Senin, 15 Februari 2010

Renungan: Mencari Kebahagiaan

Ada renungan yang cukup menarik, mora renungan ini bisa menjadi bahan untuk kita berpikir kemudian bersyukur. Dari SINI : saya mengambil tulisan berikut.


Suatu hari di sebuah sungai yang cukup jernih, hiduplah seekor ikan kecil berusia muda. Saat itu, matahari sangat terik, sang ikan mencari bagian sungai yang ternaungi pohon yang rindang sebagai tempat berteduh.
Saat sang ikan sibuk dengan air yang menciprati tubuhnya, tiba-tiba terdengarlah suara dari balik rimbun pepohonan, “Ayah, indah sekali pemandangan di sini ya? Pepohonan begitu rimbun dan air sungai ini begitu jernih,” seru seorang anak kecil pada ayahnya. Sambil mengelus kepala anaknya dengan lembut, sang ayah menjawab, “Yach, Alhamdulillah, itulah kebesaran Allah swt., Nak! Ia menciptakan sesuatu tanpa cela, hanya manusia saja yang kurang bersyukur.” Lalu sang anak bertanya, “Katanya air itu sangat penting ya Yah? Dan tanpanya kita semua akan mati ya?” “Ya, benar! Air itu sangat penting bagi kita. Setiap makhluk hidup membutuhkan air dan oleh karena itu kita bisa mati tanpa ada air dalam kehidupan kita, seperti juga ikan kecil itu!” seru Sang Ayah sambil menunjuk ikan kecil tadi.
Si ikan kecil yang mengikuti percakapan antara ayah dan anak itu mendadak menjadi gelisah. Sambil berenang dengan panik, ia bertanya dalam hatinya, “Air, apa itu air? Di mana dapat kutemukan air? Bagaimana jika aku mati bila aku tak dapat menemukan air secepat mungkin?"
Ketika ikan kecil itu mendekati hulu sungai, bertemulah ia dengan seekor ikan “sepuh”. Setelah menyampaikan salam kemudian ikan kecil itu bertanya, “Wahai ikan sepuh, dapatkah kau tunjukkan padaku di mana air? Aku mendengar percakapan manusia bahwa tanpa air kita akan mati!” Ikan sepuh tersenyum bijak, kemudian berkata, “Anakku, tentu saja aku tahu di mana air, sekarang coba kau lihat di samping kanan dan kirimu, lihat sekelilingmu, apa yang kau lihat?” Ikan kecil itu menjawab, “Ya, ada benda yang mengelilingiku tiap waktu, kadang ia tenang dan bergelombang, dia membantuku untuk berenang, dia yang membasahi tubuhku, menghilangkan dahagaku dan aku bisa mati kekeringan tanpa kehadirannya.” Ikan sepuh tersenyum lagi dan berkata, “Ya, itulah air yang kau cari selama ini, anakku. Itulah air yang membuat kita semua dapat mati bila hidup tanpa kehadirannya."
Si ikan kecil tertegun, kemudian tersenyum, “Terimakasih, ikan sepuh. Sekarang aku bisa menghentikan proses pencarianku. Aku bahagia bisa menemukan apa yang aku cari. Ternyata benda yang sangat penting yang selama ini aku cari sudah berada bersamaku sejak dulu tapi aku tidak menyadarinya,” ucap si ikan kecil. Si ikan kecil kemudian memutar siripnya dan berpamitan kepada ikan sepuh.

Renungan
Kita manusia seringkali tak kunjung merasa puas akan penempatan yang Allah swt. berikan kepada kita dan seringkali kita tak sadar bahwa mungkin sebenarnya saat kita melakukan pencarian, ketika kita sedang letih, sebenarnya kita justru sedang menjalani kebahagiaan tersebut karena kita seringkali tertipu dengan arus air yang tidak selamanya tenang, karena kebahagiaan pun seringkali tidak mesti berwujud ketenangan, karena kebahagiaan pun seringkali berwujud “riak-riak ombak” dalam kehidupan kita tapi kita akan merasa bahagia bila kita nikmati dan lalui dengan sabar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar