Jumat, 17 Juli 2015

Pentingnya Persatuan

Oleh :
Masturi istamar Suhadi, Lc. MPhil
الله أكبر  (  9 x  )  الله أكبر لاإله إلا الله والله أكبر، الله أكبر ولله الحمد.  الله أكبر كبيراً والحمد لله كثيراً وسبحان الله بكرة وأصيلاً. لا إله إلا الله وحده صدق وعده ونصر عبده وأعز جنده وهزم الأحزاب وحده. لاإله إلا الله والله أكبر ولا نعبد إلا إياه مخلصين له الدين ولو كره المشركون، ولو كره الملحدون ولو كره المنافقون ولو كره الكافرون.
وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، ليس له أنداد ولا شركاء ولا أشباه،  خلق السموات والأرض فى ستـة أيـام وكان عرشـه عـلى المـاء.... خـلق الخـلق فـمنهـم السـعـداء ومنهـم الأشقيـاء .... محيـط بخـلقـه فـليس لهـارب منـه نجـاء
وأشهد أن سيدنا محمدا خاتم الرسالة والنبوة.... وإمـام المـجـاهـديـن والأتـقيـاء ...والشهيـد يـوم القيـامـة عـلى الشـهـداء....
اللهم  صل على سيدنا محمد وعلى آله وأصحابه أجمعين ومن تبعهم بإحسان  إلى يوم الدين. ، أما بعـد:  فيا عباد الله، اتقوا الله حق تقاته ولا تموتن إلا وأنتم مسلمون.
قال الله تعالى في القرآن الكريم:   (( واعتصموا بحبل الله جميعا ولا تفرقوا  ))

Hadirin Sidang Sholat Ied Rahimakumullah
Ketakwaan  merupakan hasil dari puasa Ramadhan. Takwa  yaitu menjalankan semua perintah dengan tanpa pilih-pilih perintah dan menjauhi semua larangan, dengan tanpa pilih-pilih larangan. Sudah selayaknya kita menjadi orang yang bertakwa.
Kala kita merayakan Iedul Fitriini, kondisi kita antara gembira  dan sedih. Kita Alhamdulillah sudah bisa melewati Ramadhan 1436 H ini, dengan segala kondisi kita. Alhamdulillah kita sudah menjalankan puasa Ramadhan yang menjadi salah satu dari rukun Islam kita. Kesyukuran bagi yang bisa menjalankan Ramadhan dengan segala amal ibadah yang ada di dalamnya. Dan itu adalah kebaikan.
Istighfar dan mohon ampun kepada Allah atas segala kekurangan kita dalam melaksanakan ibadah Ramadhan. Memohon ampun kepada Allah swt atas kelalaian kita yang tidak optimal dalam menjalankan ibadah di bulan Ramadhan tahun ini. Dan itu adalah kebaikan.  Di sini kita gembira. Maka kita rayakan Iedul Fitridengan penuh kesyukuran dan kegembiraan dan ucapan takbir “ Allahu Akbar 3x Walillahil hamdu.”
Namun di sisi lain, di sana, di belahan dunia yang lain, umat Islam  saudara kita tidak bisa merayakan Iedul Fitridengan kegembiraan seperti yang kita rasakan.
Di palestina, umat Islam merayakan Iedul Fitridengan diliputi  kecemasan khawatir rudal-rudal Israel yang bisa menghujani mereka kapan saja dan di mana saja. Di Myanmar, umat Islam merayakan Iedul Fitridengan ketakutan. Tinggal di sebuah wilayah dan sebuah Negara yang didiami oleh mereka berabad-abad, ternyata mereka dianggap tidak ada dan tidak punya status di sana.
Di Irak, Syria, dan Yaman, umat Islam di sana merayakan Iedul Fitri dengan perang saudara yang belum berhenti. Dengan desingan peluru dan teriakan  ketakutan dari orang tua, wanita dan anak-anak. Dan tidak tahu kapan penderitaan itu akan berakhir.
Di Mesir, umat Islam merayakan Iedul Fitri dengan suasana mencekam karena penguasa yang mendholimi rakyatnya sendiri.
Mereka semua merayakan Iedul Fitri dengan kegembiraan, namun dalam sekejap saja bisa menjadi tangis dan kesedihan. Mereka merayakan dengan senyum dan teriakan takbir, namun dalam sekejap bisa berobah menjadi isak tangis dan derita. Mereka tidak tahu kapan akan berakhir.  Itulah kondisi kita umat Islam saat ini di Iedul Fitri tahun ini. Antara gembira dan sedih.
Ini semua karena  perpecahan yang ada dalam tubuh umat Islam.  Allahu Akbar 3 x walillahilhamdu
Hadirin Sidang Sholat Ied  Rahimakumullah
Ya semua itu karena perpecahan yang terjadi pada  tubuh umat Islam ini.  Fenomena perpecahan ini bisa kita lihat yang terjadi pada umat Islam secara lokal, regional maupun global. Fenomena itu antara lain itu adalah:
Fenomena perpecahan
1.     Ketidak pedulian antara umat Islam, dan kurangnya solidaritas dengan sesama umat.
Salah satu tanda dari perpecahan yang terjadi pada tubuh umat islam ini adalah ketidak pedulian antara umat Islam dan kurangnya solidaritas dengan sesama umat. Hal ini  terlihat  banyak umat Islam di berbagai belahan dunia dalam penderitaan namun mereka mengalami penderitaan itu sendirian, tanpa ada kepedulian dan pembelaan siapapun.  Termasuk saudara-saudara mereka se akidah di belahan bumi yang lain. Termasuk kita di sini.
2.     Mudahnya umat Islam untuk diprovokasi oleh orang lain,
Fenomena lain yang menunjukkan bahwa tidak ada persatuan dalam tubuh umat ini adalah mudahnya umat Islam untuk diprovokasi oleh orang lain.  Sehingga saudara-saudara mereka sendiri mereka anggap sebagai musuh, dan musuh mereka anggap sebagai teman. Masalah yang kecil yang timbul dalam tubuh umat Islam, bisa berkobar menjadi masalah besar yang  pelik. Berobah menjadi masalah yang  rumit bak benang kusut yang basah yang sulit untuk diurai.
3.     Tidak sensitifnya umat dengan tipu daya musuh, tidak sensitifnya umat Islam dengan hal-hal yang mungkar
Umat Islam laksana berjalan di tengah kegelapan. Tanpa secercah cahaya pun yang menerangi mereka. Sehingga mereka berjalan dengan meraba-raba tanpa ada kejelasan. Semua gelap dan tidak jelas. Tidak jelas bagi mereka, mana kawan mana lawan. Tidak jelas bagi mereka mana yang benar dan mana yang salah. Tidak jelas bagi mereka mana yang ma’ruf dan mana yang mungkar. Tidak jelas bagi mereka ukuran, takaran dan timbangan yang dipakai untuk menimbang  dalam menyelesaikan berbagai masalah.
4.     Timbulnya selalu pro dan kontra antara umat Islam dalam semua masalah
Dalam menghadapi berbagai masalah, umat Islam senantiasa berbeda pendapat. Yang ada pada umat  dan dalam benak mereka adalah “ Perbedaan pendapat adalah rahmat “. Sebuah hadist dhoif, namun menjadi legitimasi  bahwa harus terjadi perbedaan pada Umat ini. Seakan-akan perbedaan adalah rahmat, dan  persatuan adalah selain rahmat. Bukan sebaliknya. Kenapa  tidak yang menjadi mindstreamnya  adalah persatuan dan kesatuan.  Padahal yang utama adalah kesatuan dan persatuan. Yang pokok adalah persatuan dan kesatuan, sedangkan perbedaan bisa mengantarkan kepada perpecahan.
5.     Lemahnya kondisi umat Islam di sebagian besar dunia Islam
Ini merupakan salah satu fenomena tidak adanya persatuan umat ini. 
Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh
الاتحاد أساس النجاح
 Persatuan adalah pondasi kesuksesan
United we stand, divided we fall.
Yang dialami oleh umat Islam adalah kemunduran dalam segala bidang dan ketertinggalan. Kemunduran  ekonomi, kemunduran politik, kemunduran social, kemunduran ilmiah.
Misalnya : Sungguh naïf, dalam sebuah acara pengangkatan  juri perlombaan Al Quran, yang mengangkat dan meresmikan bukan orang muslim yang memiliki kitab Al Aquran, justru yang mengangkat adalah orang non muslim, yang jelas-jelas Al Quran menjelaskan, mereka tidak akan rela dengan Al Quran.  Itu semua karena  perpecahan yang terjadi pada mereka. Allahu akbar 3x walillahil hamdu.



Hadirin sidang sholat Ied Rahimakumullah
Kita semua menyadari, bahwa umat Islam ini tercerai berai dan berpecah belah.  Semua kita menyadari hal ini. Tapi apakah umat Islam juga menyadari urgensi dari persatuan?  Apakah urgensi dari persatuan bagi kita Umat Islam?
Yang perlu kita sadari adalah bahwa  agama kita Islam, persatuan dan kesatuan memiliki urgensi  yang luar biasa dan memiliki posisi penting. Di antaranya adalah:
1.     Umat Islam adalah umat yang satu
إن هذه أمتكم أمة واحدة وأنا ربكم فاعبدون
“ Inilah umatmu, umat yang satu. “
Umat Islam bukanlah umat  yang bercerai berai. Tapi umat islam adalah umat yang satu, menyatu.
2.     Syariat Islam tidak bisa ditegakkan tanpa persatuan
Syariat Islam tidak sempurna tanpa adanya persatuan. Syariat Islam tidak mungkin tegak dengan perpecahan. Syariat dan ajaran Islam hanya bisa ditegakkan dengan persatuan. Mustahil Syariat Islam ini tegak dengan perpecahan dan  sirnanya persatuan dan kesatuan. Keberhasilan Rasulullah saw, salah satunya adalah karena keberhasilan beliau membangun kesatuan dan persatuan dua kabilah yang bertikai puluhan tahun di Madinah “ Aus dan Khozroj “. Juga keberhasilan beliau menyatukan antara penduduk asli dan pendatang, yaitu “ Anshor dan Muhajirin”.
3.     Tabiat Islam adalah berjamaah, berjamaah memerlukan persatuan
Rasulullah saw bersabda :
عليكم بالجماعة وإياكم والفرقة فإن الشيطان مع الواحد وهو من الاثنين أبعد، ومن أراد بحبوحة الجنة فليلزم الجماعة
"Hendaknya kalian melazimi jama'ah (persatuan), dan berhati-hatilah dari perpecahan, sesungguhnya syaitan bersama seorang yang sendiri, dan syaitan lebih jauh dari dua orang. Barang siapa yang ingin pemberian surga maka hendaknya ia melazimi jama'ah" (Dishahihkan oleh Al-Hakim dan disetujui oleh Adz-Dzahabi)
4.     Perpecahan adalah pangkal kekalahan dan kehancuran
Perpecahan adalah adzab/penderitaan dan kehancuran, perselisihan adalah kehinaan dan ketercelaan, serta pertikaian adalah kelemahan dan kerugian. Allah berfirman:
وَأَطِيعُوا اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَلا تَنَازَعُوا فَتَفْشَلُوا وَتَذْهَبَ رِيحُكُمْ وَاصْبِرُوا إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ
"Dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar" (QS Al-Anfaal : 46)
5.     Orang Yang Suka Berpecah Belah Bukan Pengikut Rasulullah saw.
Tidak ada keselamatan bersama perpecahan, tidak ada keselamatan bersama tercerai berainya persatuan, serta tidak ada kejayaan dan ketinggian bersama hilangnya kasih sayang dan persaudaraan keimanan.
إِنَّ الَّذِينَ فَرَّقُوا دِينَهُمْ وَكَانُوا شِيَعًا لَسْتَ مِنْهُمْ فِي شَيْءٍ
"Sesungguhnya orang-orang yang memecah belah agama-Nya dan mereka menjadi bergolongan, tidak ada sedikitpun tanggung jawabmu kepada mereka" (QS Al-An'aam : 159)
6.     Umat Islam harus menyelesaian problematikanya sendiri
Kondisi Umat Islam yang terpuruk, umat Islam harus menyelesaikan sendiri berbagai problem itu. Dan tidak akan bisa selesai bila tanpa adanya persatuan. Keterpurukan ini tidak akan ada solusi dari umat lain. Apalagi jelas-jelas Allah tegaskan dalam kitab sucinya, mereka tidak rela atas agama ini, hingga umat Islam mengikuti agama mereka, mengikuti budaya mereka, mengikuti kemungkaran dan kesesatan mereka.
7.     Misi Islam sebagai rahmat bagi seluruh alam, memerlukan persatuan
Umat Islam bukan hanya punya tugas untuk meraih kebahagiaan dan kebaikan dirinya sendiri.  Namun Umat islam memiliki misi dan tugas untuk menyelamatkan orang lain, melindungi orang lain, menjamin keamanan dan menegakkan keadilan bagi orang lain.
Kehadiran agama Islam adalah sebagai rahmat bagi seluruh alam. Menjadi rahmat, karena kondisi tidak hadirnya Islam di masyarakat hanya akan melahirkan  musibah dan petaka.
Kehadiran Islam adalah untuk mengeluarkan manusia dari : Menyembah makhluq agar menyembah Allah subhanahu wata’ala. Mengeleluarkan manusia dari kedholiman agama-agama dan tokoh agama selain Islam kepada keadilan Islam. Mengeluarkan manusia dari sempitnya kehidupan dunia menuju kepada luasnya kehidupan dunia dan akhirat.
Islam mempunyai misi agar seseorang bebas untuk beragama dengan penuh kesadaran. Beriman karena ia sadar, bukan karena terpaksa dan dipaksa orang. Kafir dan ingkar kepada Allah swt juga karena kesadaran dan pilihan, bukan karena dipaksa oleh orang lain.
Maraknya kedholiman saat ini, maraknya kesewenang-wenangan saat ini, karena ghoibnya  umat Islam dan tidak hadirnya umat Islam yang membawa nilai-nilai islam. Dan lemahnya umat Islam yang seharusnya menjadi pelindung dan penegak keadilan.  Yang ada saat ini, namanya Islam, tapi otak dan pemikirannya  sepi dari nilai-nilai Islam.  Allahu akbar 3x walillahilhamdu




Hadirin Sidang Sholat Ied Rahimakumullah
Begitu urgent dan pentingnya persatuan bagi umat Islam. Bagaimana kita merajut persatuan umat?  Yang harus kita lakukan dalam rangka untuk merajut persatuan Umat islam adalah :
1.     Berpegang teguh dengan tali agama
Saudara-saudaraku, dalam kondisi seperti ini,  kita harus berpegang teguh kepada pokok Islam yang agung, yaitu kewajiban untuk berkumpul dalam kebenaran, saling bekerja sama dalam kebaikan, dan bersatu dalam segala hal yang bermanfaat baik di dunia maupun di akhirat. Dan berusaha untuk mencari titik temu. Bukan mencari perbedaan dan perpecahan.  Allah berfirman:
وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلا تَفَرَّقُوا
"Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai" (QS Ali Imron : 103).
Perpecahan dalam agama dan pengaturan kenegaraan haram hukumnya. Bahkan Alquran menganggap orang yang memecah belah dalam agama dari orang kafir dan orang-orang musyrik. Allah swt berfirman:
وَلا تَكُونُوا مِنَ الْمُشْرِكِينَ، مِنَ الَّذِينَ فَرَّقُوا دِينَهُمْ، وَكانُوا شِيَعاً، كُلُّ حِزْبٍ بِما لَدَيْهِمْ فَرِحُونَ [الروم 30/ 32]

Janganlah kamu sekalian dari orang-orang musyrik, yaitu orang-orang yang memecah belah agama, sedangkan mereka berkelompok-kelompok . Setiap kelompok bangga dengan kelompoknya sendiri.

Dalam firmannya yang lain:
إِنَّ الَّذِينَ فَرَّقُوا دِينَهُمْ وَكانُوا شِيَعاً لَسْتَ مِنْهُمْ فِي شَيْءٍ، إِنَّما أَمْرُهُمْ إِلَى اللَّهِ، ثُمَّ يُنَبِّئُهُمْ بِما كانُوا يَفْعَلُونَ [الأنعام 6/ 159] .
Sesungguhnya orang-orang yang memecah belah agama, sedang mereka dalam kelompok-kelompok, kamu ( wahai Muhammad ) bukan dari golongan mereka. Urusan mereka adalah dengan Allah swt, kemudian Allah swt akan  memberitahukan apa yang telah mereka lakukan. Barangsiapa yang keluar dari batas-batas agama dan tujuan agama, maka ia telah berbuat dholim.Dan orang-orang kafir adalah orang yang berbuat dholim.
Sebagaimana firman Allah swt:
 وَالْكافِرُونَ هُمُ الظَّالِمُونَ [البقرة 2/ 254] .
“ Dan orang-orang yang kafir mereka lah orang yang berbuat dholim. “
2.     Memperbanyak interaksi antar sesama umat Muslim
Secara lokal, regional, global
Salah satu cara untuk  menyatukan umat adalah dengan memperbanyak interaksi sesama muslim. Ketika seorang muslim bertemu dan berinteraksi, maka  berikutnya akan terjadi komunikasi. Jalinan komunikasi akan melahirkan saling mengetahui baik kekurangan, maupun kelebihan dari semua pihak. Ketika saling mengetahui, maka akan melahirkan saling pengertian dan saling menghormati. Selanjutnya akan terjalin kerjasama melihat kekurangan orang lain, kemudian ingin membantu. Melihat kelebihan orang lain, kemudian ingin mencontoh dan mengikutinya.
Sebaliknya, bila antara seorang muslim satu dengan yang lain tidak terjadi interaksi, maka tidak akan ada komunikasi. Komunikasi akan mengalami kebuntuan. Ketika kebuntuan komunikasi terjadi, maka yang terjadi adalah suudzon dan saling curiga. Ketika kecurigaan sudah muncul, maka kebencian yang semakin berkembang. Semua akan berakhir dengan permusuhan. Dan permusuhan adalah sebuah keniscayaan.
3.     Menyatukan persepsi tentang Islam
Menyatukan persepsi tentang islam dan berbagai permasalahan islam akan mengantarkan kepada persatuan. Perbedaan persepsi akan melahirkan perbedaan sikap. Bila perbedaan sikap itu semakin jauh, maka yang lahir adalah benturan dan permusuhan.
4.     Memahami bingkai perbedaan yang dibolehkan dan tidak dibolehkan
Persatuan adalah asal ( pokok ) yang menjadi tabiat dan fitrah Islam. Namun Islam tidak menutup mata akan adanya perbedaan. Perbedaan adalah sebuah keniscayaan. Sehingga Islam mengharuskan kesatuan dan persatuan dan mengatur perbedaan. Untuk persatuan, Islam mengharuskan persatuan dan kesatuan dalam hal-hal yang pokok Syariat Islam. Islam tidak membolehkan sama sekali perbedaan dalam pokok Syariat Islam. Dalam pokok-pokok  aqidah ( ushul  Aqidah), pokok-pokok ibadah ( ushul ibadah ), pokok-pokok muamalah ( ushul muamalah ), pokok-pokok akhlaq ( ushul Akhlaq ) Islam  mengharuskan persatuan dan kesatuan. Tidak membolehkan perbedaan. Bila berbeda dalam pokok-pokok tersebut, maka sebenarnya berbeda agama.
Islam membolehkan perbedaan dalam masalah cabang-cabang Syariat.  Perbedaan dalam cabang syariat ditolerir dan diperbolehkan oleh Islam. Dalam cabang-cabang aqidah ( furu’ aqidah), cabang ibadah ( furu’ ibadah), cabang muamalah ( furu’ muamalah ), cabang akhlaq ( furu’ akhlaq) islam membolehkan dan tidak melarang. Bahkan perbedaan dalam masalah cabang syariat ini sudah terjadi sejak zaman Nabi Muhammad saw. Justru perbedaan dalam masalah cabang ini menunjukkan flexibilitas Islam dalam menghadapi zaman.
5.     Meningkatkan ketakwaan
Untuk merajut persatuan salah satunya adalah dengan meningkatkan ketakwaan. Tidak ada yang bisa melindungi dari semua kemunduran Umat Islam kecuali dengan  berlindung kepada Allah disertai dengan taubat yang tulus dan kembali kepada Allah Azza wa Jalla. Allah berfirman
وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا (٢ (
“ Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan Mengadakan baginya jalan keluar.”  (QS Ath-Tholaaq : 2)
Maka dengan mewujudkan ketaatan kepada Allah dan ketaatan kepada Rasulullah saw maka Allah akan menghilangkan bencana dan petaka dari kaum muslimin, Allah akan menolak kerusakan dan fitnah-fitnah dari mereka.
6.     Mengikuti jalan islam yang lurus
Mengikuti jalan Islam yang lurus merupakan salah satu jalan merajut persatuan umat. Karena yang  termasuk hal yang menjadikan kehancuran umat Islam bermula dari pecahnya persatuan mereka adalah terpecah belahnya kaum muslimin dan berselisihnya hati-hati mereka, serta saling menjauh arah mereka dari manhaj yang terang yang telah diperintahkan oleh Allah dalam firmanNya :
وَأَنَّ هَذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ وَلا تَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيلِهِ
"Dan bahwa (yang Kami perintahkan ini) adalah jalanKu yang lurus, Maka ikutilah Dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalanNya." (QS Al-An'aam : 153)
7.     Meningkatkan Solidaritas Dan Rasa Cinta Sesama Umat Muslim
Sungguh di setiap masyarakat muslim kita sangat butuh agar  menjadi cerminan terhadap bentuk yang diinginkan oleh Islam sebagaimana yang disifatkan oleh Nabi saw
مثل المؤمنين في توادهم وتراحمهم وتعاطفهم كمل الجسد الواحد إذا اشتكى منه عضو تداعى له سائر الجسد بالسهر والحمى
"Perumpamaan kaum mukminin dalam hal saling mencintai, saling menyayangi, saling lembut di antara mereka, seperti tubuh yang satu, jika ada satu anggota tubuh yang sakit maka seluruh jasad akan ikut merasakan sakit sehingga begadang dan demam" (HR Al-Bukhari dan Muslim)
Juga sebagai bentuk seperti firman Allah:
وَالْمُؤْمِنُونَ وَالْمُؤْمِنَاتُ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ يَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ
"Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma'ruf, mencegah dari yang munkar" (QS At-Taubah : 71)
Solidaritas merupakan hasil dari persatuan
8.     Jangan Mudah-Mudah Menfonis sesama muslim sebagai kafir, ahli bid’ah, sesat dan seterusnya
Diantara sebab-sebab kesesatan dan faktor tergelincir dalam kesesatan adalah terjerumus dalam sikap terburu-buru dalam perkara yang sangat berbahaya. Bahaya tersebut adalah bermudah-mudahan dalam mengkafirkan, mudah menvonis sesat dan membid’ahlan (kaum muslimin) dan para pengucap Laa ilaah illallah Muhammad Rasulullah. Rasulullah saw bersabda :
من قال لأخيه يا كافر فقد باء بها أحدهما، فإن كان كما يقول وإلا رجعت عليه
"Barang siapa yang berkata kepada saudaranya "Wahai si kafir" maka perkataannya itu akan kembali kepada salah satu diantara keduanya, jika  memang saudaranya adalah kafir (maka tidak mengapa), akan tetapi jika ternyata saudaranya tidak kafir maka akan kembali kepadanya" (HR Al-Bukhari dan Muslim)
Beliau juga bersabda :
من رمى مؤمنا بكفر فهو كقتله
"Barang siapa yang menuduh seorang mukmin dengan kekafiran maka seperti telah membunuhnya" (HR Al-Bukhari)
Sesungguhnya Nabi saw telah mengingatkan umatnya dengan peringatan yang keras tentang hal ini, yaitu mudah mengkafirkan tanpa ada argument dan dasar yang kuat, serta berdasarkan pada kaidah-kaidah Al-Qur'an dan As-Sunnah. Karenanya para ulama berkata : "Kesalahan dalam meninggalkan seribu orang kafir sehingga dibiarkan hidup masih lebih ringan daripada kesalahan dalam menumpahkan darah seorang muslim"  Allahu Akbar 3x walillahilhamdu



Hadirin sidang Sholat Ied rahimakumullah
Nasehat umum.
Mari kita mulai merajut persatuan umat ini. 
Mari kita mulai dari diri kita,  Mari kita mulai dari sekarang, Mari kita mulai dari yang kecil, Mari kita mulai dari aktifitas kita, Mari  kita mulai dari keseharian kita.
Sebagai contoh, mari kita mulai dari diri kita dengan melaksanakan sholat lima waktu di masjid berjamaah. Kita mulai dari yang kecil, kala kita mulai dari sholat berjamaah di masjid, yang pertama kali kita seru adalah diri kita. Bisa kita mulai dari sekarang, karena sebentar lagi kita juga akan melaksanakan sholat dzuhur ( sholat Jumat ). Kita mulai dari aktivitas kita, karena sholat lima waktu adalah aktivitas yang akan kita lakukan sehari-hari, bahkan lima kali dalam sehari.
Apa kira-kira hasil yang akan kita dapatkan?
Kala kita pergi sholat berjamaah di masjid, maka kita akan bertemu dengan saudara-saudara kita seiman yang pergi ke masjid. Saat itu, maka kita akan membangun komunikasi, akan saling bertanya nama, tinggal di mana, asal dari mana dan seterusnya. Motivasi pertemuan itu bukan karena keuntungan pribadi dan keuntungan duniawi, tapi semata-mata panggilan Allah swt. Sehingga keikhlasan yang menjadi pondasi utamanya. Dalam jalinan tersebut maka akan terbangun saling mengerti, saling memaklumi dan saling menghormati. Berikutnya akan  terbangun saling melengkapi, saling membantu dan solidaritas. Begitu seterusnya.
Kondisi kita saat ini, tidak saling tahu kondisi bahkan kondisi tetangga kita, karena kita tidak bertemu atau jarang ketemu. Semua sibuk dengan dunianya sendiri-sendiri, kemudian masuk ke rumah masing-masing dan hidup dengan egoismenya sendiri. Hingga yang lahir adalah individualis dan kehidupan masing-masing.
Dari sinilah kita mulai. Bila kita mulai dari yang kecil saja kita tidak mampu, maka yang lebih besar dari itu hanya merupakan utopia dan angan-angan belaka. Bila dari diri sendiri kita saja tidak mampu, jangan berharap bisa menyatukan dan bersatu dengan orang lain. Bila yang motivasinya ikhlas untuk ibadah saja kita tidak bisa melaksanakan, maka mustahil bisa kita laksanakan pada hal-hal lain yang biasanya bercampur berbagai kepentingan.  
Semoga kita bisa menjadi unsure utama timbulnya persatuan dari umat ini. Amin ya Robbal alamin.
اعْلَمُوْا اَنَّ اللهّ اَمَرَكُمْ بِاَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى: ((  اِنَّ اللهَ وَمَلآ ئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا )). اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ
وَارْضَ اللهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ اَبِى بَكْرٍوَعُمَروَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.
اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ
اللهُمَّ اَعِزَّ اْلاِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّة وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ اَعْدَاءَالدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ اِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ.
Ya Allah perbaikilah kondisi kami keadaan kaum muslimin, Ya Allah hilangkanlah kesedihan, angkatlah penderitaan, Ya Allah selamatkanlah hamba-hambaMu kaum muslimin dari segala fitnah dan bencana, Ya Allah hancurkanlah musuh-musuh kaum muslimin, sesungguhnya musuh-musuh tersebut tidaklah bisa melemahkanMu, Ya Allah jagalah saudara-saudara kami dimanapun mereka berada, Ya Allah jadilah Engkau Penolong bagi mereka wahai Yang Maha Perkasa dan Maha Kuat.
Ya Allah ampunilah kaum muslimin, kaum muslimat, baik yang hidup maupun yang telah meninggal, Ya Allah anugerahkan kepada kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan lindungilah kami dari siksaan neraka.
Ya Allah ya Tuhan kami, di hari raya ini ampunilah dosa-dosa kami terimalah amal-amal kami dan pandanglah kami dengan pandangan kasih sayang-Mu. Jangan pandang kami dengan pandangan keadilan-Mu apalagi pandangan murka-Mu.
Ya Allah ya Tuhan kami, kami mengakui dosa-dosa kami. Mengakui kelemahan kami. Sudah Engkau karuniakan kepada kami kesempatan untuk beramal baik, dengan pahala yang Engkau lipat gandakan, bahkan Engkau lipatkan seperti beramal selama seribu bulan, namun kami ya Allah tidak peduli, tidak menggunkana kesempatan itu dengan sebaik-baiknya. Justru tidak sedikit dari kami  ya Allah yang menyia-nyiakan nya. Ampuni kami ya Allah. Logika kami dan iman kami mengakui akan karunia dan kesempatan yang Engkau berikan itu ya Allah. Namun kami tidak mampu mengalahkan nafsu kami, tidak mampu menundukkan dan mengalahkan ego kami yang sudah dikuasai oleh nafsu kami.
Ya Allah ya Tuhan kami, ampunilah dosa kedua orang tua kami baik yang masih hidup maupun yang sudah meninggal. Kasihani mereka, sebagaimana mereka telah mengasihi kami di waktu kecil.
Yang bagi orang tua kami yang masih hidup ya Allah,  diusia mereka yang sudah udzur ya Allah, di hari yang fitri ini ya Allah yang seharusnya kami mendampingi mereka ya Allah di hari tua mereka ya Allah ternyata kami tidak bisa mendampingi mereka ya Allah. Ya Allah, ampuni kami ya Allah yang dengan berbagai alasan kami buat ya Allah untuk tidak bersimpuh di hadapan mereka ya Allah. Ampuni kami ya Allah, kami bisa membuat berbagai alasan di hadapan manusia untuk menutupi kemalasan dan keengganan kami untuk bersimpuh memohon maaf kepada mereka. Kami bisa menutupi kesalahan kami ini di hadapan manusia ya Allah, tapi kami tidak  akan mungkin menutupi kesahalan kami ini di hadapan-Mu.Ya Allah ampuni kami ya Allah. Ampuni kami ya Allah, yang tidak mampu membalas kasih sayang mereka dengan berbuat baik kepada mereka, ampuni kami ya Allah yang telah membuat perasaan mereka capek dan letih karena tingkah laku kami.  Ampuni kami ya Allah yang telah menjadikan mereka banyak pikiran karena memikirkan kata-kata kami yang sering kali menyakitkan. Ampuni  ya Allah yang sering meremehkan mereka karena pendidikan mereka yang lebih rendah dari kami ya Allah. Padahal merekalah yang menjadikan kami seperti ini.
Ya Allah ya Tuhan kami, kami hanya mampu memohon kepada-Mu ya Allah, agar Engkau mengasihi mereka, menyayangi mereka, menjadikan hati mereka tenang, badan mereka sehat. Karuniakan keberkahan dalam hidup mereka, dalam umur mereka, dalam  keseharian mereka.
Ya Allah, kami yakin, bahwa hanya Engkau yang bisa menyayangi mereka, menjaga mereka. Dan sekiranya Engkau sudah berkehendak untuk memanggil mereka, jadikan khusnul khotimah sebagai akhir umur mereka. Kalimah tauhid sebagai akhir kata-kata mereka, amal sholeh yang menjadi akhir perbuatan mereka, serta surga yang menjadi akhir persinggahan mereka.
Ya Allah, bagi orang tua kami yang sudah tiada, di hari yang fitri ini ya Allah, yang biasanya kami bisa bersimpuh di pangkuan mereka untuk memohon maaf, berbakti dan memohon doa,  namun kini mereka telah tiada ya Allah. Kami memohon kepada-Mu ya Allah, ampuni dosa-dosa mereka, terimalah amal-amal mereka, jembarkan kubur mereka,  lepaskan mereka dari siksa kubur, lepaskan mereka dari  panasnya api neraka. Dan masukkan mereka ke surga.
Untuk istri-istri kami ya Allah, ampuni dosa-dosa mereka, terimalah amal mereka dan jadikan keimanan hiasan kehidupan mereka. Ya Allah, ampuni kami ya Allah atas perlakuan yang kasar kepada mereka, sikap yang kadang menyakiti hati dan perasaan mereka. Ya Allah, betapa banyak kesalahan kami kepada istri-istri kami ibu dari anak-anak kami. Dialah yang mengandung  dan menyusuhi anak-anak kami, yang mengasuh dan mengajari anak-anak kami agar menghormati kami. Betapa kerasnya hati kami dan betapa kurangnya simpati kami kepada mereka. Ampuni kami ya Allah. Ampuni kami ya Allah, ampuni kami ya Allah. Betapa hanyak hak-hak mereka yang belum kami penuhi. Ya Allah rahmati  istri-istri kami. Sayangi istri-istri kami dan berkahi istri-istri kami.
Untuk suami-suami kami ya Allah, ampunilah dosa-dosa mereka, terimalah amal mereka, bimbinglah mereka menuju ridhomu. Ya Allah, merekalah imam-imam kami, yang menjadi panutan dalam rumah tangga kami, bagi kami para istri, anak-anak dan cucu. Ya Allah karuniakan keimanan kepada mereka, hiasi hati mereka dengan keimanan kepada-Mu. Ya Allah ya Tuhan kami.
Ya Allah, betapa banyak salah kami  para istri kepada suami-suami kami ya Allah. Betapa sering kata-kata kami yang menyakitkan hati mereka, betapa banyak ungkapan kami  yang menjadikan mereka bersedih hati. Padahal mereka telah membanting tulang, memeras keringat, menyabung nyawa, menantang bahaya untuk kebahagiaan kami dan anak-anak kami. Ya Allah, betapa  kurangnya kami bersyukur kepada mereka, dan betapa banyaknya kewajiban-kewajiban yang belum bisa kami laksanakan untuk mereka.
Ya Allah jagalah para suami kami ya Allah, karuniakan kesehatan selalu kepadanya, berkahi langkah-langkahnya, dan bimbinglah menuju ridho-Mu ya Allah. Mudahkan mereka untuk meniti jalan hidayahmu, karuniakan kepada mereka teman-teman baik yang mendukung dan mendorongnya  untuk berbuat kebaikan.
Jauhkan mereka ya Allah dari semua marabahaya, jauhkan mereka dari teman-teman yang mengajak kepada kemaksiatan dan kemungkaran. Jauhkan mereka dari teman-teman yang menjauhkan mereka dari ketaatan kepada-Mu.
Untuk anak-anak kami ya Allah, lindungilah mereka, jadikanlah mereka anak-anak yang sholeh dan sholihah yang akan menjadi penyejuk  mata bagi kami di kala kami tua. Karuniakan kepada mereka pasangan yang sholeh dan sholihah dan karuniakan kepada mereka anak keturunan yang sholeh dan sholeheh. Amin.
رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ.
رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.

عِبَادَاللهِ ! اِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِى اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوااللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرْ. كل عام وأنتم بخير. تقبل الله منا ومنكم.

Khutbah Iedul Fitri, 1 Syawal 1436 H/ 17 Juli 2015  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar