Kini kita sudah 73 tahun dari proklamasi kemerdekaan Indonesia. Sebagai
bangsa dan Umat, kita dari nenek moyang kita hingga saat ini, telah mengarungi
berbagai macam peristiwa; pahit getir, asam garam perjalanan sebuah bangsa kita
alami. Hingga sampai masa kita saat ini.
Baru
saja kita lewati hirup pikuk memperingati kemerdekaan Indonesia
sedang dilaksanakan. Berbagai macam acara,program, keramaian, tontonan digelar
untuk memeriah peringatan 17 Agustus ini. Tidak lupa berbagai macam hiasan dari
pernak-pernik warnanya bendera merah dan putih menghiasi segala penjuru
lingkungan kita. Sebuah perayaan
dan keramaian yang mengungkapkan
kebahagiaan atas merdekanya sebuah bangsa dan lahirnya sebuah negara yang
disebut dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Di sela-sela hiruk pikuk itu, apakah sebenarnya yang dimaksud dengan
kemerdekaan itu? Kita sebagai seorang muslim yang merupakan bagian besar dari
bangsa dan negara ini, apakah kita sudah
memahami makna akan kemerdekaan menurut
agama kita? Ketika kita tidak memahami
arti kemerdekaan, maka mungkinkah kita
akan mengisi kemerdekaan ini dengan cara yang benar? Oleh karena itulah, perlunya kita mengerti apa
arti kemerdekaan menurut Islam.
Bicara
tentang kemerdekaan mengingatkan kita
kepada ungkapan Sayyidina Umar r.a. saat
berkata kepada Sayyidina Amru bin Ash:
" متى استعبدتم النّاس وقد ولدتهم أمهاتهم
أحراراً "
“Sejak kapan engkau memperbudak
manusia, padahal ia telah dilahirkan oleh ibunya dalam keadaan merdeka?”
Sebuah ungkapan yang abadi tertulis dalam tinta emas sejarah, tersimpan dalam hati
sanubari peradaban dari masa ke masa.
Ungkapan yang telah memekakkan telinga orang-orang dholim, menghentakkan dada
para penguasa diktator dari masa ke masa. Sebuah kebebasan yang diberikan oleh
Islam kepada manusia di saat dunia
terjerumus dalam kesewenang-wenangan, kedholiman, angkara murka para penjajah dan penguasa.
Masa saat itu orang kuat memperbudak yang lemah,
penguasa menghisap darah dan keringat rakyat yang menyelimuti seluruh jazirah
Arab, bahkan seluruh dunia saat itu. Kelompok yang banyak memperbudak kelompok yang kecil. Seorang
perempuan tidak mendapatkan kebebasan sama sekali, bahkan hak untuk hidup
sekalipun. Hak kebebasan sikap apalagi hak atas harta. Kemudian datanglah Islam
melakukan pembebasan dalam arti yang sebenarnya.
Manusia dibebaskan oleh Islam dari berbagai macam
kedholiman, dibebaskan dari penguasa yang dholim, bahkan dibebaskan dari
perbudakan. Perempuan diberikan kebebasannya, sebuah kebebasan yang tidak
pernah mereka dapatkan sebelumnya sama sekali di manapun dari belahan dunia.
Hingga Islam menjadi contoh kebaikan dalam segala hal. Bahkan di Eropa
sekalipun saat itu yang terjadi adalah
kediktatoran dan kesewenang-wenangan atas nama agama dan tokoh-tokoh
agama.
Rib’iy bin Amir
mengungkapkan tentang tujuan dari risalah Islam dalam ungkapannya yang
terkenal ketika dia mengucapkannya untuk penguasa Persi Kisro:
"
بعثنا الله لإخراج العباد من عبادة العباد إلى عبادة ربّ العباد، ومن جور الأديان إلى
عدل الإسلام ومن ضيق الدنيا إلى سعة الدنيا
والآخرة؛"
“ Allah swt telah mengutus kami
untuk mengeluarkan manusia dari peribadatan kepada makahluk untuk menuju kepada peribadatan Tuhannya para
makhluk, dan mengeluarkan kami dari kedholiman agama menuju kepada keadilan Islam, dan mengeluarkan manusia dari sempitnya dunia
menuju luasnya dunia dan akhirat. “
Islam adalah yang pertama kali memberikan
kemerdekaan manusia secara
sempurna.
Arti Kemerdekaan Menurut Islam
Apa yang
arti kemerdekaan menurut
Islam?
Kemerdekaan menurut Islam diungkapkan dalam kata-kata:
الأرادة الكاملة
في الاختيار دون قهرٍ أو إجبار
“ Kebebasan yang sempurna untuk memilih dan melakukan
sesuatu tanpa ada paksaan.”
Kemerdekaan artinya adalah kebebasan untuk
mengekspresikan keinginan tanpa ada yang menghalangi. Karena manusia sebenarnya dilahirkan oleh ibunya
dengan membawa kebebasan dan kemerdekaannya.
Kemerdekaan yang diberikan oleh Islam kepada
manusia bukan sekedar slogan kosong, atau ungkapan tanpa makna. Tapi
kemerdekaan yang diberikan oleh
Islam memiliki tampilan dan madhohir
yang bisa dilihat dan dirasakan oleh
diri sendiri maupun orang lain. Kemerdekaan itu dilindungi oleh syariat
dan oleh hukum.
Performance
atau Madhohir Atau Tampilan Kemerdekaan Dalam Islam
Apa madhohir
atau tampilan kemerdekaan dalam Islam?
Bentuk kemerdekaan yang diberikan oleh Islam antara
lain:
Pertama : Kemerdekaan Aqidah (
Keyakinan )
Islam memberikan kebebasan kepada manusia untuk memeluk agamanya. Tidak boleh seorang pun
untuk memaksa orang lain untuk memeluk satu agama. Manusia bebas untuk memeluk
agamanya.
Sekalipun agama Islam adalah agama yang benar, dan
selain Islam adalah agama yang salah menurut Islam, namun Islam melarang siapapun untuk memaksa orang
lain untuk memeluk Islam, maupun memeluk agama-agama yang lain. Setiap individu bebas untuk menentukan
keyakinannya.
فمن شاء فليؤمن من شاء فليكفر
“ Yang mau beriman silahkan beriman,
yang mau tidak beriman silahkan tidak
beriman.”
Namun bila ia memeluk Islam, maka tidak boleh meninggalkannya sama sekali. Dan
ia harus tunduk dan patuh kepada aturan Islam.
Layaknya
orang yang sedang bertamu ke
rumah anda, siapa saja boleh bertamu atau tidak bertamu, namun bila sudah masuk
menjadi tamu anda, maka ia harus tunduk
terhadap aturan yang sudah anda buat di rumah anda.
Bila seseorang telah memilih Islam sebagai
agamanya, maka ia sudah memilih dengan pilihan yang tepat, yang akan membawa kebahagiaan di dunia dan
akhirat. Namun bila ia tidak mau memeluk
Islam, maka Islam tidak memaksa manusia
harus memeluk Islam. Ia bebas memeluk agamanya tanpa ada gangguan sama
sekali dari Islam.
لكم دينكم وليدين
“ Bagimu agamamu dan bagiku agamaku.”
Kedua : Kemerdekaan Kehidupan
Kemerdekaan yang diberikan oleh Islam dalam
kehidupan bahwa manusia memiliki kebebasan yang sempurna untuk memilih jalan kehidupannya. Namun Allah
swt telah memberikan penjelasan
yang lengkap tentang jalan yang benar dan jalan yang tidak benar.
Ketika ia memilih jalan yang benar, maka kebaikan
akan kembali kepada diri manusia itu sendiri. Namun bila ia memilih jalan yang tidak benar,
maka ia akan memetik buah hasil yang
tidak benar tersebut. Manusia bertanggung jawab atas apa yang ia lakukan baik dan buruknya. Bila urusan itu urusan akhirat, maka ia akan
bertanggung jawab terhadap apa yang diperbuat di akhirat kelak. Bila baik, ia
akan mendapatkan surga, namun bila tidak
baik, maka ia akan mendapatkan neraka.
Namun bila
masalah yang dilakukan masalah dunia, maka ia akan bertanggung jawab atas apa yang dilakukannya itu. Bila baik, maka ia
akan dikenal dan disebut sebagai orang sholeh dan baik, namun bila sudah
merusak kebebasan dan kenyamanan masyarakat, maka ia harus
mempertanggungjawabkannya di depan hukum.
Ketiga : Kemerdekaan Individu
Islam memberikan kebebasan kepada individu manusia.
Ia bebas makan apa yang dia mau, atau minum yang dia mau, ia juga bebas untuk menikmati apa saja yang
baik. Ia bebas untuk melakukan transaksi jual dan beli. Semua tadi diberikan
kemerdekaan selagi tidak membahayakan diri manusia dan tidak merusak
masyarakat.
Kemerdekaan dalam konsumsi diri
Kemerdekaan dalam bertransaksi
Kemerdekaan dari perbudakan
Kemerdekaan dari
nafsu dan syahwat
Kemerdekaan untuk membuat komunitas
Kemerdekaan atas harga diri
Kemerdekaan untuk menentukan sikap dan pilihan
Di peringatan 17 Agustus 2018 ini, sebagai muslim,
apakah kita sudah memerdekaan diri kita seperti yang dikehendaki oleh Islam
seperti yang sudah dijelaskan di atas? Kalau belum, bukan pesta
gembira yang mestinya kita lakukan, karena sebenarnya kita belum
merdeka. Karena pesta itu bagi orang yang sudah merdeka, alangkah lucunya seorang budak yang masih terbelenggu
perbudakan, namun merasa sudah merdeka dan berpesta merayakan kemerdekaan.
Keteladanan kita adalah Nabi Ibrahim a.s yang
merupakan contoh yang diikuti oleh Nabi Muhammad saw dalam membangun
kemerdekaan dalam arti yang sebenarnya. Akidah, bangsa, Negara, masyarakat,
harga diri dst.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar