Oleh :
Masturi istamar Suhadi, Lc. MPhil
الله أكبر ( 9 x ) الله أكبر لاإله إلا الله والله أكبر، الله أكبر ولله الحمد. الله أكبر كبيراً والحمد لله كثيراً
وسبحان الله بكرة وأصيلاً. لا إله إلا الله وحده صدق وعده ونصر عبده وأعز جنده وهزم الأحزاب وحده. لاإله إلا الله والله
أكبر ولا نعبد إلا إياه مخلصين له الدين
ولو كره المشركون، ولو كره الملحدون ولو كره المنافقون ولو كره الكافرون.
وأشهد أن لا إله
إلا الله وحده لا شريك له، ليس له أنداد ولا شركاء ولا
أشباه، خلق السموات والأرض فى ستـة أيـام وكان
عرشـه عـلى المـاء.... خـلق الخـلق فـمنهـم السـعـداء ومنهـم الأشقيـاء .... محيـط بخـلقـه فـليس لهـارب منـه نجـاء
وأشهد أن سيدنا محمدا
خاتم الرسالة والنبوة.... وإمـام المـجـاهـديـن والأتـقيـاء ...والشهيـد
يـوم القيـامـة عـلى الشـهـداء....
اللهم صل على سيدنا محمد وعلى آله وأصحابه أجمعين ومن تبعهم بإحسان إلى يوم الدين. ، أما بعـد: فيا عباد الله، اتقوا الله حق تقاته ولا تموتن
إلا وأنتم مسلمون.
قال الله تعالى في القرآن الكريم: (( واعتصموا بحبل الله جميعا ولا تفرقوا ))
Hadirin Sidang Sholat Ied Rahimakumullah
Ketakwaan merupakan hasil dari puasa Ramadhan. Takwa yaitu menjalankan semua perintah dengan tanpa
pilih-pilih perintah dan menjauhi semua larangan, dengan tanpa pilih-pilih
larangan. Sudah selayaknya kita menjadi orang yang bertakwa.
Kala kita merayakan Iedul Fitriini, kondisi kita
antara gembira dan sedih. Kita
Alhamdulillah sudah bisa melewati Ramadhan 1436 H ini, dengan segala kondisi
kita. Alhamdulillah kita sudah menjalankan puasa Ramadhan yang menjadi salah
satu dari rukun Islam kita. Kesyukuran bagi yang bisa menjalankan Ramadhan
dengan segala amal ibadah yang ada di dalamnya. Dan itu adalah kebaikan.
Istighfar dan mohon ampun kepada Allah atas
segala kekurangan kita dalam melaksanakan ibadah Ramadhan. Memohon ampun kepada
Allah swt atas kelalaian kita yang tidak optimal dalam menjalankan ibadah di
bulan Ramadhan tahun ini. Dan itu adalah kebaikan. Di sini kita gembira. Maka kita rayakan Iedul
Fitridengan penuh kesyukuran dan kegembiraan dan ucapan takbir “ Allahu Akbar 3x
Walillahil hamdu.”
Namun di sisi lain, di sana, di belahan dunia
yang lain, umat Islam saudara kita tidak
bisa merayakan Iedul Fitridengan kegembiraan seperti yang kita rasakan.
Di palestina, umat Islam merayakan Iedul Fitridengan
diliputi kecemasan khawatir rudal-rudal
Israel yang bisa menghujani mereka kapan saja dan di mana saja. Di Myanmar,
umat Islam merayakan Iedul Fitridengan ketakutan. Tinggal di sebuah wilayah dan
sebuah Negara yang didiami oleh mereka berabad-abad, ternyata mereka dianggap
tidak ada dan tidak punya status di sana.
Di Irak, Syria, dan Yaman, umat Islam di sana
merayakan Iedul Fitri dengan perang saudara yang belum berhenti. Dengan
desingan peluru dan teriakan ketakutan
dari orang tua, wanita dan anak-anak. Dan tidak tahu kapan penderitaan itu akan
berakhir.
Di Mesir, umat Islam merayakan Iedul Fitri
dengan suasana mencekam karena penguasa yang mendholimi rakyatnya sendiri.
Mereka semua merayakan Iedul Fitri dengan
kegembiraan, namun dalam sekejap saja bisa menjadi tangis dan kesedihan. Mereka
merayakan dengan senyum dan teriakan takbir, namun dalam sekejap bisa berobah
menjadi isak tangis dan derita. Mereka tidak tahu kapan akan berakhir. Itulah kondisi kita umat Islam saat ini di Iedul
Fitri tahun ini. Antara gembira dan sedih.
Ini semua karena
perpecahan yang ada dalam tubuh umat Islam. Allahu Akbar 3 x walillahilhamdu
Hadirin Sidang Sholat Ied Rahimakumullah
Ya semua itu karena perpecahan yang terjadi
pada tubuh umat Islam ini. Fenomena perpecahan ini bisa kita lihat yang
terjadi pada umat Islam secara lokal, regional maupun global. Fenomena itu
antara lain itu adalah:
Fenomena perpecahan
1. Ketidak
pedulian antara umat Islam, dan kurangnya solidaritas dengan
sesama umat.
Salah satu tanda dari perpecahan yang terjadi
pada tubuh umat islam ini adalah ketidak pedulian antara umat Islam dan kurangnya solidaritas dengan
sesama umat. Hal ini terlihat
banyak umat Islam di berbagai belahan dunia dalam penderitaan namun
mereka mengalami penderitaan itu sendirian, tanpa ada kepedulian dan pembelaan
siapapun. Termasuk saudara-saudara
mereka se akidah di belahan bumi yang lain. Termasuk kita di sini.
2. Mudahnya
umat Islam untuk diprovokasi oleh orang lain,
Fenomena lain yang menunjukkan bahwa tidak ada
persatuan dalam tubuh umat ini adalah mudahnya umat Islam untuk diprovokasi oleh orang lain. Sehingga saudara-saudara mereka
sendiri mereka anggap sebagai musuh, dan musuh mereka anggap sebagai teman. Masalah
yang kecil yang timbul dalam tubuh umat Islam, bisa berkobar menjadi masalah
besar yang pelik. Berobah menjadi
masalah yang rumit bak benang kusut yang
basah yang sulit untuk diurai.
3. Tidak
sensitifnya umat dengan tipu daya musuh, tidak sensitifnya umat Islam
dengan hal-hal yang mungkar
Umat Islam laksana berjalan di tengah kegelapan.
Tanpa secercah cahaya pun yang menerangi mereka. Sehingga mereka berjalan
dengan meraba-raba tanpa ada kejelasan. Semua gelap dan tidak jelas. Tidak
jelas bagi mereka, mana kawan mana lawan. Tidak jelas bagi mereka mana yang
benar dan mana yang salah. Tidak jelas bagi mereka mana yang ma’ruf dan mana
yang mungkar. Tidak jelas bagi mereka ukuran, takaran dan timbangan yang
dipakai untuk menimbang dalam
menyelesaikan berbagai masalah.
4. Timbulnya
selalu pro dan kontra antara umat Islam dalam semua masalah
Dalam menghadapi berbagai masalah, umat Islam
senantiasa berbeda pendapat. Yang ada pada umat
dan dalam benak mereka adalah “ Perbedaan pendapat adalah rahmat “.
Sebuah hadist dhoif, namun menjadi legitimasi
bahwa harus terjadi perbedaan pada Umat ini. Seakan-akan perbedaan
adalah rahmat, dan persatuan adalah
selain rahmat. Bukan sebaliknya. Kenapa tidak
yang menjadi mindstreamnya adalah
persatuan dan kesatuan. Padahal yang
utama adalah kesatuan dan persatuan. Yang pokok adalah persatuan dan kesatuan,
sedangkan perbedaan bisa mengantarkan kepada perpecahan.
5. Lemahnya
kondisi umat Islam di sebagian besar dunia Islam
Ini merupakan salah satu fenomena tidak adanya persatuan
umat ini.
Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh
الاتحاد أساس النجاح
Persatuan adalah pondasi
kesuksesan
United we stand, divided we fall.
Yang
dialami oleh umat Islam adalah kemunduran dalam segala bidang dan
ketertinggalan. Kemunduran ekonomi,
kemunduran politik, kemunduran social, kemunduran ilmiah.
Misalnya
: Sungguh naïf, dalam sebuah acara pengangkatan
juri perlombaan Al Quran, yang mengangkat dan meresmikan bukan orang
muslim yang memiliki kitab Al Aquran, justru yang mengangkat adalah orang non
muslim, yang jelas-jelas Al Quran menjelaskan, mereka tidak akan rela dengan Al
Quran. Itu semua karena perpecahan yang terjadi pada mereka. Allahu akbar 3x walillahil hamdu.
Hadirin
sidang sholat Ied Rahimakumullah
Kita
semua menyadari, bahwa umat Islam ini tercerai berai dan berpecah belah. Semua kita menyadari hal ini. Tapi apakah umat
Islam juga menyadari urgensi dari persatuan? Apakah urgensi dari persatuan bagi kita Umat Islam?
Yang perlu kita sadari adalah bahwa agama kita Islam, persatuan dan kesatuan
memiliki urgensi yang luar biasa dan
memiliki posisi penting. Di antaranya adalah:
1.
Umat Islam adalah umat yang satu
إن هذه أمتكم أمة واحدة وأنا ربكم فاعبدون
“ Inilah umatmu, umat yang satu. “
Umat
Islam bukanlah umat yang bercerai berai.
Tapi umat islam adalah umat yang satu, menyatu.
2. Syariat Islam tidak bisa ditegakkan tanpa
persatuan
Syariat Islam tidak sempurna tanpa adanya
persatuan. Syariat Islam tidak mungkin tegak dengan perpecahan. Syariat dan
ajaran Islam hanya bisa ditegakkan dengan persatuan. Mustahil Syariat Islam ini
tegak dengan perpecahan dan sirnanya
persatuan dan kesatuan. Keberhasilan Rasulullah saw, salah satunya adalah
karena keberhasilan beliau membangun kesatuan dan persatuan dua kabilah yang
bertikai puluhan tahun di Madinah “ Aus dan Khozroj “. Juga keberhasilan beliau
menyatukan antara penduduk asli dan pendatang, yaitu “ Anshor dan Muhajirin”.
3.
Tabiat Islam adalah berjamaah, berjamaah memerlukan persatuan
Rasulullah saw
bersabda :
عليكم بالجماعة وإياكم
والفرقة فإن الشيطان مع الواحد وهو من الاثنين أبعد، ومن أراد بحبوحة الجنة فليلزم
الجماعة
"Hendaknya
kalian melazimi jama'ah (persatuan), dan berhati-hatilah dari perpecahan,
sesungguhnya syaitan bersama seorang yang sendiri, dan syaitan lebih jauh dari
dua orang. Barang siapa yang ingin pemberian surga maka hendaknya ia melazimi
jama'ah" (Dishahihkan oleh Al-Hakim dan disetujui oleh Adz-Dzahabi)
4.
Perpecahan adalah pangkal kekalahan dan kehancuran
Perpecahan
adalah adzab/penderitaan dan kehancuran, perselisihan adalah kehinaan dan
ketercelaan, serta pertikaian adalah kelemahan dan kerugian. Allah berfirman:
وَأَطِيعُوا اللَّهَ
وَرَسُولَهُ وَلا تَنَازَعُوا فَتَفْشَلُوا وَتَذْهَبَ رِيحُكُمْ وَاصْبِرُوا إِنَّ
اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ
"Dan
taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang
menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah.
Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar" (QS Al-Anfaal : 46)
5. Orang
Yang Suka Berpecah Belah Bukan Pengikut Rasulullah saw.
Tidak ada
keselamatan bersama perpecahan, tidak ada keselamatan bersama tercerai berainya
persatuan, serta tidak ada kejayaan dan ketinggian bersama hilangnya kasih
sayang dan persaudaraan keimanan.
إِنَّ الَّذِينَ
فَرَّقُوا دِينَهُمْ وَكَانُوا شِيَعًا لَسْتَ مِنْهُمْ فِي شَيْءٍ
"Sesungguhnya
orang-orang yang memecah belah agama-Nya dan mereka menjadi bergolongan, tidak
ada sedikitpun tanggung jawabmu kepada mereka" (QS Al-An'aam : 159)
6. Umat Islam harus menyelesaian problematikanya
sendiri
Kondisi Umat Islam yang terpuruk, umat Islam
harus menyelesaikan sendiri berbagai problem itu. Dan tidak akan bisa selesai
bila tanpa adanya persatuan. Keterpurukan ini tidak akan ada solusi dari umat
lain. Apalagi jelas-jelas Allah tegaskan dalam kitab sucinya, mereka tidak rela
atas agama ini, hingga umat Islam mengikuti agama mereka, mengikuti budaya
mereka, mengikuti kemungkaran dan kesesatan mereka.
7. Misi Islam sebagai rahmat bagi seluruh alam,
memerlukan persatuan
Umat Islam bukan hanya punya tugas untuk meraih
kebahagiaan dan kebaikan dirinya sendiri. Namun Umat islam memiliki misi dan tugas untuk
menyelamatkan orang lain, melindungi orang lain, menjamin keamanan dan menegakkan
keadilan bagi orang lain.
Kehadiran agama Islam adalah sebagai rahmat bagi
seluruh alam. Menjadi rahmat, karena kondisi tidak hadirnya Islam di masyarakat
hanya akan melahirkan musibah dan
petaka.
Kehadiran Islam adalah untuk mengeluarkan
manusia dari : Menyembah makhluq agar menyembah Allah subhanahu wata’ala. Mengeleluarkan
manusia dari kedholiman agama-agama dan tokoh agama selain Islam kepada
keadilan Islam. Mengeluarkan manusia dari sempitnya kehidupan dunia menuju
kepada luasnya kehidupan dunia dan akhirat.
Islam mempunyai misi agar seseorang bebas untuk
beragama dengan penuh kesadaran. Beriman karena ia sadar, bukan karena terpaksa
dan dipaksa orang. Kafir dan ingkar kepada Allah swt juga karena kesadaran dan
pilihan, bukan karena dipaksa oleh orang lain.
Maraknya kedholiman saat ini, maraknya
kesewenang-wenangan saat ini, karena ghoibnya
umat Islam dan tidak hadirnya umat Islam yang membawa nilai-nilai islam.
Dan lemahnya umat Islam yang seharusnya menjadi pelindung dan penegak keadilan. Yang ada saat ini, namanya Islam, tapi otak
dan pemikirannya sepi dari nilai-nilai
Islam. Allahu akbar 3x walillahilhamdu
Hadirin Sidang Sholat Ied
Rahimakumullah
Begitu urgent dan pentingnya persatuan bagi umat
Islam. Bagaimana kita merajut persatuan umat? Yang harus kita lakukan dalam rangka untuk
merajut persatuan Umat islam adalah :
1. Berpegang
teguh dengan tali agama
Saudara-saudaraku, dalam kondisi seperti ini, kita harus berpegang teguh
kepada pokok Islam yang agung, yaitu kewajiban untuk berkumpul dalam kebenaran,
saling bekerja sama dalam kebaikan, dan bersatu dalam segala hal yang
bermanfaat baik di dunia maupun di akhirat. Dan berusaha untuk mencari titik temu. Bukan mencari
perbedaan dan perpecahan. Allah
berfirman:
وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ
اللَّهِ جَمِيعًا وَلا تَفَرَّقُوا
"Dan
berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu
bercerai berai" (QS Ali Imron : 103).
Perpecahan
dalam agama dan pengaturan kenegaraan haram hukumnya. Bahkan Alquran menganggap
orang yang memecah belah dalam agama dari orang kafir dan orang-orang musyrik.
Allah swt berfirman:
وَلا تَكُونُوا مِنَ الْمُشْرِكِينَ، مِنَ الَّذِينَ فَرَّقُوا دِينَهُمْ،
وَكانُوا شِيَعاً، كُلُّ حِزْبٍ بِما لَدَيْهِمْ فَرِحُونَ [الروم 30/ 32]
Janganlah kamu
sekalian dari orang-orang musyrik, yaitu orang-orang yang memecah belah agama,
sedangkan mereka berkelompok-kelompok . Setiap kelompok bangga dengan
kelompoknya sendiri.
Dalam firmannya
yang lain:
إِنَّ الَّذِينَ فَرَّقُوا دِينَهُمْ وَكانُوا شِيَعاً لَسْتَ مِنْهُمْ
فِي شَيْءٍ، إِنَّما أَمْرُهُمْ إِلَى اللَّهِ، ثُمَّ يُنَبِّئُهُمْ بِما كانُوا يَفْعَلُونَ
[الأنعام 6/ 159] .
Sesungguhnya
orang-orang yang memecah belah agama, sedang mereka dalam kelompok-kelompok,
kamu ( wahai Muhammad ) bukan dari golongan mereka. Urusan mereka adalah dengan
Allah swt, kemudian Allah swt akan memberitahukan
apa yang telah mereka lakukan. Barangsiapa yang keluar dari batas-batas agama
dan tujuan agama, maka ia telah berbuat dholim.Dan orang-orang kafir adalah
orang yang berbuat dholim.
Sebagaimana
firman Allah swt:
وَالْكافِرُونَ هُمُ الظَّالِمُونَ [البقرة 2/
254] .
“ Dan orang-orang
yang kafir mereka lah orang yang berbuat dholim. “
2.
Memperbanyak interaksi antar sesama umat Muslim
Secara
lokal, regional, global
Salah satu cara untuk menyatukan
umat adalah dengan memperbanyak interaksi sesama muslim. Ketika seorang muslim
bertemu dan berinteraksi, maka
berikutnya akan terjadi komunikasi. Jalinan komunikasi akan melahirkan
saling mengetahui baik kekurangan, maupun kelebihan dari semua pihak. Ketika
saling mengetahui, maka akan melahirkan saling pengertian dan saling menghormati.
Selanjutnya akan terjalin kerjasama melihat kekurangan orang lain, kemudian
ingin membantu. Melihat kelebihan orang lain, kemudian ingin mencontoh dan
mengikutinya.
Sebaliknya, bila antara seorang muslim satu dengan yang lain tidak
terjadi interaksi, maka tidak akan ada komunikasi. Komunikasi akan mengalami
kebuntuan. Ketika kebuntuan komunikasi terjadi, maka yang terjadi adalah
suudzon dan saling curiga. Ketika kecurigaan sudah muncul, maka kebencian yang
semakin berkembang. Semua akan berakhir dengan permusuhan. Dan permusuhan
adalah sebuah keniscayaan.
3.
Menyatukan persepsi tentang Islam
Menyatukan persepsi tentang islam dan berbagai
permasalahan islam akan mengantarkan kepada persatuan. Perbedaan persepsi akan
melahirkan perbedaan sikap. Bila perbedaan sikap itu semakin jauh, maka yang
lahir adalah benturan dan permusuhan.
4.
Memahami bingkai perbedaan yang dibolehkan dan
tidak dibolehkan
Persatuan adalah asal ( pokok ) yang menjadi
tabiat dan fitrah Islam. Namun Islam tidak menutup mata akan adanya perbedaan.
Perbedaan adalah sebuah keniscayaan. Sehingga Islam mengharuskan kesatuan dan
persatuan dan mengatur perbedaan. Untuk persatuan, Islam mengharuskan persatuan
dan kesatuan dalam hal-hal yang pokok Syariat Islam. Islam tidak membolehkan
sama sekali perbedaan dalam pokok Syariat Islam. Dalam pokok-pokok aqidah ( ushul Aqidah), pokok-pokok ibadah ( ushul ibadah ),
pokok-pokok muamalah ( ushul muamalah ), pokok-pokok akhlaq ( ushul Akhlaq )
Islam mengharuskan persatuan dan
kesatuan. Tidak membolehkan perbedaan. Bila berbeda dalam pokok-pokok tersebut,
maka sebenarnya berbeda agama.
Islam membolehkan perbedaan dalam masalah
cabang-cabang Syariat. Perbedaan dalam
cabang syariat ditolerir dan diperbolehkan oleh Islam. Dalam cabang-cabang
aqidah ( furu’ aqidah), cabang ibadah ( furu’ ibadah), cabang muamalah ( furu’
muamalah ), cabang akhlaq ( furu’ akhlaq) islam membolehkan dan tidak melarang.
Bahkan perbedaan dalam masalah cabang syariat ini sudah terjadi sejak zaman
Nabi Muhammad saw. Justru perbedaan dalam masalah cabang ini menunjukkan
flexibilitas Islam dalam menghadapi zaman.
5.
Meningkatkan ketakwaan
Untuk merajut persatuan salah satunya adalah dengan
meningkatkan ketakwaan. Tidak ada yang bisa melindungi dari semua kemunduran
Umat Islam kecuali dengan berlindung
kepada Allah disertai dengan taubat yang tulus dan kembali kepada Allah Azza wa
Jalla. Allah berfirman
وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ
يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا (٢
(
“ Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan Mengadakan
baginya jalan keluar.” (QS Ath-Tholaaq :
2)
Maka dengan mewujudkan ketaatan kepada Allah dan ketaatan
kepada Rasulullah saw maka Allah akan menghilangkan bencana dan petaka dari
kaum muslimin, Allah akan menolak kerusakan dan fitnah-fitnah dari mereka.
6.
Mengikuti jalan islam yang lurus
Mengikuti jalan Islam yang lurus merupakan salah satu jalan merajut persatuan
umat. Karena yang termasuk
hal yang menjadikan kehancuran umat Islam bermula dari pecahnya persatuan
mereka adalah terpecah belahnya kaum muslimin dan berselisihnya hati-hati
mereka, serta saling menjauh arah mereka dari manhaj yang terang yang telah
diperintahkan oleh Allah dalam firmanNya :
وَأَنَّ هَذَا صِرَاطِي
مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ وَلا تَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيلِهِ
"Dan
bahwa (yang Kami perintahkan ini) adalah jalanKu yang lurus, Maka ikutilah Dia,
dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu
mencerai beraikan kamu dari jalanNya." (QS Al-An'aam : 153)
7.
Meningkatkan Solidaritas Dan Rasa Cinta Sesama Umat
Muslim
Sungguh di setiap masyarakat muslim kita sangat butuh
agar menjadi cerminan terhadap bentuk
yang diinginkan oleh Islam sebagaimana yang disifatkan oleh Nabi saw
مثل المؤمنين في
توادهم وتراحمهم وتعاطفهم كمل الجسد الواحد إذا اشتكى منه عضو تداعى له سائر الجسد
بالسهر والحمى
"Perumpamaan
kaum mukminin dalam hal saling mencintai, saling menyayangi, saling lembut di
antara mereka, seperti tubuh yang satu, jika ada satu anggota tubuh yang sakit
maka seluruh jasad akan ikut merasakan sakit sehingga begadang dan demam"
(HR Al-Bukhari dan Muslim)
Juga sebagai
bentuk seperti firman Allah:
وَالْمُؤْمِنُونَ
وَالْمُؤْمِنَاتُ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ يَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ
عَنِ الْمُنْكَرِ
"Dan
orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah)
menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. mereka menyuruh (mengerjakan) yang
ma'ruf, mencegah dari yang munkar" (QS At-Taubah : 71)
Solidaritas merupakan hasil dari persatuan
8.
Jangan Mudah-Mudah Menfonis sesama muslim sebagai
kafir, ahli bid’ah, sesat dan seterusnya
Diantara sebab-sebab kesesatan dan faktor tergelincir
dalam kesesatan adalah terjerumus dalam sikap terburu-buru dalam perkara yang
sangat berbahaya. Bahaya tersebut adalah bermudah-mudahan dalam mengkafirkan,
mudah menvonis sesat dan membid’ahlan (kaum muslimin) dan para pengucap Laa
ilaah illallah Muhammad Rasulullah. Rasulullah saw bersabda :
من قال لأخيه يا
كافر فقد باء بها أحدهما، فإن كان كما يقول وإلا رجعت عليه
"Barang
siapa yang berkata kepada saudaranya "Wahai si kafir" maka
perkataannya itu akan kembali kepada salah satu diantara keduanya, jika memang saudaranya adalah kafir (maka tidak
mengapa), akan tetapi jika ternyata saudaranya tidak kafir maka akan kembali
kepadanya" (HR Al-Bukhari dan Muslim)
Beliau juga
bersabda :
من رمى مؤمنا بكفر
فهو كقتله
"Barang
siapa yang menuduh seorang mukmin dengan kekafiran maka seperti telah
membunuhnya" (HR Al-Bukhari)
Sesungguhnya
Nabi saw telah mengingatkan umatnya dengan peringatan yang keras tentang hal
ini, yaitu mudah mengkafirkan tanpa ada argument dan dasar yang kuat, serta berdasarkan
pada kaidah-kaidah Al-Qur'an dan As-Sunnah. Karenanya para ulama berkata :
"Kesalahan dalam meninggalkan seribu orang kafir sehingga dibiarkan hidup
masih lebih ringan daripada kesalahan dalam menumpahkan darah seorang
muslim" Allahu Akbar 3x
walillahilhamdu
Hadirin
sidang Sholat Ied rahimakumullah
Nasehat
umum.
Mari kita
mulai merajut persatuan umat ini.
Mari kita
mulai dari diri kita, Mari kita mulai
dari sekarang, Mari kita mulai dari yang kecil, Mari kita mulai dari aktifitas
kita, Mari kita mulai dari keseharian
kita.
Sebagai
contoh, mari kita mulai dari diri kita dengan melaksanakan sholat lima waktu di
masjid berjamaah. Kita mulai dari yang kecil, kala kita mulai dari sholat
berjamaah di masjid, yang pertama kali kita seru adalah diri kita. Bisa kita
mulai dari sekarang, karena sebentar lagi kita juga akan melaksanakan sholat
dzuhur ( sholat Jumat ). Kita mulai dari aktivitas kita, karena sholat lima
waktu adalah aktivitas yang akan kita lakukan sehari-hari, bahkan lima kali
dalam sehari.
Apa
kira-kira hasil yang akan kita dapatkan?
Kala kita
pergi sholat berjamaah di masjid, maka kita akan bertemu dengan saudara-saudara
kita seiman yang pergi ke masjid. Saat itu, maka kita akan membangun
komunikasi, akan saling bertanya nama, tinggal di mana, asal dari mana dan
seterusnya. Motivasi pertemuan itu bukan karena keuntungan pribadi dan
keuntungan duniawi, tapi semata-mata panggilan Allah swt. Sehingga keikhlasan
yang menjadi pondasi utamanya. Dalam jalinan tersebut maka akan terbangun
saling mengerti, saling memaklumi dan saling menghormati. Berikutnya akan terbangun saling melengkapi, saling membantu
dan solidaritas. Begitu seterusnya.
Kondisi kita
saat ini, tidak saling tahu kondisi bahkan kondisi tetangga kita, karena kita
tidak bertemu atau jarang ketemu. Semua sibuk dengan dunianya sendiri-sendiri,
kemudian masuk ke rumah masing-masing dan hidup dengan egoismenya sendiri. Hingga
yang lahir adalah individualis dan kehidupan masing-masing.
Dari sinilah
kita mulai. Bila kita mulai dari yang kecil saja kita tidak mampu, maka yang
lebih besar dari itu hanya merupakan utopia dan angan-angan belaka. Bila dari
diri sendiri kita saja tidak mampu, jangan berharap bisa menyatukan dan bersatu
dengan orang lain. Bila yang motivasinya ikhlas untuk ibadah saja kita tidak
bisa melaksanakan, maka mustahil bisa kita laksanakan pada hal-hal lain yang
biasanya bercampur berbagai kepentingan.
Semoga kita bisa
menjadi unsure utama timbulnya persatuan dari umat ini. Amin ya Robbal alamin.
اعْلَمُوْا اَنَّ
اللهّ اَمَرَكُمْ بِاَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ
وَقَالَ تَعاَلَى: (( اِنَّ اللهَ وَمَلآ ئِكَتَهُ
يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا
تَسْلِيْمًا )). اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ
اْلمُقَرَّبِيْنَ
وَارْضَ اللهُمَّ
عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ اَبِى بَكْرٍوَعُمَروَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ
الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ
الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.
اللهُمَّ اغْفِرْ
لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ
مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ
اللهُمَّ اَعِزَّ
اْلاِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ
اْلمُوَحِّدِيَّة وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ
وَ دَمِّرْ اَعْدَاءَالدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ اِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ.
Ya Allah
perbaikilah kondisi kami keadaan kaum muslimin, Ya Allah hilangkanlah
kesedihan, angkatlah penderitaan, Ya Allah selamatkanlah hamba-hambaMu kaum
muslimin dari segala fitnah dan bencana, Ya Allah hancurkanlah musuh-musuh kaum
muslimin, sesungguhnya musuh-musuh tersebut tidaklah bisa melemahkanMu, Ya
Allah jagalah saudara-saudara kami dimanapun mereka berada, Ya Allah jadilah
Engkau Penolong bagi mereka wahai Yang Maha Perkasa dan Maha Kuat.
Ya Allah
ampunilah kaum muslimin, kaum muslimat, baik yang hidup maupun yang telah
meninggal, Ya Allah anugerahkan kepada kami kebaikan di dunia dan kebaikan di
akhirat dan lindungilah kami dari siksaan neraka.
Ya Allah ya
Tuhan kami, di hari raya ini ampunilah dosa-dosa kami terimalah amal-amal kami
dan pandanglah kami dengan pandangan kasih sayang-Mu. Jangan pandang kami
dengan pandangan keadilan-Mu apalagi pandangan murka-Mu.
Ya Allah ya
Tuhan kami, kami mengakui dosa-dosa kami. Mengakui kelemahan kami. Sudah Engkau
karuniakan kepada kami kesempatan untuk beramal baik, dengan pahala yang Engkau
lipat gandakan, bahkan Engkau lipatkan seperti beramal selama seribu bulan,
namun kami ya Allah tidak peduli, tidak menggunkana kesempatan itu dengan
sebaik-baiknya. Justru tidak sedikit dari kami
ya Allah yang menyia-nyiakan nya. Ampuni kami ya Allah. Logika kami dan
iman kami mengakui akan karunia dan kesempatan yang Engkau berikan itu ya
Allah. Namun kami tidak mampu mengalahkan nafsu kami, tidak mampu menundukkan
dan mengalahkan ego kami yang sudah dikuasai oleh nafsu kami.
Ya Allah ya
Tuhan kami, ampunilah dosa kedua orang tua kami baik yang masih hidup maupun
yang sudah meninggal. Kasihani mereka, sebagaimana mereka telah mengasihi kami
di waktu kecil.
Yang bagi
orang tua kami yang masih hidup ya Allah,
diusia mereka yang sudah udzur ya Allah, di hari yang fitri ini ya Allah
yang seharusnya kami mendampingi mereka ya Allah di hari tua mereka ya Allah
ternyata kami tidak bisa mendampingi mereka ya Allah. Ya Allah, ampuni kami ya
Allah yang dengan berbagai alasan kami buat ya Allah untuk tidak bersimpuh di
hadapan mereka ya Allah. Ampuni kami ya Allah, kami bisa membuat berbagai alasan
di hadapan manusia untuk menutupi kemalasan dan keengganan kami untuk bersimpuh
memohon maaf kepada mereka. Kami bisa menutupi kesalahan kami ini di hadapan
manusia ya Allah, tapi kami tidak akan
mungkin menutupi kesahalan kami ini di hadapan-Mu.Ya Allah ampuni kami ya
Allah. Ampuni kami ya Allah, yang tidak mampu membalas kasih sayang mereka
dengan berbuat baik kepada mereka, ampuni kami ya Allah yang telah membuat
perasaan mereka capek dan letih karena tingkah laku kami. Ampuni kami ya Allah yang telah menjadikan
mereka banyak pikiran karena memikirkan kata-kata kami yang sering kali
menyakitkan. Ampuni ya Allah yang sering
meremehkan mereka karena pendidikan mereka yang lebih rendah dari kami ya
Allah. Padahal merekalah yang menjadikan kami seperti ini.
Ya Allah ya
Tuhan kami, kami hanya mampu memohon kepada-Mu ya Allah, agar Engkau mengasihi
mereka, menyayangi mereka, menjadikan hati mereka tenang, badan mereka sehat.
Karuniakan keberkahan dalam hidup mereka, dalam umur mereka, dalam keseharian mereka.
Ya Allah,
kami yakin, bahwa hanya Engkau yang bisa menyayangi mereka, menjaga mereka. Dan
sekiranya Engkau sudah berkehendak untuk memanggil mereka, jadikan khusnul
khotimah sebagai akhir umur mereka. Kalimah tauhid sebagai akhir kata-kata
mereka, amal sholeh yang menjadi akhir perbuatan mereka, serta surga yang
menjadi akhir persinggahan mereka.
Ya Allah,
bagi orang tua kami yang sudah tiada, di hari yang fitri ini ya Allah, yang
biasanya kami bisa bersimpuh di pangkuan mereka untuk memohon maaf, berbakti
dan memohon doa, namun kini mereka telah
tiada ya Allah. Kami memohon kepada-Mu ya Allah, ampuni dosa-dosa mereka,
terimalah amal-amal mereka, jembarkan kubur mereka, lepaskan mereka dari siksa kubur, lepaskan
mereka dari panasnya api neraka. Dan
masukkan mereka ke surga.
Untuk
istri-istri kami ya Allah, ampuni dosa-dosa mereka, terimalah amal mereka dan
jadikan keimanan hiasan kehidupan mereka. Ya Allah, ampuni kami ya Allah atas
perlakuan yang kasar kepada mereka, sikap yang kadang menyakiti hati dan
perasaan mereka. Ya Allah, betapa banyak kesalahan kami kepada istri-istri kami
ibu dari anak-anak kami. Dialah yang mengandung
dan menyusuhi anak-anak kami, yang mengasuh dan mengajari anak-anak kami
agar menghormati kami. Betapa kerasnya hati kami dan betapa kurangnya simpati
kami kepada mereka. Ampuni kami ya Allah. Ampuni kami ya Allah, ampuni kami ya
Allah. Betapa hanyak hak-hak mereka yang belum kami penuhi. Ya Allah
rahmati istri-istri kami. Sayangi
istri-istri kami dan berkahi istri-istri kami.
Untuk
suami-suami kami ya Allah, ampunilah dosa-dosa mereka, terimalah amal mereka,
bimbinglah mereka menuju ridhomu. Ya Allah, merekalah imam-imam kami, yang
menjadi panutan dalam rumah tangga kami, bagi kami para istri, anak-anak dan
cucu. Ya Allah karuniakan keimanan kepada mereka, hiasi hati mereka dengan
keimanan kepada-Mu. Ya Allah ya Tuhan kami.
Ya Allah,
betapa banyak salah kami para istri
kepada suami-suami kami ya Allah. Betapa sering kata-kata kami yang menyakitkan
hati mereka, betapa banyak ungkapan kami
yang menjadikan mereka bersedih hati. Padahal mereka telah membanting
tulang, memeras keringat, menyabung nyawa, menantang bahaya untuk kebahagiaan
kami dan anak-anak kami. Ya Allah, betapa
kurangnya kami bersyukur kepada mereka, dan betapa banyaknya
kewajiban-kewajiban yang belum bisa kami laksanakan untuk mereka.
Ya Allah
jagalah para suami kami ya Allah, karuniakan kesehatan selalu kepadanya,
berkahi langkah-langkahnya, dan bimbinglah menuju ridho-Mu ya Allah. Mudahkan
mereka untuk meniti jalan hidayahmu, karuniakan kepada mereka teman-teman baik
yang mendukung dan mendorongnya untuk
berbuat kebaikan.
Jauhkan
mereka ya Allah dari semua marabahaya, jauhkan mereka dari teman-teman yang
mengajak kepada kemaksiatan dan kemungkaran. Jauhkan mereka dari teman-teman
yang menjauhkan mereka dari ketaatan kepada-Mu.
Untuk
anak-anak kami ya Allah, lindungilah mereka, jadikanlah mereka anak-anak yang
sholeh dan sholihah yang akan menjadi penyejuk
mata bagi kami di kala kami tua. Karuniakan kepada mereka pasangan yang
sholeh dan sholihah dan karuniakan kepada mereka anak keturunan yang sholeh dan
sholeheh. Amin.
رَبَّنَا ظَلَمْنَا
اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ.
رَبَّنَا آتِناَ
فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
عِبَادَاللهِ ! اِنَّ
اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِى اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى
عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوااللهَ
اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ
اَكْبَرْ. كل عام وأنتم بخير. تقبل الله منا ومنكم.