Senin, 18 Maret 2019

Launching Buku " Keluarga Hafidz Di Rumah "

Judul asli bukunya sih " Hafidz Rumahan " ditulis oleh Ustadzah Neny Suswati dari Bandar Lampung.  Alhamdulillah saya  bisa  hadir di acara Launching bukunya  yang dilaksanakan pada :

Hari/Tanggal: Kamis, 7 Maret 2019.
Jam: 08.30 s.d 12.00 WIB.
Tempat: G Hotel Syariah, Jalan Urip Sumoharjo No. 182, Way Halim, Bandar Lampung.


Hadir bersama teman saya di Komite Kemanusiaan Indonesia ( KKI )  Pak Edi Nashirun.  Walau  tidak bisa mengikuti dari acara pembukaannya. Alhamdulillah sebagian  besar acaranya bisa mengikuti.
Acara itu disupport   oleh  Komunitas Tapis Blogger.

Ada beberapa  blog yang sebelum acara  dilaksanakan yang memuat  informasi ini diantaranya adalah:
* https://www.jejamo.com
* https://www.tapisblogger.com
* https://www.gomuslim.co.id
* http://www.windymardiqa.com
Dan masih banyak lagi yang lain.

Antusias peserta nampak di wajah mereka, karena buku itu memang   kisah nyata dari seorang  Ustadz Abdurrohim dan keluarganya, yang berhasil mentahfidzkan Ak Quran 7 dari 8 anak-anak mereka . Bukan sebuah impossible mission, namun sebuah  usaha keras, realistis di alami oleh Ustadz Abdurrohim dari Nias. Ini bukan dunia cerita, tapi dunia nyata.
Lebih menarik lagi, pengalaman  panjang itu bisa diungkapkan dalam ungkapan kejujuran oleh seorang Ustadzah Neny Suswati, sebuah pengungkapan yang tidak mudah. Pengalaman hidup sekian belas tahun yang diungkapkan dalam sekian halaman kertas.
Selesai acara, alhamdulillah sempat ngobrol dengan penulis. Dan sempat ngobrol  dengan orang yang ditulis, yaitu Ustadz Abdurrohim.
Acara itu berlanjut dengan resensi buku " Hafidz Rumahan oleh pimpinan redaksi media online jejamo.com, Adian Saputra. Dilanjutkan dengan  berbagi pengalaman dengan para hadirin dalam  pelatihan menulis.
Masih banyak mutiara yang terkandung dalam buku itu. Alhamdulillah sudah saya beli buku tersebut, sudah saya bagikan kepada beberapa orang teman untuk  mamasyarakatkan pengalaman tersebut. Alhamdulillah sudah menjadi diskusi hangat berasama anak-anak di rumah dan istri.
Yang  ingin tahu,  silahkan beli bukunya. Anda tidak akan menyesal bila membeli. Bahkan anda akan menyesal, kenapa terlambat beli. Insyaallah.

Pengertian Akhlak

( Seri Kandungan Syariat Islam )
Akhlak menurut bahasa berasal dari bahasa Arab khuluq. Ia merupakan bentuk jamak,  artinya perangai, tabiat, dan agama.  
Kata tersebut mengandung segi-segi persesuaian dengan perkataan khalq yang berarti “kejadian”, serta erat hubungannya denga  kata khaliq yang berarti “pencipta” dan makhluq yang berati “yang diciptakan”.  (Rosihon Anwar 2010:11).

Khuluq adalah  kelakuan manusia yang membedakan baik dan buruk, lalu disenangi dan dipilih yang baik untuk dipraktekkan dalam perbuatan, sedang yang buruk di benci dan dihilangkan. (Marzuki 2012:173 (Ainan, 1985:186)). 
 

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ( KBBI ) Edisi ke-5, akhlak adalah budi pekerti.  Sedangkan, budi pekerti adalah kata majemuk perkataan budi dan pekerti, gabungan kata yang berasal dari bahasa Sanksekerta dan bahasa Indonesia. 

Dalam bahasa Sanksekerta, budi artinya alat kesadaran atau batin, sedangkan dalam bahasa Indonesia pekerti berarti kelakuan.  Sehingga budi pekerti ialah tingkah laku, perangai, danakhlak. Budi pekerti mengandung makna perilaku yang baik, bijaksana, dan manusiawi.


Terminologi Akhlak
Sedangkan menurut istilah, akhlak adalah daya kekuatan jiwa yang mendorong perbuatan dengan mudah dan spontan tanpa dipikir dan direnungkan lagi.
 

Dengan demikian, akhlak pada dasarnya adalah sikap yang melekat pada diri seseorang secara spontan diwujudkan dalam tingkah laku atu perbuatan.

Pengertian akhlak menurut ulama akhlak 


Profesor Dr. Ahmad Amin

"Akhlak ialah kehendak yang dibiasakan dan ia akan menjadi kebiasaan yang mudah dilakukan."

Ibnu Maskawaih (941-1030 M) 
“Keadaan jiwa seseorang yang mendorong untuk melakukan perbuatan-perbuatan tanpa melalui pertimbangan pikiran terlebih dahulu. Keadaan ini terbagi dua, ada yang berasal dari tabiat aslinya, adapula yang diperoleh dari kebiasaan berulang-ulang. Boleh jadi,pada mulanya tindakan itu melalui pikiran dan pertimbangan,kemudian dilakukan terus menerus,maka jadilah suatu bakat dan akhlak.”

Imam Al-Ghazali (1055-1111 M)
“Akhlak adalah daya kekuatan (sifat) yang tertanam dalam jiwa yang mendorong perbuatan-perbuatan yang spontan tanpa memerlukan pertimbangan pikiran.”

Muhyiddin Ibnu Arabi (1165-1240 M).
“Keadaan jiwa seseorang yang mendorong manusia untuk berbuat tanpa melalui pertimbangan dan pilihan terlebih dahulu. Keadaan tersebut pada seseorang boleh jadi merupakan tabiat atau bawaan dan boleh jadi juga merupakan kebiasaan melalui latihan dan usaga keras.”

Syekh Makarim Asy-Syirazi
“Akhlak adalah sekumpulan keutamaan maknawi dan tabiat batini manusia.”




Itulah  pengertian akhlak.  Akhlak adalag salah satu dari kandungan syariat Islam yang harus dijalankan oleh seorang muslim.

Kamis, 14 Maret 2019

Contoh-Contoh Akhlak Dalam Kehidupan

Akhalq  bagi seorang muslim harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Akhlaq sebagaimana kandungan ajaran Islam yang lain, harus menjelma menjadi  nyata dalam kehidupan seorang  muslim. Berikut contoh-contoh akhlaq   mahmudah dan  dan madzmumah dalam penerapan kehidupan sehari-hari: 

Pertama:  Akhlak Mahmudah

 
1. Menjaga Lisan dan Bertutur Kata Yang Baik. 

 
Allah SWT memerintahkan kepada kita untuk bertutur kata yang baik sebagaimana dalam firman-Nya: yang artinya :
“Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan katakanlah perkataan yang baik.” (Al Ahzab: 70).


" Bila kamu belum bisa berkata yang baik, maka diamlah." Demikianlah petunjuk Rasulullah SAW kepada kita dalam sebuah sabdanya: yang artinya,  “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka katakanlah yang baik atau diamlah.” (HR. Al Bukhari, Muslim, dari shahabat Abu Hurairah ).


Allah SWT juga memerintahkan kepada kita untuk menjauhi perkataan kotor sebagaimana firman-Nya, yang artinya :
“Dan jauhilah perkataan kotor.” (Al Hajj: 30).
 

Berkata kotor merupakan dosa besar, seseorang dimasukkan ke dalam An Naar kebanyakan karena lisannya (yakni digunakan untuk berkata kotor). Allah SWT pun membenci orang yang berbuat keji dan juga orang yang berkata keji. Di antara sifat seorang mu’min yang baik adalah tidak suka mencela, mengumpat, melaknat, berbuat keji, dan berkata keji. 

Setiap apa yang kita ucapkan, di sana ada Malaikat yang Allah Swt perintahkan untuk mencatat setiap apa yang kita ucapkan tersebut.

2. Mengucapkan Dan Menjawab Salam
 

Seorang muslim dengan muslim yang lainnya bersaudara. maka sudah sepantasnya untuk saling mencintai satu dengan yang lainnya, karena Allah SWT menjadikan diantara syarat sempurnanya iman seseorang adalah dengan mencintai saudaranya sesama muslim. 
Di antara sebab agar kita saling mencintai adalah dengan mengucapkan salam ketika bertemu. Sebagaimana dalam hadits, yaing artinya:
 Dari shahabat Abu Hurairah ia berkata: “ Rasulullah  SAW bersabda (artinya): “Kalian tidak akan masuk jannah sampai kalian beriman, dan kalian tidak akan beriman sampai kalian saling mencintai. Maukah aku beritahukan sesuatu yang jika kalian melakukannya kalian akan saling mencintai?  Sebarkanlah salam diantara kalian.” (HR. Muslim).


3.    Memiliki Sikap Malu
Seorang muslim yang mempunyai sifat malu akan berusaha menjaga dirinya dari hal-hal yang bisa menjatuhkan muru’ah (harga dirinya), seperti menjauhi kemaksiatan atau perbuatan yang bisa mendatangkan celaan dari orang lain. Rasulullah SAW telah mengabarkan bahwa malu itu merupakan bagian dari keimanan, sebagaimana disebutkan dalam hadits:
Dari shahabat 'Abdullah bin 'Umar, ia berkata: Bersabda Rasulullah  SAW : “Malu itu termasuk bagian dari iman.” (Muttafaqun ‘Alaihi).
 

4.    Memiliki Sikap Pemurah, pemaaf, dan tawadhu’
 

Dalam kehidupan sehari-hari, kita diperintahkan untuk berta’awun (tolong-menolong) agar terjalin rasa kasih sayang terhadap sesama muslim, sehingga ketika melihat saudara kita kekurangan, kita harus segera membantunya, misalnya dengan memberikan shodaqoh dan sebagainya. Janganlah kamu khawatir hartamu akan berkurang dengan bershadaqah, bahkan sebaliknya Allah SWT akan menambahkan barakah pada hartamu. Jadilah kamu seorang muslim yang pemaaf, hilangkanlah darimu sifat dendam, dan janganlah segan untuk memulai meminta maaf ketika kamu beselisih dengan temanmu. Hiasilah hidupmu dengan sifat tawadhu’ (rendah hati) terhadap Allah SWT dan kaum muslimin, karena hal itu akan menjadikan dirimu mulia di hadapan Allah SWT dan kaum muslimin.
 

5.    Memiliki Sikap Ar Rifq (lemah lembut)
 

Allah SWT adalah Dzat Yang Maha Indah dan mencintai keindahan, dan Allah SWT telah menjadikan sifat Ar rifq (lemah lembut) sebagai perhiasan bagi kaum muslimin, yang dengan kelembutan tersebut menjadi sebab munculnya rasa kasih sayang dan saling mencintai. 

Kedua: Akhlak Madzmumah
 

1. Israaf
Berlebih-lebihan (israaf)adalah melakukan sesuatu di luar batas ukuran yang menimbulkan kemudharatan baik langsung ataupun tidak kepada manusia dan alam sekitarnya. Sikap berlebih-lebihan sangat dibenci Allah, sebagaimana dalam firmannya :
Artinya: “Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian.’’
 

 2. Tabdzir
 
Kata tabzir berasala dari kata bahasa arab yaitu bazara,yubaziru tabzir yang artinya pemborosan sihingga menjadi sia-sia, tidak berguna atau terbuang. Secara istilah tabzir adalah membelanjakan/mengeluarkan harta benda yang tidak ada manfaatnya dan bukan dijalan Allah. Sifat tabzir ini timbul karena adanya dorongan nafsu dari setan dan biasanya untuk hal-hal yang tidak disenagi oleh Allah. 
  

 3. Fitnah 

    Dalam bahasa sehari-hari kata ‘fitnah’ diartikan sebagai penisbatan atau tuduhan suatu perbuatan kepada orang lain, dimana sebenarnya orang yang dituduh tersebut tidak melakukan perbuatan yang dituduhkan. Maka perilaku tersebut disebut memfitnah. Allah SWT berfirman:
Artinya:’’ Dan perangilah mereka itu, sehingga tidak ada fitnah lagi dan (sehingga) ketaatan itu hanya semata-mata untuk Allah. Jika mereka berhenti (dari memusuhi kamu), maka tidak ada permusuhan (lagi), kecuali terhadap orang-orang yang zalim.’
 

4. Serakah
 

Serakah artinya merasa tidak senang dan tidak cukup degan apa yang telah didapat nya sekarang meskipun yakin bisa mendapatkan lebih banyak. 
 

5.Dendam
 
Dendam dalam bahasa Arab disebut juga dengan Al-Hiqdu ( الحقد ).  Menurut Al-Gazali dalam bukunya Ihya Ulumud Din jilid III, dijelaskan bahwa Hiqdu atau dendam berawal dari sifat pemarah. 

Sifat marah (ghadab) itu terus dipelihara dan tidak segra diobati dengan memaafkan, maka akan menjadi dendam terhadap orang yang menyakiti kita.
 

Pengertian dendam secara istilah adalah perasaan ingin membalas karena sakit hati yag timbul sebab permusuhan, dan selalu mencari kesempatan untuk melampiaskan sakit hatinya agar lawannya mendapat celaka, barulah ia merasa puas.
 

6.    Takabur
Takabbur adalah: merasa paling mulia (serba bisa, paling hebat), adapun secara istilah yaitu menetapkan sesuatu pada dirinya terhadap segala sifat yang baik dan luhur karena memiliki harta yang banyak atau ilmu yang tinggi.Dari pengertian diatas, takabbur dapat diartikan merasa atau menganggap diri besar dan tinggi yang disebabkan oleh adanya kebaikan atau kesempurnaan pada dirinya, baik berupa harta, ilmu atau yang lainnya. 

Penutup
Rasulullah saw adalah qudwah kita dalam melaksanakan  akhlak yang terpuji. Diantara akhlaq terpuji Rasulullah saw berupa pemaaf, penyayang, penyabar, tawadhu’, dan jujur.

Dan Rasulullah saaw juga teladan bagi kita untuk menjauhi akhlaq yang tercela.