah dilahirkannya 22 tahun yang silam. Ya seorang bayi perempuan, lahir dengan segala kelemahannya. Bersama suaminya dia membesarkan anak tersebut. Dibanjiri oleh rasa cinta, dihujani dengan rasa kasih mereka, sang bayi tumbuh. Ah,…seingatnya, dia tidak pernah dibentak dan dihardik. Apalagi lambaian tangan disertai pukulan. Hingga anaknya tumbuh dengan rasa kasih, besar bersama rasa iba. Itulah yang dia lihat dari pribadi anaknya. Mungkin ungkapan yang tepat untuk sang putri tersebut “ gadis yang sholihah.” Memori nuansa kemesraan seorang anak terhadap orang tuanya begitu dia rasakan. Anak itu tidak pernah membantah, apalagi melawan. Tutur katanya lembut menunjukkan kedewasaan. Sinar matanya membawa keteduhan, penuh kejujuran dan tidak pura-pura. Semakin dia ingat memori diulang, semakin deras air mata yang keluar. Semakin penuh keharuan dan kesyukuran yang dirasakan.....
Semua ini hanya atas kehedak Allah, semua ini hanya karunia Allah. Namun hari ini, antara rasa bahagia dan ragu, haru dan syukur sang ibu harus melepas putrinya. Ya melepasnya. Untuk suaminya. Menantunya???? Sepengetahuan yang dia ketahui bersama sang suami, katanya calon menantu itu baik dan sholeh. Informasi dari putrinya juga mengatakan, kalau calonnya baik dan sholeh. Tapi rasa sangsi dari seorang ibu, kekhawatiran yang timbul dari rasa sayang, belum bisa menerima begitu saja. Secara prinsip ia menerima, karena memang keharusan untuk melepas putrinya menuju mahligai rumah tangga. Tapi kebaikan sang menantu???? Itu yang mengganggu pikirannya. Hanya hari-hari mendatang yang akan membuktikan. Apakah putrinya akan menjadi kuda di rumah suaminya, padahal di rumahnya ia pelihara jangan sampai tergores fitrahnya. Akankah ia akan menjadi pembantu di rumah suami, padahal harapannya untuk menjadi istri yang sholihah dan ibu yang baik. Akankah ia hanya menjadi tempat pelampiasan hasrat, padahal yang ia inginkan putrinya bisa beribadah dan menikmati keindahan dunia. Apakah, apakah dan seribu apakah???????? Ah…, hanya Allah yang Maha Tahu tentang yang terjadi pada hari esok. Sebagai pelengkap rasa tawakkal, dengan rasa haru yang menggebu, dengan rasa sayang untuk kebaikan putrinya, pesan yang mengandung doa kepada Yang Maha Pemberi kebahagiaan disampaikan: Putriku, Engkau akan melangkah menuju kehidupan yang asing. Kehidupan yang tidak ada tempat untuk Papa dan Mama atau saudara-saudaramu. Dalam kehidupan itu, engkau akan menjadi teman bagi suamimu yang menghendakimu hanya menjadi miliknya seorang. Walaupun dari darah dan dagingmu sendiri. Jadilah kamu istri untuknya. Dan jadilah kamu ibu baginya. Buatlah ia merasa bahwa engkau adalah segalanya. Dunianya. Ingatlah, bahwa laki-laki tak ubahnya bayi besar, hanya dengan sedikit ungkapan kelembutan sudah mendatangkan kebahagiaan. Jangan kamu jadikan perasaannya, dengan menikah denganmu berarti telah merampasmu dari keluargamu. Karena perasaan yang sama pasti menimpanya juga. Ia telah meninggalkan rumahnya dan orang tuanya yang ia cintai, hanya untuk mendampingimu. Yang membedakan antara perasaannya dan perasaanmu hanyalah perbedaan seorang laki-laki dan perempuan. Perempuan senantiasa merindukan keluarganya, ayah dan ibunya. Rindu kepada rumah tempat ia dilahirkan, tumbuh dan besar. Namun ia harus kembali kepada kehidupannya yang baru. Ia harus beradaptasi dengan laki-laki asing yang kini senantiasa mendampinginya. Menjadi suami dan pelindungnya. Ayah dari anak-anaknya. Itulah duniamu sekarang nak. Putriku, Itulah harimu dan masa depanmu. Itulah keluargamu yang sekarang sedang engkau rintis bersama suamimu. Papa dan Mama????? Mereka sudah menjadi masa lalumu, yang sudah berbuat untukmu. Sungguh aku tidak minta engkau melupakan Papa, Mama dan saudara-saudaramu, karena mereka tidak akan pernah melupakanmu selamanya. Tidak mungkin seorang ibu melupakan permata hatinya. Tapi yang ku minta, cintailah suamimu, hiduplah dengannya, carilah kebahagiaan bersamanya. Putriku, Hari ini, aku sudah melaksanakan tugasku sebagai seorang Ibu. Dengan cucuran air mata, antara rasa cemas karena cinta, dan harap kepada-Nya, aku lepaskan engkau, semoga engkau meraih ridhonya, karena ia jalan satu-satunya untuk meraih ridho-Nya. Ia Surga dan Nerakamu, aku hanya menghendakimu untuk meraih surgamu.
Sepakat dengan isi makalah ini????

Sumber inspirasi: Risaalah Ila Al Aruussain
Islamabad, 9 April 2007


Masturi Istamar Suhadi Usman
http://ekspresiperenungan.blogspot.com

Obyek Kerja Dakwah

Published at Masturi's Weblog in 26.9.07:
Kerja dakwah yang baik, paling tidak memiliki tiga obyek kerja yang harus berimbang. Tidak boleh melebihkan satu dari yang lain. Bila tidak seimbang, maka ia sudah masuk ke dalam ekstrimisme yang membahaykan bukan hanya diri dai sendiri dan kelompoknya, lebih dari itu membahayakan masyarakat. Hal itu akan kontra produktif dengan tujuan dakwah itu sendiri, meningkatkan dan mendorong masyarakat agar lebih bisa menikmati kesejahteraan yang sebenarnya, bukan kesejahteraan semu. Obyek itu adalah:....
1. Obyek internal. Dakwah, apa saja, tidak akan berjalan dengan sendirinya. Tidak mungkin berjalan hanya dengan mengumpulkan orang di jalanan untuk memiliki satu cita dan keinginan. Dakwah memerlukan orang yang memiliki kesamaan visi, misi dan militansi. Orang di jalanan memiliki visi yang bermacam-macam, cita yang beraneka dan misi yang bervariasi. Belum lagi militansinya. Dakwah, seandainya tidak bisa meyamaratakan antara cita, misi dan militansi, paling tidak mendekatkan. Barulah dakwah akan bisa berjalan. Di sini fungsinya Tarbiah. Obyek ini, garapan dari tarbiah itu. Maka tarbiah adalah modal utama dari mesin dakwah, atau bahkan ia adalah mesin itu sendiri. Dai yang bijak, akan mampu membuat porsi yang tepat untuk kawasan ini. 2. Obyek Ekternal Dakwah memerlukan artikulasi di masyarakat luas. Kebaikan dakwah untuk mengantarkan masyarakat, apa saja dan siapa saja menuju kebaikan dan harkat kemanusiaan. Maka obyek umum harus menjadi tujuan. Sehingga kerahmatan Islam bisa dirasakan oleh siapa saja. Misi Islam bukan hanya sekedar membawa kebaikan untuk umat Islam, tetapi kebaikan untuk alam termasuk tumbuhan dan binatang. Apalagi manusia, apapun agama dan keyakinannya. Maka „ Amal Amm“ merupakan keniscayaan. Ekternal adalah aplikasi nyata dari kehidupan. Maka kehadiran dakwah dan da’i di masyarakat harus mereka rasakan. Da’i memerlukan legitimasi. Da’i yang baik memeras tenaga, pikiran, bahkan keringat dan hartanya agar masyarakat bisa hidup, istirahat dan tidur dengan tenang. Dai menyelesaikan masalah di masyarakat, bukan menjadi masalah di masyarkat. Karena masyarakat sangat kompleks, maka sang da’i harus tahu dari arah mana ia dan kelompoknya masuk ke dalam hati masyarakat. Masyarkat bukan bodoh, bahkan mereka sangat cerdas. Karena mereka tahu apa yang terbaik untuk mereka. Masyarakat terdapat para intelek, yang juga menjadi solusi di masyarakat. Dakwah yang gagal, dakwah yang selalu meletakkan masyarakat dalam posisi orang-orang bodoh. Seakan-akan buta dan awam sama sekali dengan kebaikan. Dakwah yang berhasil adalah dakwah yang meletakkan segala sesuatu secara proporsional. Yang baik harus dikatakan baik dan didukung, siapapun ia dan mereka. Yang pintar dan intelek, harus diakui intelelektualitasnya dan perlu belajar darinya. Sedang yang tidak baik, harus dikatakan tidak baik dan dikasihi untuk dibimbing dan diarahkan, bukan dikucilkan apalagi dibuang dan disingkirkan. Yang bodoh, harus di kasihi dan dibina agar ia bisa meningkat menjadi pintar dan menikmati indahnya ilmu dan pengetahuan. 3. Obyek pertengahan Obyek yang ketiga dalam dakwah, pertengahan dari obyek internal dan eksternal. Ini juga menempati posisi strategis dalam masyarkat. Ia penyambung lidah antara internal dan eksternal. Internal biasanya ekslusif dan tidak sedikit yang cenderung kaku. Eksternal biasanya cenderung encer dan seenaknya. Yang sering terjadi adanya benturan, karena jauhnya jurang pemisah antara keduanya. Obyek kedua inilah yang bisa mendekatkan keduanya. Itulah ketiga obyek dakwah yang harus berjalan secara seimbang. Bagaimana dengan dakwah anda????
Sepakat dengan makalah ini????:

Islamabad, 28 Juni 2007
Oleh: Masturi Istamar Suhadi Usman
http://ekspresiperenungan.blogspot.com/
Posted by Masturi at 7:41 AM 0 comments Links to this post
Labels: Fiqih Dakwah

Uang Palsu

Published at Masturi's Weblog ini 28.9.07:


Yang namanya palsu tidak ada yang enak. Semua orang pasti menolaknya. Tidak ada yang pengin punya sesuatu yang palsu kecuali hanya pemalsu. Dia khan memang produsennya, mau tidak mau harus suka.
Cerita uang palsu, sungguh sangat menyakitkan. Sudah beberapa negara yang saya kunjungi, tapi pengalaman dengan uang palsu ini hanya saya alami di Pakistan. Tidak tahu kenapa begitu.
Menurut pengamatan saya, masyarakat seperti sangat kenal dengan uang palsu itu. Dan seperti biasa berinteraksi dengan uang palsu. Dan seolah-olah ketika ia menerima uang dari siapa saja, ada kekhawatiran dan kecurigaan tersendiri. Jangan-jangan palsu, mungkin begitu pikir mereka.
Jam 16.00 aku pergi belanja ke Bazar, namanya " Sabzi Mandi Bazar". Bazar sayur yang paling dekat dengan rumahku, yang lokasinya dekat dengan Kampus International Islamic University. Dari omongan masyarakat, Bazar ini pasar induk yang menyuplai sayuran dan buah-buahan ke seluruh Islamabad dan Rawalpindi.
Kembali ke uang palsu. Selesai beli beras yang sabse sasta wala", aku segera mencari kurma untuk persiapan buka puasa. Dalam setiap kali belanja, terutama di pasar rakyat aku selalu memilih penjual yang tua, dengan pertimbangan kasihan sekaligus ingin bantu. Manusiawi khan?? Itulah yang kulakukan. " Ek kilo, kitna bhai shab?" tanyaku dengan bahasa urdu yang ku fasih-fasihkan. " Pecas rupess shirf yar." jawabnya.
"Okey, ek kilo." Segera ku ambil lembaran 50 rupees pakistan dan bayar. Sambil melihat-lihat catatan belanjaan saya tinggalkan tukang kurma itu.
Dalam jarak 20 meter saat mencari-cari belanjaan yang lain, terdengar orang berteriak-teriak. Kutengok ke arah suara itu. Ah rupanya orang-orang meneriaki aku. Dan hampir semua orang melihat ke arahku. Dengan wajah kesal, kuhampiri orang-orang yang meneriaki-ku, " Apa mau mereka?" pikirku dengan perasaan geram.
Sambil kugerakkan tanganku'" Kiya caiye?" kataku meninggi. " Iye tumhare pesa do number." katanya
Sungguh aku sangat terkejut, kok bisa aku menyerahkan uang palsu??? Uang itu lembaran 50 rupess uang kembalian yang ku terima semalam dari toko buku "Shahin" di I-10 markaz saat aku membelikan Computer Book untuk Shofia anakku.
Uang itu ku ambil dan ku tanyakan lagi," Is it number two?" tanyaku dalam bahasa Inggris meyakinkan. " Yes." kata salah seorang penjaga toko pelangganku.
Tak sabar lagi, aku sobek uang itu di depan mereka semua sambil teriak sekeras-kerasnya," Iye Pakistani pesa, do number sare." Trus ku ganti dengan uang yang lain.
Dengan kesal aku tinggalkan tempat itu, dengan semua orang memandangku. Aku tak peduli.
Aku sangat kesal. Gak tahu harus kesal sama siapa. Paling tidak kepada pemalsu uang itu. Romadhon harus bisa nahan diri nih!!
Padahal khan cuma uang palsu, bagaimana kalau yang palsu itu:
Cinta, Janji, Iman, Kesetiaan, Pengabian, Kasih sayang, dan semua palsu-2 yang tidak kelihatan????? Pasti akan sangat menyakitkan. Untung yang terjadi padaku hanya uang palsu. Bukan Cinta palsu, Janji Palsu, Iman Palsu, Kesetiaan Palsu, Kasih sayang Palsu..... Naudzubillah.
Sebenarnya aku pengin mengirimkan cerita ini ke adik-adikku di Mesir melalui e-mail,tapi sudahlah cukup di sini saja, kali mereka dah baca juga cerita ini di sini.
Huh....inni shoim, inni akhofullah.

Islamabad, 27 September, 2007

Masturi Istamar Suhadi Usman

http://ekspresiperenungan.blogspot.com

Tentukan Sasaran Anda

Published at Masturi's Weblog in 29.9.07:

Tidak terkecuali dakwah, setiap aktifitas seharusnya memiliki sasaran dan tujuan. Bila aktivitas tidak memiliki sasaran dan tujuan akan berakibat fatal, antara lain:
1. Aktivitas itu tidak mendatangkan hasil.
2. Pelaksanakan programnya akan asal-asalan, karena tidak punya target yang jelas.
3. Kegagalan dan keberhasilannya tidak bisa diukur.
4. Orang yang mengikuti aktivitas itu akan bosan, sehingga akan meninggalkannya.......
Melihat kondisi ini, maka semua aktifitas dakwah harus memiliki target dan tujuan.
Sebagai contoh, seorang murobby yang memiliki aktifitas tarbiyah, saat mendapatkan mad’u, harus terdetik dalam hatinya berbagai pertanyaan, seperti:
1. Apa Target yang harus saya pasang untuk mad’u saya ini???
2. Mau saya bawa ke mana mad’u saya ini???
3. Berapa lama waktu yang saya perlukan untuk mencapai target tersebut???
4. Kegiatan apa saja yang bisa saya lakukan untuk mencapai tujuan tersebut???
5. Berapa banyak kira-kira waktu, tenaga, pikiran bahkan biaya yang saya perlukan untuk mencapai tujuan tersebut???
Semakin banyak pertanyaan saat melihat sasaran, akan memudahkan sang da’i untuk melangkah. Semakin jelas target dan tujuannya, dan akan semakin memudahkan untuk evaluasi setiap perjalanannya.
Banyak fenomena yang terjadi di kalangan aktivis dakwah, sang da’iy menuntut agar mad’unya memberikan intima’nya, namun ia tidak tahu target yang harus dicapai. Akhirnya yang terjadi, sang mad’u merasa bosan, karena merasa jalan di tempat. Telah menghabiskan waktu lama, berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun namun hanya sia-sia tidak ada kejelasan tujuan.
Mad’u dan da’inya seperti sepakat untuk melaju ke muara futur. Seakan-akan dua-duanya sepakat untuk mengatakan,“ Menyesal kita berjumpa di sini.
“ Wahai para da’iy, seandainya anda tidak punya target dalam dakwah, tidak punya target dalam dalam tarbiyah, bagus mundur saja. Biarkan orang lain maju untuk mengambil alih posisi anda.
Jangan sampai anda mengikrarkan diri sebagai seorang da’iy yang berdakwah, padahal realitanya anda penghalang dakwah itu sendiri.
Wallahu a’lam.
Islamabad, 12 Mei 2007
Oleh: Masturi Istamar Suhadi Usman
http://refleksie.blogspot.com

Nasehat Ibu Untuk Putrinya

Published at Masturi's Weblog ini 1.10.07:

Wahai Putriku,
Sesungguhnya wasiat kalau kau abaikan
karena merasa lebih mulia dari yang memberimu pesan,
atau nasab keturunan kamu lebih tinggi darinya,
akan menjerumuskanmu.

Putriku Ingatlah,
pesan adalah pengingat bagi orang yang mulia,
dan bantuan bagi orang yang berakal.

Wahai Putriku,
Seandainya seorang wanita tidak butuh kepada suami,
karena butuhnya orang tuanya kepadanya,
maka aku orang yang paling tidak butuh kepadamu.
Tetapi, untuk laki-laki wanita diciptakan,
untuk wanita laki-laki dilahirkan

Wahai putriku,
jagalah sepuluh perkara:

Pertama dan Kedua:
Sertailah suamimu dengan merasa cukup,
pergaulilah dia dengan baik,
taatilah ia,
merasa cukup menjadikan hati tenang,
sedang ketaatan mendatangkan ridho Tuhan.

Ketiga dan Keempat:
Jagalah selalu pandangan dan pendengaran suamimu.
Jangan sampai matanya memandang kejelekanmu,
dan hidungnya mencium aroma yang tidak sedap darimu.

Kelima dan Keenam:
Perhatikan selalu waktu makannya, dan jangan kau usik tidurnya,
rasa lapar membuat panas hati,
mengusik tidur menimbulkan kemarahan.

Ketujuh dan Kedelapan:
Jagalah harta dan keluarga suamimu,
menjaga harta yang baik dengan manajemen yang rapi,
menjaga keluarga yang baik dengan menghormati.

Kesembilan dan Kesepuluh:
Jangan kamu sebarkan rahasianya,
dan jangan kamu bantah perintahnya.
Jikalau kamu tidak bisa menjaga rahasianya,
kamu tidak akan selamat dari pengkhianatannya,
kalau kamu tidak taat perintahnya,
kamu telah membakar hatinya.

Hormatilah ia,
maka ia akan lebih menghormatimu.
Berikan selalu persetujuanmu,
niscaya ia akan senantiasa menyertaimu

Puteriku Ketahuilah,
kamu tidak akan mampu menaklukkan hatinya,
hingga kamu lebih mengikuti kemaunnya daripada kehendakmu sendiri
Lebih mengutamakan ridhonya,
daripada ridhomu sendiri
dalam suka dan duka

Duhai Puteriku sayang,
Jangan bergembira saat suamimu bersedih
Dan jangan kamu bersedih,
saat ia dalam suasana gembira.

***

Keberatan dengan tulisan ini???

Nasehat : Umamah binti Al Harits kepada putrinya di hari pernikahannya
Sumber : Ahkam Nisa’ Ibnu al Jauzy

Cari Uang Via Google Adsense???

Published at Masturi's Weblog in 8.10.07:

Beasiswa Google, begitu Ahmad Fatih Syuhud menyebutnya, merupakan kesempatan yang memungkinkan bagi orang-orang yang mau kerja keras dan berusaha untuk mendapatkan pemasukan dari aktivitiasnya di dunia Cyber. Banyak cerita tentang Google yang memberikan gaji kepada orang yang turut serta mengiklankan berbagai produk di internet. Google memang perusahaan advertivsing, bahkan bisa dibilang sebagai Greatest advertising saat ini. Dengan melakukan mendaftar di Adsen milik Google, program untuk mendapatkan pemasukan dari internet bisa anda mulai, semua cerita itu bisa dirintis. Anda akan menjadi salah seorang publishernya. Bagaimana penghitungannya??? Dengan mesin hitung dan system komputerisasi yang super canggih semua bisa dilakukan oleh Google. Anda bisa tiap saat melihat perkembangan gaji yang anda dapatkan. Semua bermula dari pendaftaran di Google Adsense. Ibaratnya, ia merupakan langkah pertama dari seribu langkah yang akan anda jalani.
Diantara cerita keberhasilan para publisher Indonesia,dialami oleh Cosa Aranda, yang konon katanya penghasilannya sampai puncak digit 5. (maaf Mas Cosa, untuk membuat semangat teman-teman, moga anda ikhlas selalu). Selain itu ia juga pernah menuliskan beberapa diantara mereka di blognya. Dengan berbagai variasi hasil, namun jerih payah mereka bisa mendatangkan hasil yang bisa dinikmati. Diantara mereka misalnya :Keeper, Siswanto, Radian,Ucok dan lain-lainnya yang tidak mungkin untuk disebutkan semua di sini. Paling tidak mereka orang-orang yang telah menimba dollar dengan semangat dan kerja keras.

Pengalaman mereka merupakan informasi yang berharga bagi siapa saja. Anda bisa memulainya dari sekarang. Kenapa anda tidak mencoba???? Cobalah, waktu dan kesungguhan anda yang akan menjadi bukti.

Keberatan dengan informasi ini????

Oleh: Masturi Istamar Suhadi Usman
http://refleksie.blogspot.com

Surat Pesan Dari Pakistan: Untuk Sukses Pesta Blogger 2007

Published at " Masturi's Weblog" in 9.10.07:

Mengawali pesan untuk Sukses Pesta Blogger 2007, saya sampaikan salam damai dari saya untuk semua blogger Indonesia.
"Bagus sekali...!!! Acaranya pasti keren...!" Begitulah komentar beberapa teman saat mengomentari informasi yang saya sampaikan tentang gathering para blogger Indonesia 2007"Pesta Blogger" pada bulan Oktober ini. Rencana Pertemuan yang sempat menjadi Headline beberapa Media Elit Indonesia.
Paling tidak ada beberapa alasan kenapa acaranya bagus, keren plus unik:
1. Acara gathering nasional para blogger Indonesia ini pertama kali di adakan. Walaupn bisa jadi gathering kecil-kecilan para bloger lokal sering diadakan.
2. Pencetus ide dan organizer acara ini hebat, paling tidak punya nyali untuk melangkah ke arah itu. Kenapa hebat??? Ide ini (gathering) sebenarnya semua orang akan mengakui bagus, tapi tidak semua orang berani melontarkan. Karena memerlukan tanggung jawab untuk merealisasikan, yaitu kerja nyata. Padahal di zaman sekarang ini khan tidak mudah mencari orang yang mau kerja. Apalagi kerja itu non profit. Maka ia orang hebat, paling tidak menurut saya hehehe.
3. Acara pasti pasti penting, karena acaranya orang-orang yang punya misi. Para blogger adalah para penulis. Penulis jelas punya misi, motivasi dan dedikasi tersendiri. Apapun itu misinya. Kalau kita amati, saat blogwalking para blogger punya misi dan orientasi tersendiri. Paling tidak orang yang independen, mandiri dalam bersikap.
4. Acaranya pasti penting, karena akan melahirkan kelas tersendiri di masyarakat yang, akan punya bobot tersendiri dalam strata kemasyarakatan. Paling tidak, bobot kontrol sosial, dan keberanian untuk mengungkapkan sikap.
5. Pasti akan dihadiri para blogger-bloger senior kondang, paling tidak sekelas " Top Ten 2006" nya Fatih Syuhud; Enda Nasution, Jennie S. Bev, Budi Putra, Ronny Haryanto, Agusti Anwar, Yosef Ardi, Isnaini, Ong Hock Chuan, Fatih Syuhud, Cosa Aranda, dan lain-lainnya yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu. Tak mustahil menteri Juwono Sudarsono dan Yusuf Asy'ari akan datang juga.
6. Yang menjadi Sponsor acara ini orang-orang yang punya kepedulian dan kepekaan sosial, karena bisa menangkap fenomena positif yang baru muncul di masyarakat. Saya ucapkan terima kasih untuk para sponsor acara ini.

Secara pribadi, penulis sangat menyambut hangat acara ini. Walau tidak bisa berperan apa-apa, dengan menempelkan banner di blog saya, dan menuliskan sedikit coretan ini, moga bisa menambah bobot kesuksesan acara.

Di sini ada sedikit harapan dari saya, antara lain:
1. Perkumpulan itu bisa melahirkan misi dan visi kebersamaan untuk kesatuan Indonesia, yang memang memerlukan kerja nyata dari tangan-tangan suci, tanpa pamrih. Karena bisa dikatakan orang-orang yang menyentuh kesatuan Indonesia, selama ini, adalah orang-orang yang tidak ikhlas atau kurang ikhlas, bicara lantang karena punya kekuasaan, semangat kerja karena ada uang. Sebagai buktinya, kebanyakan mereka sekarang ini bermuara di hotel-hotel prodeo Cipinang dan sejenisnya.
2. Bisa mengangkat citra SDM Indonesia di mata percaturan Internasional. Sebenarnya orang Indonsia bukanlah orang pinggiran. Orang Indonesia bisa duduk sejajar dengan orang lain, hanya karena tindakan orang-orang yang tidak bermartabat menjadikan orang Indonesia bangsa yang berkelas "Babu".
3. Merencanakan untuk melangkah bersama dengan para blogger Internasional untuk menyatukan langkah demi kedamaian rumah kecil kita ini (dunia internasional).
4. Bisa menghasilkan kekuatan advokasi bagi masyarkat yang teraniaya oleh kekuasaan, kesewenang-wenangan oleh siapapun. Sehingga kontrol sosial dari kesewenang-wenangan bisa dilaksanakan.
5. Bisa melahirkan resolusi yang independen yang memihak kepada kepentingan bersama.

Dengan demikian, para blogger yang akan menghadiri acara ini harus membawa ide-ide segar yang nantinya bisa dimatangkan bersama. Begitu juga Panitia bisa menyediakan draft acara yang bisa membawa hasil yang positif. Gak usah terlalu tegang ya, nyantai tapi bermutu. Selamat berpesta blogger, moga sukses selalu.

Keberatan dengan tulisan ini???

Islamabad, 9 Oktober 2007
Masturi Istamar Suhadi Usman
Mahasiswa Pasca Sarjana IIU Islamabad, Pakistan
http://refleksie.blogspot.com

3 comments:

-tikabanget- said...

ah, sayang..
ndak bisa ketemuan di pesta ituh ya..

10.10.07

KaiToU said...

keberatan, om...
link ke om Fatih Syuhudna koq ditulis dua kali...??? :O

hehueheuhehehe... :P

11.10.07

Totok Sugianto said...

gimana komunitas blogger di Pakistan? apakah seramai di Indonesia juga?

Welcome Pak Menlu Kami punya masalah

Published in "Masturi's Weblog" in: 10.8.2007

Berita kedatangan Bapak Menteri Luar Negeri Prof. Dr. Hasan Wirayuda ke Pakistan untuk mengikuti Konferensi OIC begitu membawa kondisi yang cukup menggembirakan buat Masyarakat Indonesia di Islamabad, khususnya Mahasiswa.
Sebuah perasaan yang sangat beralasan dan bukan tendensius. Laksana anak di perantauan yang dikunjungi oleh orang tuanya, merupakan ungkapan yang tidak dibuat-buat....


Bagi teman-teman mahasiswa di Mesir, pribadi beliau sudah tidak asing. Saat krisis moneter melanda Indonesia tahun 1998, yang akhirnya melahirkan reformasi, beliau menjabat sebagai Duta Besar RI di Kairo mencetuskan lahirnya Team Penanggulangan Krisis Moneter (TPKM) yang menyelamatkan 2500 Mahasiswa Indonesia di Mesir dari droup out. TPKM itu kini sudah menjadi lembaga yang mapan dalam menangani masalah para mahasiswa dan masyarakat Indonesia, dengan nama baru Badan Wakaf dan Kesejahteraan Mahasiswa (BWKM). Atas prestasi tersebut, Rektor Azhar University saat itu, Prof Dr Umar Hasyim menganugerahkan penghargaan gelar 'Bapak Indonesia' di Mesir, dalam pertemuannya dengan masyarakat mahasiswa. Sungguh prestasi yang cukup menakjubkan.
Melihat keberhasilan beliau saat itu, juga ketepatan saat ini jabatan beliau sebagai Mentri Luar Negeri, tidak salah kiranya kita mengutarakan beberapa hal permasalahan yang kita hadapi kepada beliau. Permasalahan itu antara lain:
1. Masalah NOC mahasiswa baru yang tersendat-sendat keluarnya dari pemerintah Pakistan. Sebagai contoh, mahasiswa baru yang mendaftar bulan Juni Tahun 2006 lalu, NOC-nya baru diterima awal tahun ini (2007). Padahal seharusnya mereka bisa belajar bulan September pada tahun yang sama. Sangat disayangkan, keterlambatan atau tidak keluarnya NOC ini tanpa alasan yang jelas. Setiap kali dikonfirmasikan ke Interior Pemerintah Pakistan, mereka selalu menjawab, "Harap ditunggu." Sementara kita tidak tahu harus sampai kapan menunggu??? Belum lagi NOC teman-teman yang tidak pernah turun.
2. Masalah legalisir dan Equivalent ijazah bagi teman-teman yang sudah selesai studinya. Tidak tahu lagi harus bagaimana.. Team yang dibentuk PPMI, konon katanya, sudah angkat tangan karena tidak tahu apalagi yang mesti dilakukan. Akibat dari kasus ini, beberapa mahasiswa kembali ke tanah air dengan ijazah tanpa dilegalisir kementrian luar negeri Pakistan.
Perlu diingat, tanpa merendahkan kinerja KBRI Islamabad selama ini, kita berharap dengan disampaikannya dua hal diatas, Pak Mentri bisa mencarikan/memberikan peluang baru sebagai solusi yang patut kita coba.
Semoga Allah SWT, memberikan kesempatan kepada kita Masyarakat, Pelajar dan Mahasiswa Indonesia di Pakistan, dengan membukakan hati pejabat yang berwenang untuk mempertemukan dengan Bapak Menteri walau sekedar untuk curhat (silaturrahim).
Keberatan dengan tulisan ini???
Oleh: Masturi Istamar Suhadi Usman
http://refleksie.blogspot.com

Posted by Masturi at 9:01 AM


Killing Wife

Published in Masturi Weblog in 7.7.07:

Tidak sulit sebenarnya membedakan dua hal yang memang berbeda. Tapi sungguh kesulitan untuk membedakan dua hal bila diisukan.
Killing wave (gelombang mematikan), killing wife ( pembunuhan istri). Tidak sulit khan membedakannya???
Sore itu kamis, 12 April 2007, jam 3 sore waktu IslamabadPakistan, Masyarakat Indonesia di Islambad gempar sekaligus geli. Apa gerangan????
Hari itu saya berkutat dari kamis dini hari di depan Komputer menulis thesis. Walau dengan penuh semangat, tapi keletihan tidak bisa dihindarkan. Udara panas tidak bisa mengalahkan kantuknya mata ini. Ditambah otak sudah penat, sehingga tidak bisa memberikan analisa yang jeli terhadap yang saya tulis sendiri. Maka keinginan untuk istirahat sangat kuat...


Sambil berbaring saya ambil buku sebagai pengantar tidur, karena biasanya kalau membaca bisa tidur lebih cepat dari yang diperkirakan. Yah, nipu syetan gitu pikirku. Tujuanku khan tidur, kali saja syetan mikirnya aku mau belajar, sehingga mataku ditarik agar cepat tidur. Padahal niatku khan tidur, hehehehehe. Ketipu deh tuh syetan. Ah.. biarin biar tahu rasa.
Belum sempat mata terpejam,tiba-tiba nokiaku yang berisi sim ufone berbunyi. Ah sms, apa ya ????? Semua kita barangkali termasuk orang yang membaca cerita ini adalah orang-orang yang setia terhadap hpnya. Apapun kondisinya, bila ringtone sang hp terdengar,maka akan segera dihampiri. Padahal, ketika dipanggil suami, atau istri atau anaknya menangis belum tentu segera datang. Banyak sekali alasan yang dibuat untuk sekedar menunda walaupun bebarapa detik. Apalagi yang memanggil sekedar teman.
„ 13 orang meninggal karena killing wave. Sudah dengar????? So jangan angkat telphon yang bernomer 5 digit (angka), yang datang dengan tanda bintang dan pagar dari Ufone. Forward ke teman-teman.“
Hp ku menunjukkan pengirimnya seorang mahasiswi, (kalau ini out of record lho ya).
Dalam hati bimbang juga. Antara percaya dan tidak dengan isi isms itu. Dan antara disebarkan ke teman-teman yang lain gak???? Jangan-jangan ini hanya isu. Dan jangan-jangan pula ditertawakan teman-teman????? Sekarang khan lagi musim kebohongan bulan april.
Saya sempat diskusikan dengan uminya anak-2, bagaimana pendapatnya. Masalahnya, kalau aku berbuat konyol di masyarakat dia khan malu juga. Ah istrinya Masturi. Dalam diskusi itu,kami juga tidak berhasil memberikan ketegasan apa yang harus kami perbuat. Antara mengirimkan berita atau tidak. Kami harus mencari murajjih ( penguat) yang lain bila ingin mengirimkan ke teman-teman sesuai dengan pesan tersebut.
Padahal saat itu sudah terpikir oleh kami, kirimkan saja. Kalau sekedar isu,toh tidak merugikan, kalau ternyata betulan khan bisa untuk jaga-jaga.
Tengah kami hangat bincang masalah itu, anak gadisku yang baru kelas dua SD di sekolah Islamabad, Pakistan, pulang dari sekolah. Dia membawa berita kalau dipesan oleh gurunya supaya jangan sembarangan mengangkat Hp, karena ada pembunuhan dengan menggunakan gelombang via HP.
Wah,… ini ada berita penguat, gitu pikir kami. Tapi belum bisa juga memberikan dorongan untuk menyebarkan berita ini kepada yang lain.
Setelah makan siang, anak gadisku biasanya main dengan anak tetangga. Dan hari itu ia tidak keluar dari kebiasaannya itu. Setengah jam kemudian, dia datang dan mengatakan, “ Bi,ini nomor yang mendatangkan gelombang mematikan itu, katanya sambil menyodorkan kertas berisi nomor.
“ Dari mana kamu dapat nomor ini nak???” begitu selidikku. " Ini nomor dibawa oleh salah seorang yang ngaji dirumah tetangga. Dia dari orang tuanya agar disampaikan kepada teman-temannya yang ngaji. “Anakku menjelaskan. “ Mereka dapat nomor ini dari mana???” Desakkuu. „Orang tua mereka membaca di koran bahasa Urdu Bi.“ Tambahnya. Tertulis di dalam kertas itu nomor: 1144003, dari Telenor, Ufone dan Jazz. Akhirnya kami putuskan untuk menyampaikan berita ini kepada orang-orang yang saya anggap dekat. Dengan pertimbangan, dia akan menyikapinya bijak. Paling tidak, yah sekedar jaga-jaga. Aku tidak berani menyebarkannya ke sembarang orang. Khawatir disebut pembuat isu. Yah saya hanya kirim ke delapan orang saja. Terserah mereka menanggapinya bagaimana.
Alhamdulillah ada respon baik dari beberapa teman tadi, diantaranya ada yang menelphon minta penjelasan. Saya jelaskan sesuai dengan kronologinya. Ada yang membalas dengan sms positif bunyinya,“ Terima kasih atas infonya, semoga Allah menjaga kita semua. Amin.“ Aku cukup gembira dengan bebarapa respon tadi.

Setelah 5 jam kemudian ringtone hpku berbunyi lagi. „„ 13 orang meninggal karena killing wife. Sudah dengar????? So jangan angkat telphon yang bernomer 5 digit (angka), yang datang dengan tanda beras dan bunga dari Ufone. Forward ke teman-teman.“ Begitu bunyi sms itu.
Kok begini, pikirku???? Sms itu kemudian saya balas sekedar untuk memberikan info yang saya terima. „ Bukan killing wife (pembunuhan istri) tapi killing wave ( gelombang yang mematikan) dan lambangnya bukan beras dan bunga tapi pagar dan bintang.“ Tidak berapa lama ada replay dari seberang,“ Killing wife, tandanya petai dan tempe.“
Dengan agak gondok, saya delete sms itu dan saya taruh di meja.
Ah, sudahlah ngapain dipikirin, yang penting sudah saya sampaikan, toh kalaupun sekedar isu itu tidak merugikan teman-teman. Kalaupun betulan saya sudah menyampaikan. Ngapain repot?????? Mungkin mereka lebih suka killing wife dari pada killing wave. Kalau saya sih tidak suka dua-duanya.

Keberatan dengan tulisan ini???

Oleh: Masturi Istamar Suhadi Usman

http://refleksie.blogspot.com

Posted by Masturi at 2:55 AM

Labels: Refleksi Sosial

Ku Hargai Karyamu, Hargailah Dirimu Sendiri

Publishe in Masturi's Weblog, in 7.7.07:
Fenomena yang cukup bagus yang tengah berkembang di masyarakat Mahasiswa di luar negeri, maupun masyarakat Indonesia di tanah air secara umum,yaitu berkembangnya suasana ilmiah dengan dimulainya fase terjemahan buku-buku dari berbagai bahasa asing ke bahasa Indonesia.

Sekarang fase itu semakin berkembang, dengan mulai semaraknya para penulis menulis buku-buku mereka dalam berbagai disiplin ilmu pengetahuan. Walaupun terjemahan masih terus diminati dan berkembang, namun budaya menulis sudah mulai semarak juga. Sebuah perkembangan baik yang memerlukan apresiasi dari semua pihak
Khusus perkembangan penulisan buku di masyarakat Mahasiswa di luar negeri, seperti Timur tengah : Mesir, Sudan, Maroko, Saudi dan lain sebagainya. Atau Mahasiswa di Asia Selatan seperti India dan Pakistan. Atau mahasiswa di Eropa seperti German, Inggris, Belanda. Atau di Amerika seperti Amerika Serikat dan Kanada, merupakan kemajuan yang perlu disyukuri oleh kita semua, memerlukan penyikapan tersendiri. Sebuah suasana di tengah-tengah masyarakat terpelajar yang sama-sama belajar dan memiliki peluang yang hampir sama.
Namun kita tidak boleh puas begitu saja, karena kemajuan dari para penulis untuk menulis dan menuangkan karyanya dalam tulisan tidak akan berkembang apabila tidak mendapatkan respon positif dari para pembaca. Pembaca adalah salah satu factor yang menjadikan stimulus perkembangan para penulis.
Sebagai contoh, pada tahun 1993 Badan Perbukuan Mesir ( Al Haiah Al Misriah Lil kutub) pernah mengadakan research, bahwa di Mesir bisa diterbitkan 6 buku setiap harinya, besar atau kecil, buku agama maupun non buku agama. Sebuah animo yang cukup besar untuk penerbitan buku. Hal itu dikarenakan animo membaca masyarakat Mesir sangat tinggi. Di Mesir, koran merupakan konsumsi semua lapisan masyarakat, dibandingkan kondisi di Negara kita yang Koran masih elitis konsumennya.
Pembaca merupakan factor yang tidak bisa dikecilkan untuk sebuah perkembangan ilmu dan pemikiran.
Dalam masyarkat Islamabad secara khusus, upaya penulisan buku sudah mulai semarak dalam 3 tahun terakhir ini. Sebagai kelanjutan dari semaraknya kelompok-kelompok diskusi dan organisasi-organisasi kemahasiswaan. Agar kemajuan itu terus berlanjut, perlu adanya apresiasi dari semua masyarakat mahasiswa dan pelajar. Diantaranya ialah dengan membeli dan membaca karya-karya sejawatnya. Dengan demikian, maka motivasi untuk berkarya lebih banyak lagi.
Ini dari satu sisi. Dari sisi lain, hendaknya sang penulis juga sangat perlu mengapresiasi teman-temannya yang membeli dan mengkonsumsi bukunya. Dengan tetap tawadhu dan menghargai mereka. Karya-karya tulis itu tidak akan ada artinya apabila tidak ada pembaca dan orang-orang yang mengkonsumsinya.
Namun sebaliknya, apabila sang penulis merasa lebih hebat, lebih pintar dari orang lain yang belum berkarya maka mereka akan merasa dikerdilkan, yang terjadi adalah adanya suasana yang tidak sehat. Suasana ketimpangan social yang akhirnya kontra produktif. Orang berkarya, tapi tidak ada orang yang membeli dan membacanya, akan menjadikan para penulis jenuh dan letih, karena karya-karyanya tidak laku dan tidak ada yang mengapresiasi. Kerugian umum menjadi sebuah keniscayaan, yang menyebabkan kemunduran bangsa dan masyarakat kita.
Akhirnya, kita harus menganggap, bahwa kemajuan yang ada merupakan kemajuan bersama. Perlu kita dukung dengan membeli dan mengkonsumsi karya-karya saudara kita. Perlu kita dukung dengan sikap tawadhu dan tidak sombong. Mungkin perlu kita angkat syiar bersama “ Ku hargai karya-karyamu, hargailah dirimu sendiri.” Ku hargai karya-karyamu dengan membeli,membaca,mengkonsumsi dan lain sebagainya. Hargailah dirimu sendiri, dengan menghargai saudara-saudaramu yang mengkonsumsi buku-bukumu dan tawadhu terhadap mereka. Selamat berkarya. Hari esok lebih cerah telah menyambut kita.
Keberatan dengan tulisan ini???

Islamabad, 11/2/2007
Oleh : Masturi Istamar Suhadi
http://refleksie.blogspot.com

China Ngamuk Di IIU Islamabad

Published in " Masturi's Weblog", at April 17 th, 2007:
Hari itu, 17 April suasana di kampus IIU Islamabad terjadi hiruk pikuk. Para mahasiswa berbaris memasuki kelas-kelas, meminta teman-temannya yang berada di kelas untuk keluar ruangan, dan meminta dosen-dosen untuk tidak mengajar.” We want boycott” begitu yel-yel yang mereka gaungkan.

Saya yang baru saja memarkirkan “Harley Davidson” antik milik saya di tempat parkiran terbengong-bengong ditarik teman-teman mahasiswa. “ Bhai jhan we want to protest.” Kata Usamah orang Pakistan itu denga huruf “The” nya menarik lengan saya untuk bergabung.
“ Hei, shobr karo yar, kataku. What happen???????”
Dengan agak tergesa-gesa dia menjelaskan tentang peristiwa yang kemarin yang terjadi di fakultasnya. Arabic Faculty.
Ternyata terjadi tindak kekerasan di sana. Seorang mahasiswa asing asal China memukul dosen Arabic dengan tongkat saat mengajar. Innalillah.
Hari itu Seorang dosen asal Mesir bernama Hasan Abdul Baqi, memasuki kelas untuk mengajar bahasa arab seperti biasanya. Beliau hari itu punya dua jam mengajar di kelas itu.
Sejak semester Januari 2007 ini, ada bebarapa mahasiswa baru china yang diutus oleh negara mereka belajar di IIUI. Mereka mendapatkan beasiswa. Jumlah mereka sekitar 40 orang putra dan putri. Spesialisasi yang mereka ambil bervariasi. Ada yang arabic, Computer, social Sciense, English dan lain sebagainya. Yang istimewa bagi kami mahasiswa IIUI, mereka non muslim. Karena kebanyakan mahasiswa China sebelumnya muslim dan berangkat dengan biaya mereka sendiri. Kayak kita-kita orang Indonesia di Islamabad deh, berangkat dengan menjual sapi dan kerbau milik orang tua. Saat kedatangan mereka President IIUI mengadakan acara penyambutan khusus .Maklumlah utusan negara. Tidak seperti kami yang diutus oleh masyarakat, ya di sambut oleh masyarakat juga. Hehehehe.
Kembali kepada kisah ustadz Hasan Abdul Baqie tadi. Saat beliau mengajar, ada salah satu mahasiswa china yang utusan tadi, tidur di kelas saat ustadz mengajar. Dengan kebijakan seorang Ustadz, beliau menyuruhnya untuk balik saja ke hostel istirahat. Nanti kalau sudah tidak ngantuk dipersilahkan masuk.
Anak itu segera bangun keluar kelas. Semua orang menyangka ia akan ke hostel seperti permintaan Ustadz tadi. Eeeeeeee, ternyata tidak berapa lama, anak itu balik lagi dengan mebawa tongkat dan dipukulkan ke badan Ustadz. Semua orang terhenyak, termasuk Ustadz sendiri, tidak menyangka kalau akan diperlakukan seperti itu.
Segera mahasiswa yang sedang belajar berhamburan ke depan kelas menyelamatkan sang Ustadz dari China ngamuk .
Sebenarnya Ustadz itu sudah memaafkan dari tindakan itu saat itu juga. “Saya sebagai dosen sudah memaafkannya. Saya harus sabar mengajarnya, kalau guru tidak sabar mengajar murid yang nakal, apa yang menjadikan mereka pintar???? Di tambah lagi, dia khan tidak beragama, atheis, apa yang menjadikan dia tahu sopan santun???? Kalau keberadaan Tuhan saja yang jelas-jelas semua makhluq merasakan diingkari , apalagi keberadaan kita sebagai manusia pasti diingkari. Saya ingin memberitahu kepadanya ketinggian akhlaq Islam. Sampaikan salam saya kepadanya, saya sudah memaafkan semoga suatu saat dia mau berkenalan dengan Islam, walau sekedar berkenalan. “ Sikap bijak Ustadz menambah solidaritas para muridnya. Tekad mereka, biarkan Ustadz mengajarnya dengan cara Ustadz, kita mahasiswa akan mengajarnya dengan cara kita sendiri.
Nah, hari itu 17 April 2007 kelanjutan dari protes mahasiswa, sebagai solidaritas terhadap guru mereka. Mereka menuntut kepada Universitas, untuk bertidak tegas terhadap mahasiswa tersebut. Karena belum ada dalam sejarah IIUI terjadi kekurang ajaran seperti itu. Hari itu di kampus, Mahasiswa China kelihatan terbagi dalam dua kelompok, kelompok yang diberangkatkan negara dan yang berangkat sendiri. Sebab tindakan salah seorang dari mereka itu membahayakan mereka semua. Untunglah Mahasiswa yang protest tidak menyentuh mereka sama sekali. Sebab hanya kesalahan personal.
Keberatan dengan tulisan ini????
Islamabad, 17 April 2007
Oleh : Masturi Istamar Suhadi Usman
http://refleksie.blogspot,com

Kamis, 28 Mei 2009

Pindahan Blog

Semenjak menginjakkan bumi Indonesia, tanggal 3 Oktober 2008 yang lalu, saya tidak pernah lagi membuka blog yang saat itu saya beri nama " MASTURI'S WEBLOG" [Social Sense, Refelection of Social Interaction And Comunication As Human Being In His Society], yang berisi banyak hal sekitar masalah keseharian yang saya lalui bersama anak, istri dan teman-teman di perantauan, negerinya Zia-ul Haq dan Benazir Bhuto, Pakistan.
Memulai hidup di tanah air harus melalui dengan sabar. Kondisi yang menjadikan saya tidak bisa langsung memiliki internet. Baru sekarang ini internet bisa saya dapatkan. Dan baru bisa memulai memencet lagi keyboard komputer. Segala puji bagimu ya Rabb. Alhamdulillah.
Ada satu hal yang agak membuat saya kecewa, ternyata google adsense yang account nya saya buat di Pakistan tidak bisa di ambil di Indonesia. Ternyata address yang saya buat di Pakistan tidak bisa saya pindah ke Indonesia. Padahal jumlahnya sudah cukup lumayan, US $ 300.00 (Tiga ratus US Dollar) atau sekitar tiga juga Rupiah. Sayang kan ?
Semoga saja ada jalan keluar.
Dan sekarang saya harus mulai lagi membangun bisnis di Internet dari pertama. Moga kemudahan senantiasa dilimpahkan oleh Allah kepada kita semua. Amin
Maka blog yang saya buat di Pakistan sejak empat tahun yang lalu, saya hapus dan isinya saya pindahkan ke blog yang sekarang anda baca ini. Dan Blog ini saya beri nama "EKSPRESI PERENUNGAN", dengan alamatnya: www.ekspresiperenungan.blogspot.com
Sehingga postingan yang akan saya tulis kebanyakan tulisan-tulisan saya beberapa tahun yang silam.
Sugeng rawuh di blog ini, moga ada manfaat yang bisa anda ambil.
Wassalam

VBR_Pondok Aren, 28 Mei 2009

Masturi Istamar Suhadi Usman
http://ekspresiperenungan.blogspot.com