Rabu, 03 Februari 2010

Ustadz Saiful Islam

" Dewan Pimpinan Wilayah Partai Keadilan Sejahtera (DPW PKS) Jawa Barat memberikan penjelasan tentang keputusan pemecatan terhadap kadernya yang juga mubalig, Saiful Islam, Lc. Pemecatan itu bukan karena masalah setoran kepada partai, melainkan karena yang bersangkutan tidak mematuhi kebijakan partai."
Itulah sepenggal berita yang dimuat dalam Era Muslim. Di sini saya hanya ingin mengambil pelajaran dari peristiwa itu. Sebuah pelajaran yang sangat berharga bila dibiarkan tanpa ada ibroh yang diambil.
Dalam sunnah dakwah, para aktivis dakwah pasti tahu, bahwa tsabat dalam dakwah bukan hal yang mudah. Karena ada awaiq yang mesti dilewati. Awaiq itu bisa kehidupan yang sulit, seperti kekurangan makan, hidup sulit, hidup di balik jeruji besi, dan perbagai kehidupan sulit lainnya. Sejarah telah menulis lengkap berbagai peristiwa tentang kondisi ini. Mulai dari Rasulullah, para nabi, sahabat dan para pejuang dakwah lainnya. Justru kebanyakan para mujahid dakwah banyak yang mampu melewati kondisi ini dengan baik.
Namun ujian dalam jaland dakwah tidak selamanya hidup sulit, tapi sebaliknya hidup dalam kondisi kecukupan, bahkan berlebih. Harta berlimpah, jabatan ditangan, istri cantik dan lain sebagainya juga merupakan ujian. Justru banyak diantara para pemimpin dakwah jatuh dari jalan dakwah dalam kondisi ini.
Yang mungkin juga menjadi kerikil yang menjadikan seseorang jatuh juga dalam jalan dakwah adalah "syuhroh" atau populeritas. Karena biasanya populeritas menjadikan seseorang merasa lebih dari teman-teman yang lain. Merasa tidak perlu dukungan teman-temannya sesama aktivis. Penyakit ini biasanya menjangkiti para tokoh dan orang-orang yang beken.
Kita tidak tahu secara pasti yang dialami oleh Ustadz Saiful Islam. Yang jelas, jalan panjang dakwah harus bisa kita lalui. Yang dialami oleh Ustadz kita, bisa terjadi pada kita. Moga kita tetap istiqomah dalam jalan dakwah. Pelajaran yang baik sekali yang bisa kita ambil adalah: Kam Minna laisa Fiina, wa kam fiina laisa minna. wama taufiqie illa billah.

3 komentar:

  1. Hmmm... saya nggak ngerti maksud mengambil pelajaran dari kasus ini... permasalahannya nggak jelas sih... gimana mengambil pelajarannya... kalo sudah ada konfirmasi (pemberitaan) yang cover both side... baru kita bisa menentukan .. kalo begini kok banyak tanda tanyanya ???

    BalasHapus
  2. maksud antum, ustadz Saiful jatuh karena masalah tidak jadi aleg? atau karena merasa senior? hemmm.. kalau tidak tahu jangan berkesimpulan dulu

    BalasHapus
  3. maksudnya gimana, nih? tulisan ini cenderung mengarah bahwa ustadz syaiful islam "dipecat" karena "jatuh". wah, wah,wah!
    sebaiknya kalau kita tidak dalam posisi mengetahui dan bertugas untuk itu tidak arif memberikan kesimpulan seperti di atas

    BalasHapus