Betapa
banyak peristiwa yang menyita perhatian kita semua sebagai bangsa Indonesia.
Apalagi sebagai umat Islam. Karena semua peristiwa ini seakan menjadi PR bagi
umat Islam yang harus diselesaikan. PR yang silih berganti, belum selesai satu
PR sudah ada PR yang baru. Ditambah lagi kondisi internal umat Islam sendiri
sedang acak-acakan. Tidak kompak, tidak menyatu ditambah berbagai macam masalah
yang tidak bisa diselesaikan.
Baru
kemarin 14 Januari 2016 terjadi peledakan bom. Seakan semua mata mengarah kepada Umat Islam. Semua
telunuk seakan menuding umat Islam sebagai pelakunya. Wallahul musta’an. Saat ini juga marak
kebejatan moral dengan munculnya LGBT secara demonstrative di masyarakat. Semua
masmedia membicarakan dan menjadikannya headline. Sebelum itu semua isu
Gerakan Fajar Nusantara ( GAFATAR ), yang disinyalir merupakan aliran yang menyimpang
dari Islam, tapi mengaku Islam.
Mendeteksi Penyelewengan
Bagaimana
kita mengenal sebuah kelompok, atau komunitas itu menyeleweng dari ajaran Islam
atau tidak?
Dalam
kehidupan bermasyarakat, ketika kita perhatikan ada dua sisi penting yang ada
pada mereka, yaitu :
1. Mafahim ( paradigm / pola pikir )
2. Suluk ( perilaku / tindakan )
Dua
hal ini adalah satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan. Keduanya saling
mempengaruhi dan saling mewarnai. Dalam hal yang benar seseorang yang berpola pikir
benar, maka akan menjadikan perilakunya benar. Orang yang berperilaku
salah, kebanyakan dikarenakan pola pikir
yang salah juga.
Dalam kesalahan, pola pikir yang salah lebih bahaya
daripada orang yang berperilaku yang salah.
Orang
yang berpola pikir benar, namun dalam perilakunya salah, maka ia
mudah untuk diingatkan dan diperbaiki. Karena pola pikirnya benar, dan
perilakunya salah. Karena ia merasa tindakannya yang salah sehingga
perilakunya disesuaikan dengan pola
pikir yang benar tadi. Sebaliknya, orang yang berpola pikir salah, tapi perilakunya
benar, maka ia melakukan amal tersebut bukan karena kesadaran. Tetapi karena
kondisi, ikut-ikutan dan seterusnya, sehingga suatu saat perilakunya yang benar
itu akan dia tinggalkan mengikuti pola pikirnya yang salah. Sehingga
kerusakan pola pikir lebih berbahaya daripada kerusakan perilaku. Walaupun
secara kasat mata kerusakan perilaku kelihatan
kerusakannya besar. Seperti kerusakan materi, lingkungan dan seterusnya.
Bagaimana
mengenal seseorang, sebuah komunitas atau kelompok itu menyeleweng atau tidak. Hal
ini bisa kita lihat dari kedua sisi di atas, yaitu dari mafahim/paradigm
berpikirnya dan suluk atau perilakunya. Apabila terindikasi berbeda dengan pokok-pokok ( ushul Islam )
maka ia menyeleweng. Bila menyeleweng
maka sebenarnya ia sudah keluar dari Islam.
Pertama
: Dari sisi mafahim.
Mafahim
yang dilihat di sini ada dua mafahim (
pola piker ).
Pertama
: Pola piker akidah ( mafahim aqidah ).
Islam memiliki mafahim aqidah islamiyah
yang jelas, dan tidak samar.
Dengan mudah orang akan mengetahuinya dan mengenalinya. Ushul Aqidah Islam adalah hal yang
aksiomatik, yang mudah diketahui oleh
kebanyakan umat Islam, sekalipun ia bukan seorang ulama Islam. Ushul
Aqidah islam ini terjelma dalam rukun Iman.
Rukun
Iman ada enam, yaitu: 1. Iman kepada Allah swt
2. Iman kepada hari akhir. 3. Iman kepada para Malaikat Allah swt 4. Iman
kepada kitab-kitab Allah swt. 5.Iman kepada Para Rasul Allah swt. 6. Iman kepada Qodho dan Qodar.
Ini
adalah merupakan ushul, atau pokok keimanan ajaran Islam. Apabila ada orang,
atau komunitas atau kelompok yang mengingkari salah satu dari rukun Iman ini,
maka bukan merupakan perbedaan yang dibolehkan. Bila berbeda, berarti beda
agama.
Dengan
melihat dari sisi Pokok Akidah ini, maka
dengan mudah kita akan mendapatkan, itu sesat atau tidak.
Kedua
: Mafahim Minhaj Islamy ( cara pandang terhadap Islam )
Allah
swt dan Rasul-Nya menyuruh kepada kita untuk menjadikan Islam sebagai:
1. Jalan
Hidup, yang menjadikan kehidupan kita harus
mengikuti rel-rel Islam.
2. Arah
hidup, yaitu menjadikan Islam sebagai patokan untuk menjalani kehidupan Ini.
Allah swt berfirman: “ Masuklah kamu
ke dalam Islam secara keseluruhan.”
“ Apakah kalian beriman dengan
sebagian isi Al Quran dan kafir dengan sebagian yang lain?. Apakah kalian tidak
berpikir?”
“ Katakanlah, sesungguhnya sholatku,
ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah
untuk Allah semata.”
Rasulullah saw mengajarkan kepada
kita hidup dalam Islam. Mulai bangun tidur kita di ajarkan berdoa. Sampai tidur lagi, kita diajarkan berdoa. Mulai dari bangun tidur, sampai tidur lagi itulah aktivitas
kita. Dan semua aktivitas itu diatur oleh Islam. Sehingga Islam adalah system kehidupan itu
sendiri. Apabila ada orang yang tidak menjadikan Islam seperti ini,
maka ia akan sesat dan akan berujung kepada kesesatan.
Misalnya: orang menganggap bahwa Islam itu hanya di
mesjid. Di luar masjid tidak mesti Islam. Maka nanti yang terjadi
adalah ketika di masjid khusyu sholat, namun ketika di luar bisa saja mabuk.
Seperti ungkapan , “ Ibadah ya
ibadah, bisnis ya bisnis.” Artinya adalah ketika kita sholat di masjid harus khusyu, namun ketika
bisnis yang penting adalah untung apapun caranya. Halal haram hantam saja. Mafahim yang sesat ini akan menyesatkan ke mana-mana.
Bagaimana
kita mengetahui mafahim seseorang? Padahal ia adalah merupakan hal yang abstrak
dan tidak bisa dilihat?
Kita
bisa mengetahuinya dengan melalui beberapa hal berikut:
a. Dengan
berdialog
b. Dengan
mendengarkan pidato atau ceramahnya.
c. Melalui
tulisannya di majalah atau bulletin
d. Melalui buku karangannya.
Dengan
melalui media-media di atas, maka kita akan tahu dengan mudah paradigm (
mafahim seseorang )
Sisi yang
kedua : Dengan melihat suluk atau perilakunya.
Perilaku
akan mudah untuk diketahui, karena ia
kelihatan dan Nampak kasat mata. Suluk atau perilaku yang
dilihat ada 3:
a. Suluk
Taabbudy ( tatacara peribadatan ), yaitu tata cara peribadatan
b. Suluk
ijtima’iy ( perilaku social )
c. Suluk
Akhlaqy, perilaku akhlaq atau moral.
Perilaku
peribadatan .
Islam
memiliki perilaku peribadatan yang sudah ditetapkan oleh Syariat. Ushul atau
pokok peribadatan dalam Islam terjelma dalam rukun Islam. Rukun Islam yang lima sudah kita kenal semuanya. Rukun
Islam itu:
1. Membaca
dua kalimah syahadat
2. Mendirikan
sholat
3. Melaksanakan
puasa Ramadhan
4. Membayar
Zakat
5. Melaksanakan
Haji bagi yang mampu.
Pokok-pokok
peribadatan Islam ini merupakan hal yang mudah untuk dikenali, sekalipun oleh
orang awam sekalipun.
Bila
ada orang, atau komunitas atau kelompok, mengingkari atau tidak melaksanakan
salah satu dari rukun ini, maka ia jelas sesat. Bahkan kafir.
Yang
kedua dari suluk adalah suluk ijtimaiy,
yaitu perilaku social dan komunikasi dengan sesame manusia. Islam mengajarkan
kepada kita pokok perilaku social yang harus kita laksanakan. Ini terjelma
dalam kandungan Syariat Islam dalam Muamalah. Seperti hubungan laki-laki dan perempuan yang dihalalkan
hanya melalui pernikahan. Dibolehkannya jual-beli dan diharamkannya riba. Orang
menghutang harus membayar, sekalipun yang dihutangi itu orang berbeda akidah.
Dan lain sebagainya.
Apabila
ada orang, komunitas, kelompok yang melanggar hal di atas, seperti membolehkan zina, atau membolehkan
riba, membolehkan menipu yang penting bukan kelompok sendiri, maka ia telah melanggar muamalah Islamiyah. Apabila
mereka membolehkan melanggar hal-hal di atas maka telah sesat.
Yang ketiga dari suluk itu adalah
suluk akhlaqy, atau perilaku akhlaq.
Pokok-pokok
akhlaq sangat mudah diketahui oleh semua
umat Islam. Karena ia adalah merupakan hal yang aksiomatik. Pokok-pokok akhlaq ini antara lain adalah:
Haram
minum khomr, diharamkannya zina, diharamkannya mencuri, diharamkannya membunuh
dan lain sebagainya.
Hal-hal
tersebut adalah merupakan ushul akhlaq yang semua umat Islam sudah
mengetahuinya. Bila ada orang, atau komunitas menghalalkan hal-hal di atas, seperti membolehkan membunuh, maka jelas ia
bukan ajaran Islam. Dengan demikian dengan mudah kita akan mengetahui benar dan
salahnya sebuah ajaran bila diukur dengan ajaran Islam.
Demikianlah,
semoga kita bisa memahaminya dengan baik. Jangan sampai kita dan masyarakat
terjerumus dalam kesesatan, sementara tidak menyadarinya bahkan sebaliknya
merasa benar. Amin
Bagaimana aliran-aliran sesat itu menyesatkan seorang muslim?
Mereka
menyesatkan dengan melalui 3 hal:
Pertama: Dengan menghilangkan logic. Kebanyakan aliran sesat, ajarannya tidak
logis, dan para pengikutnya tidak menggunakan logikanya. Karena memang sengaja
dihilangkan peran logika itu. Karena logika itu dipakai, maka runtuhlah ajaran
sesat itu. Misalnya dengan menghilangkan kesadaran otaknya. Atau dengan
mengatakan, agama jangan dilogikakan, kalau agama dilogikakan akan sesat. Dan
seterusnya. Padahal logika ( akal ) adalah salah satu dasar dari taklif (
tuntutan syariat). Dan senantiasa mendampingi syariat setiap saat, dan tidak
pernah terlepas dari syariat.
Kedua: Dengan meningkatkan peran perasaan, karena perasaan itu tidak ada
ukurannya dan tidak ada batasnya. Dan perasaan menjadi sandaran doktrin dan
ajaran. Apalagi bila perasaan itu tidak dilandasi dengan logika. Perasaan
ini seperti perasaan cinta, perasaan benci, perasaan marah, perasaan
dendam dan seterusnya. Perasaan-perasaan di atas kalau dibiarkan liar tanpa
pengawalan logika dan ilmu syariat, maka akan rusak dan merusak.
Ketiga: Dengan menjauhkan dari ulum syar’iyyah dan para ulama.
Ilmu
syariah dan ulama dijauhkan dengan berbagai alas an. Seperti saya tidak
berbicara menurut fikih, menurut hadist, menurut tafsir dan lain sebagainya.
Alasannya fikih pasti ada perbedaan pendapat. Hadist ada yang shohih ada yang
dhoif. Tafsir, semua orang punya penafsiran yan berbeda. Begitu juga dijauhkan dari para ulama. Alasan mereka
berbicara dengan menggunakan hati. Karena
semua orang punya hati. Sehingga tidak akan berbeda. Padahal ilmu-ilmu
syariat tadi dikodifikasi oleh para ulama dalam rangka untuk menjaga syariat.
Oleh karena itu, gunakan selalu logika. Karena
logika adalah landasan agama. Logika lah yang dibimbing wahyu. Bukan
menghilangkan logika. Jadikan
perasaan itu dibimbing oleh logika dan wahyu, bukan dibiarkan liar, tanpai
bimbingan logika dan wahyu. Karena perasaan itu
tidak ada batasnya. Ulum syariyyah fikih, hadist, ushul fiqih, tafsir,
ulumul quran dan para ulama harus
dilibatkan. Bila tidak hasilnya adalah sesat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar