Senin, 02 Maret 2020

Umat Islam Umat Yang Cerdas


Ketika Allah menjadikan Umat Islam sebagai Umat yang terbaik:
                                                           كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَلَوْ آمَنَ أَهْلُ الْكِتَابِ لَكَانَ خَيْرًا لَهُمْ مِنْهُمُ الْمُؤْمِنُونَ وَأَكْثَرُهُمُ الْفَاسِقُونَ
“ Kalian adalah umat yang terbaik yang dikeluarkan untuk manusia.”
Dan menjadi umat  yang menjadi saksi atas semua manusia:
 ((  وَكَذَلِكَ جَعَلْنَاكُمْ أُمَّةً وَسَطًا لِتَكُونُوا شُهَدَاءَ عَلَى النَّاسِ وَيَكُونَ الرَّسُولُ عَلَيْكُمْ شَهِيدًا ))
 البقرة: 143

Agar kalian semua menjadi saksi atas semua manusia dan Allah menjadi saksi atas kalian semua.
Dan menjadi  umat yang menjadi rahmat bagi seluruh alam, dengan diutusnya nabi sebagai rahmat seluruh alam:
(( وما أرسلناك إلا رحمة للعالمين ))
Dan tidaklah  Kami utus  engkau ( Muhammad) kecuali sebagai rahmat bagi seluruh alam.
Bukan berangkat dari nol. Atau berangkat dari semangat fanatisme. Namun berangkat dari realita pengaruh risalah Rasulullah saw atas umatnya.
Karena umat Islam adalah umat yang cerdas, bukan umat yang bodoh. Umah Rosyidah, bukan Umah jahilah.  Rasulullah saw memberikan sifat kepada seorang muslim sebagai orang yang cerdas:
 قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : المؤمن كيس فطن.
رواه الديلمي عن أنس بلفظ: المؤمن كيس فطن حذر.
 “ Seorang mukmin itu orang yang cerdik dan cerdas. “
Karena umat yang cerdas, Umat yang rosyidah,  maka seorang mukmin itu memiliki pesona:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: عجبا لأمر المؤمن إن أمره كله خير وليس ذاك لأحد إلا للمؤمن ، إن أصابته سراء شكر فكان خيرا له وإن أصابته ضراء صبر فكان خيرا له.
Sungguh menarik perkara orang  yang beriman. Semua perkaranya baik. Ketika mendapatkan kenikmatan, bersyukur. Yang demikian itu baik baginya. Dan ketika ia mendapatkan kesulitan bersabar, yang demikian itu baik baginya.
Dengan pesona tersebut ia layak untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam. Menjadi rahmat di masyarakatnya, dan menjadi rahmat di lingkungannya.

Kecerdasan Sempurna
Kecerdasan yang dimiliki seorang mukmin adalah kecerdasan yang sempurna, kecerdasan yang menyeluruh dan bukan kecerdasan yang setengah-setengah, atau kecerdasan yang parsial.
Kecerdasan-kecerdasan itu adalah:
1.    Kecerdasan hati, adz dzakaa’ al qolby
2.    Kecerdasan piker, adz dzakaa’ al fikri
3.    Kecerdasan  emosional, adzakaa’ ‘athify
4.    Kecerdasan social , adzakaa’ al Ijtima’iy
Itulah kecerdasan-kecerdasan yang  harus dimiliki oleh seorang muslim

Kecerdasan Hati
Kecerdasan hati, Adzakaa’ al qolby, yaitu kecerdasan hati.  Hati yang cerdas adalah hati yang dipenuhi oleh keimanan kepada Allah swt. Hati yang dipenuhi dengan ruhaniyah robbaniyah yang tinggi. Keimanan tersebut menjadikannya tahu siapa dirinya, siapa tuhannya, dan bagaimana ia harus berbuat di dunia ini.
Hati yang penuh keyakinan, sehingga akan tenang dalam segala kondisi. Hati yang penuh kepasrahan kepada sang kholiq, sehingga tidak ada rasa was-was apalagi bersedih. Hati yang pemberani, karena bersandar kepada sang kholiq yang Maha perkasa.
قال عليه الصلاة والسلام:  واعلم  ولو احتمعت الأمة على أن ينفعوك بشء لايينفعوك إلا بشيء قد كتبه الله لك ولو احتمعت الأمة على أن يضروك بشء لايضروك إلا بشيء قد كتبه الله عليك، رفعب الأقلام وجفت الصحف.
Walaupun semua  manusia ini berkumpul untuk memberikan bahaya kepadamu, niscaya ia tidak akan mendatangkan bahaya kepadamu kecuali yang sudah ditakdirkan oleh Allah untuk kamu.
Walaupun semua manusia ini berkumpul untuk memberikan manfaat kepadamu, niscaya tidak akan memberikan manfaat kepadamu kecuali yang sudah ditakdirkan untuk memberikan manfaat kepadamu.  Tinta sudah diangkat, dan tulisan sudah kering.  Demikianlah hati yang cerdas.
Sebaliknya hati yang bodoh adalah hati yang tidak tahu terhadap yang asasi pun.  Sampai kepada siapa yang menciptakan dirinya juga tidak tahu. Dengan demikian, ia tidak akan tahu dirinya.  Adakah orang yang lebih bodoh dari orang yang tidak tahu dirinya sendiri? Siapapun orangnya, bila demikian maka orang yang bodoh hatinya. Sekalipun seorang raja, bila tidak tahu dirinya maka ia bodoh, seperti firaun yang mengatakan, “ aku adalah tuhanmu yang paling tinggi.”
Seorang pejabat tinggi yang seperti ini, juga bodoh hatinya, seperti Haman, perdana menterinya fir’aun.
Orang yang  kaya yang seperti ini, orang yang bodoh hatinya seperti Qorun.
Naudzu billah.
Sebaliknya, seorang muslim adalah orang yang cerdas hatinya. Dipenuhi keimanan, dipenuhi keyakinan dan dipenuhi ketenangan. Seorang mukmin adalah orang yang  cerdas hatinya.

Kecerdasan Intelektual
Kecerdasan fikri, kecerdasan intelekrual adalah kecerdasan otak. Otak yang cerdas adalah otak yang dipergunakan dengan baik, tempat mengembangkan ilmu pengetahun. Sarana untuk mentadaburi dan merenungkan kita-kitab Allah baik yang tertulis  yaitu alquran maupun yang terbentang yaitu alam semesta ini. Kenapa umat Islam umat yang cerdas fikry ?
Karena umat Islam menggunakan otaknya  dengan sebaik-baiknya, menjaganya sehingga bisa berfungsi dengan baik. Membersihkan pikirnya dari berbagai khurofat sehingga  pikiran bebas berkreasi dan berinovasi. Menjaga otaknya dari berb agai hal yang merusak otaknya seberti miunuman keras, narkoba, dan berbagai hal yang merusak fungsi otak.  Karena hal-hal tersebut sudah diharamkan oleh Islam.
Wahyu yang pertama kali turun adalah surat Al Alaq ayat 1 – 5, yaitu perintah untuk membaca. “ Iqro”.
Karena kecerdasan itulah, maka banyak sekali cendekiawan-cendekiawan islam berhasil melakukan berbagai percobaan dan mendapatkan penemuan-penemuan. Hanya kondisi umat Islam saat ini yang kalah dalam kekuasaan dari  orang lain, sehingga hal ini tidak dimunculkan oleh sang competitor. Namun realita kecerdasan seorang mukmin masih terus nampak dan muncul dari waktu-ke waktu.
Sebalikn ya, agama lain dan ajaran lain tidak menjaga otak. Khurofat merupakan unsure utama dari ajaran-ajaran mereka. Yang tentu saja akan menghambat kecerdasan berpikir, karena selalu dihiasi dengan khurofat-khurofat yang tidak ada bukti dan realitanya.
Belum lagi minuman keras dan barang-barang memabukkan lainnya yang justru menjadi konsumsi dari sebagian acara ritual keagamaan mereka. Sudah tentu akan merusak fungsi otak. Mustahil otak yang demikian menjadi otak yang cerdas.

Kecerdasan Emosional
Emosi yang cerdas, adalah emosi yang bisa diatur dan dikendalikan. Emosi yang bisa diarahkan oleh pemiliknya, bukan emosi yang mengendalikan pemiliknya.
Seperti kemarahan, cemburu, benci, cinta dan lain sebagainya merupakan emosi  dasar yang ada pada seseorang.  Seorang yang cerdas emosionalnya adalah seseorang yang mampu mengendalikannya dengan baik. Dia tahu kapan ia harus marah, kepada siapa ia harus marah, sebesar apa ia harus marah dan bagaimana ia harus marah.  Semua terukur.
Begitu juga cinta, cemburu, benci dan lain sebagainya. Semua terukur dan terkendali.
Seorang mukmin adalah seorang yang cerdas emosionalnya. Bukan liar emosional.
 Dia tahu kepada siapa ia harus mencintai, membenci, cemburu, marah .
Dia tahu kapan  ia harus mencintai, membenci, cemburu, marah .
Dia juga tahu bagaimana ia harus mencintai, membenci, cemburu, marah .
Semua terukur dan terkendali.
Sebaliknya, seorang yang tidak beriman, tidak tahu batasan-batasannya. Oleh karena itu semua jadi kacau. Ada orang yang bisa marah, tak terkendalikan marahnya. Ada orang yang tidak bisa marah, walaupun kondisi harus menuntutnya marah.
Begitu juga ada orang yang cemburu buta, sehingga merusak banyak hal. Ada juga orang yang tidak cemburu sama sekali, sekalipun harga dirinya sudah diinjak-injak.  Begitu seterusnya.

Kecerdasan Sosial
Kecerdasan social adalah kecerdasan dan kepedulian terhadap orang lain. Pribadi yang cerdas social, akan memperhatikan orang lain setelah selesai memperhatikan diri sendiri. Ia memikirkan orang lain sembari memikirkan diri sendiri.  Sebaliknya pribadi yang bodoh social, adalah pribadi yang egois. Tidak akan pernah peduli kepada orang lain. Tidak akan pernah memberikan kepada orang lain. Dan tidak akan pernah memberi walaupun berlebihan.
Seorang mukmin adalah seorang yang cerdas social, karena perhatian kepada orang lain, dan memberikan kepada orang lain adalah merupakan salah satu dari pilar agamanya, rukun Islam. Yaitu zakat.  Zakat wajib hukumnya.  Ia selalu diletakkan dan disandingkan dengan sholat.
Begitu juga dengan sedekah dan infaq merupakan hal yang sangat dianjurkan dalam berbagai  kesempatan.  Sungguh manusia mukmin dan muslim adalah  orang yang cerdas social.
Ketika seorang mukmin memiliki keempat kecerdasan tersebut, maka ia adalah pribadi yang menarik.  Hatinya cerdas, karena dipenuhi dengan keimanan kepada Allah swt. Pikirannya cerdas, karena berfungsi untuk menuntut ilmu, mengembangkan ilmu, dan melakukan berbagai penyelidikan yang bermanfaat bagi kemanusiaan. Emosionalnya cerdas, karena mampu mengendalikan emosionalnya, menempatkan, mengarahkan, dan mengaturnya sehingga sesuai dengan  porsi yang diajarkan agama. Sosialnya cerdas, karena kepeduliannya kepada orang lain sangat menonjol, pemberiannya kepada orang lain dirasakan. Dan perhatiannya kepada orang lain merupakan hal yang sangat diperhatikan. Subhanallah. Pribadi yang seperti ini sungguh pribadi yang menarik. Semua orang akan suka, kecuali orang-orang yang sakit hatinya.
Maka pribadi yang seperti ini,  umat yang seperti ini akan menjadi yang terbaik, yang menjadi rahmat bagi seluruh alam. Dan itu sesuai dengan  yang ditakdirkan Allah swt.

Rukun Iman dan Islam Mendidik  Mendidik Umat Cerdas
Rukun Iman dan rukun Islam menjadi sarana yang sangat tepat untuk mendidik kita menjadi manusia yang cerdas, dengan kecerdasan yang sempurnya yang saya sebutkan di atas:  cerdas hati, cerdas, firkin, cerdas emosi dan cerdas social.
Semoga kita dikaruniai oleh Allah kekuatan untuk menyempurnakan kecerdasan kita, sehingga mampu mengemban amanah yang diberikah oleh Allah kepada kita, sebagai rahmat bagi seluruh alam. Dengan kemampuan kita menjalankan amanah tersebut, maka pahal yang berlipat ganda akan kita dapatkan.
اللهم صل على سيدنا محمد وعلى آله وأصحابه أجمعين ومن تبعهم بإحسان إلى يوم الدين

Tidak ada komentar:

Posting Komentar