Kamis, 05 November 2015

Penipuan Marak Di Sekolah

Saat ini Marak sekali penipuan terhadap wali murid dengan melalui telpon.  Modus yang dipakai adalah mengaku sebagai polisi,  atau dokter administrator sekolah dan seterusnya.  Yang memberitahukan kepada orang tua kalau anaknya mengalami kecelakaan.
Zaki teman saya mengirim BC untuk saya:
" Hati-hati penipuan lewat telpon ttg anak yg kecelakaan. Pagi ini di SDIT Baitul Maal ada yg kena, ortu siswa sempat transfer 24 juta ke si penelepon.
Di sekolah Cordova juga infonya sudah banyak yg kena tipu.
Harus ada tindakan sistemik utk menangkalnya!
Zaki menambahkan, "  Secara reguler pihak sekolah perlu mengingatkan ortu siswa!".
Menurut Nuryasin,  Perlu secara periodik dikomunikasikan lewat grup WA ortu.
Hasan berpendapat ," Telp sekolah aktif.  Atau hp walikelasnya"
Sebuah kondisi yang menimbulkan tanya Edi N, " Kira2 sipenipu tau data murid dari mana ya ? Sampai tahu nama anak,nama ortu dan hp nya
sehingga pihak sekolah segera bisa memberikan penelasan dan konfirmasi, kalau pihak sekolah tidak segera menyampaikan informasi ke Ortu, mareka bisa menuduh macem2.

Sebenarnya kasus ini muncul tenggelam. Hampir semua sekolah mendapatkan perlakuan seperti ini dari para penipu itu. Hanya saja ada yang terkena ada yang tidak. Semua  kembali kepada para orang tua dan sekolah dalam menghadapi para penipu itu. Nah, yang semarak adalah ketika baru penerimaan, artinya kebanyakan yang menjadi korban adalah para orang tua dari para murid baru di sekolah tersebut.
Sakah satu solusi untuk mengantisi pasi hal ini adalah  agar pihak sekolah bisa "mensosialiasikan"  ke ortu murid bila ada telepon tidak jelas agar mennghubungi sekolah dulu. 
Dr. Agus mengisahkan dirinya, "Sepekan lalu saya juga ditelepon anak saya kecelakaan di cordova, - salah satu sekolah favorit di Tangerang Selatan- terus saya cek dulu ke sekolah. Pihak sekolah menginformasikan seha-sehat saja." Tentu saja dalam hal ini Dr. Agus selamat dari penipuan. 
Sedangkan para orang tua murid yang lama sudah punya informasi dan pengalaman  dalam hal ini. Karena ortu murid lama kemungkinan besar sudah tahu krn bbrp bulan  sebelumnya  ada kejadian juga.
Ternyata kasus ini bukan lokal atau terjadi pada satu tempat, tapi ini sudah menggejala, bahkan menasional. Namun  ternyata masih mengejutkan salah seorang wali murid."Wah sudah menggejala modusnya yaa...."
Untuk mengantisi pasi lagi, maka perlu ditelusuri lagi... berapa orang yang ditelepon oleh di penipu. Jika hampir semua ortu murid baru, maka dapat ditelusuri juga pola aliran datanya. Apalagi jika kejadiannya terjadi di beberapa sekolah.
Bahkan kejadian penipuan seperti ini tidak hanya dialami di sekolah, pesantren pun kena imbas operasi ini. Kyai As' ad Mahmud mengisahkan, "Di tempat saya juga sdh banyak tadz, walaupun alhamdulillah tidak ada yg ketipu.   Mereka satu tim, ada yg ngaku jadi petugas medik, ada yg ngaku jd dokter saraf, dan ada yg ngaku dari kepolisian. Modusnya :'walimurid kita di telpon, anaknya di pesantren jatuh/kecelakaan sampai gegar otak. ini dokter mau segera ambil tindakan, tinggal nunggu persetujuan dan biaya dari orang tua. Akhirnya kami beritahukan ke semua walimurid ttg hal tsb, mohon hati hati dan jangan tertipu. "
Pimpinan Pesantren Arrisalah , salah satu pesantren favorit di Kota Padang, Sumatera Barat KH. Irsyad Shafar, Med menjelaskan, " Modus dan operasi ini sdh menasional...Kita di arrisalah telah 3 thn ini berturut tertimpa modus ini. Datang bertubi-tubi  selama sepekan atau dua pekan. Lalu diam lagi. Kmudian stelah 6 bulan atau setahun, datang lagi. Mereka tahu nama-nama gedung dan asrama, nama sebagian ustadz dan ustadzah. Sehingga orang tua murid-murid baru ada yang kena. Awalnya kami mencurigai adanya oknum internal atau karyawan yg sdh keluar yg ikut terlibat. Sebab dia dapat nomor hape orang tua hampir satu generasi.... Nah, saat nulis ini, barusan ana kena telpon dari yg mengaku staf adm sekolah, namanya ilyas endang, melaporkan bahwa anak ana Muadz irsyad jatuh ditangga, kepalanya bocor... Dari mana mereka tahu nomor ana sebagai orang tua muadz?" 

Terjadinya modus ini terkadang tidak disadari oleh pihak sekolah atau pihak pesantren. Salah satu sebabnya kurang teliti dan hati-hati dalam mencermati kondisi. Kyai . As' ad Mahmud mengisahkan pengalaman pesantrennya, " Kalau di kami dulu awalnya melalui email tadz. jadi ada email yg mengaku dari dinas, minta data lengkap santri dg ortu dan alamat dan no telp. kesalahan fatal tata usaha kami, tidak crosscheck dulu, langsung di kirim data tsb. " 

Salah satu usaha yang bisa dilakukan oleh pihak sekolah Kyai  As' ad Mahmud mengusulkan, " Coba tanyakan ke TU, pernah nggak ada yg minta data lengkap via email dsb. "

Selanjutnya Kyai  As' ad Mahmud menambahkan analisanya, " Kemungkinan kedua, database sekolah kita di hack.  Jadi pokoknya jangan sampai kita kirim data yg ada nomor telpon via email. atau lebih ekstrimnya, jangan sampai data telpon  orang tua murid-murid  kita berikan ke fihak lain." 
Semoga kita semua selamat dari berbagai modus penipuan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar