Kamis, 18 Februari 2010

Hanya Searching Nama aja

Dua tahun lalu, saat masih di Pakistan, ketika saya ketikkan namaku, aku mendapatkan puluhan bahkan ratusan yang disebutkan oleh Google. Dua tahun berlalu, aku sudah tidak seaktif dulu lagi negblog, ternyata banyak perobahan. Namaku di google tidak sebanyak dulu lagi. Gak apa-apa. untuk menghibur diri saya tulis ulang postingan di blog orang, karena ada nama saya di sana. Heheheheheh gak apa-apa kan? Berikut tulisannya:
Menghadiri Konferensi di Iran
Muladi Mughni


Pada bulan Mei 2007 Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Islamabad menerima undangan dari Himpunan Pelajar Indonesia di Iran tentang Konferensi Badan Kerjasama Persatuan Pelajar Indonsia (BK-PPI) se-Timur Tengah yang akan diselenggrakan di Qom-Iran. Surat undangan tersebut lalu disampaikan kepada PPMI Pakistan melalui Pensosbud (Bapak Albert Abdi, ME). Saya kebetulan menjabat sebagai Presidium MPA (satu lembaga kontrol dan legislatif mahasiswa di Pakistan) yang menerima isi surat undangan tersebut. Maka saya langsung menghimbau kepada ketua Umum DPP-PPMI untuk segera menggelar rapat gabungan antara MPA dan DPP-PPMI membahas masalah surat undangan tersebut.

Maka pada tanggal 28 Mei, digelarlah rapat eselon I DPP-PPMI dan seluruh anggota Presidium MPA yang berlokasi di kediaman Sdr. Muladi (new campus hostel 1 kamar 7) untuk membicarakan sikap mahasiswa atas surat undangan tersebut. Pada rapat kali ini tidak dibahas siapa yang akan menjadi delegasi nantinya, akan tetapi jika pun PPMI Pakistan akan mengutus delegasi, yang harus dipertimbangkan adalah misi apa saja yang harus dibawa oleh delegasi itu nantinya. Maka pembahasan kali itu terfokus sebatas criteria dan mencermati muatan atau materi yang akan diangkat dalam konferensi ke-6 di Qom Iran nanti. Akhirnya rapat kali itu menghasilkan keputusan, yang pertama: bahwa PPMI Pakistan perlu mengutus delegasinya untuk hadir di konferensi tersebut mengingat misi dan materi yang akan diangkat sangat strategis bagi Mahasiswa Pakistan. Kedua: DPP-PPMI perlu membentuk tim khusus yang akan menentukan siapa calon delegasi yang akan diutus.

Akhirnya ketua MPA (Ust. Masturi Istamar) dan ketua DPP-PPMI (M. Iqbal Khomeini) menyepakati kedua keputusan tersebut. Maka setelah itu ditentukanlah nama-nama tim yang bertugas menyeleksi calon delegasi. Terhitung ada sepuluh nama yang tergabung dalam tim khusus tersebut. Mereka itu adalah: Sdr. M. Sholeh, Hamdan maghribi, Abdul Khalik Saman, Eko Asmanto, Adib Fuadi Nuridz, Abbas Sofwan, Tajuddin, Royani Anwari, Laelul Bashri, dan Ulin Niam Masruri. Rapat perdana tim khusus dilaksanakan dihostel 4 kamar Ulin Niam dengan agenda mendegarkan arahan dari ketua umum DPP-PPMI seputar tugas dan wewenang tim dalam menyeleksi delegasi yang akan diutus. Setelah memahami tugas dan wewenangnya, maka tim khusus menyelengarakan rapat terbatas tim di kediaman rumah Eko Asmanto di kawasan I-ten/2 Islamabad, dengan menu makanan ayam bakar dan sate kulit (sate kulit begitu popular ketika itu).

Akhirnya, setelah melewati perbincangan yang cukup panjang dan alot (sekitar dua jam setengah), akhirnya tim memutuskan beberapa nama yang dianggap kapabel menjadi delegasi sesuai dengan ketentuan umum yang diajukan oleh DPP-PPMI. Sistem penyeleksian cukup dengan cara masing-masing orang dari tim tersebut menyebutkan secara terbuka siapa saja mahasiswa yang dianggapnya layak menjadi delegasi, berikut alasan, dan argumentasi lainnya. Setelah terkumpul sejumlah sepuluh nama, maka tim menetapkan prioritas satu sampai dengan sepuluh nama, dengan ketentuan jika nomor urutan pertama tidak bersedia maka akan jatuh kepada nomor kedua dan seterusnya.

Demikianlah proses perekrutan atau penyeleksian calon delegasi yang diterapkan untuk konferensi BK-PPI se-Timur Tengah dan sekitarnya di Qom Iran itu. Secara kebetulan pula nama saya masuk dalam urutan pertama, nama setelahnya adalah Abdullah Hakam Shah (sahabatku yang juga pernah menjadi mahasiswa di Mesir).

Sesuai dengan hasil rapat Tim, maka DPP-PPMI menghubungi saya untuk meminta kesediaan mengemban amanat menjadi delegasi ke Iran. Setelah saya pertimbangkan masak-masak akirnya harapan dan keputusan tim itu saya terima, namun dengan syarat saya harus mendengar terlebih dahulu apa kira-kira yang menjadi suara dan harapan mahasiswa yang perlu diangkat dalam konferensi nanti. Mengingat sepengetahuan saya yang pernah terlibat dalam konferensi seperti itu ketika di Mesir, akan ada ruang dialog khusus yang menjadi media aspirasi setiap delegasi yang hadir. Maka bagi saya ketika itu, apa yang menjadi suara delegasi harus lah disesuaikan dengan harapan dan suara bulat mahasiswa dari Pakistan. Akhirnya syarat saya itu pun disetujui oleh ketu DPP-PPMI, dan akhirnya (dikarenakan kondisi tengah ujian akhir di IIU), maka yang diundangn sebatas ketua-ketua LK (Lembaga Khusus), atau ketua-ketua oraganisasi yang berada di bawah naungan PPMI Pakistan.

Walhasil, banyak hal yang saya tangkap dari sharing dan tukar fikiran dengan rekan-rekan ketua LK tersebut. Di antara poin yang saya tangkap adalah sebagai berikut, bahwa delegasi harus mampu menjelaskan kondisi perkuliahan dan kemahasiswaan di Pakistan, delegasi harus dapat berkomunikasi dengan para tamu undangan khsusunya dari Mendiknas dan para rector universitas Indonesia tentang kondisi mahasiswa di IIU, dan delegasi harus membawa karya atau buku yang diterbitkan oleh mahasiswa Pakistan untuk di display ketika acara konferensi berlangsung. Demikianlah poin-poin terpenting yang saya tangkap dari hasil obrolan dengan ketua-ketua LK terbeut, yang mau tidak mau harus saya jalani ketika menjadi delegasi nantinya.

Setelah menggelar dialog tersebut, langhak selanjutnya adalah mengkomunikasikan hasil keputusan DPP-PPMI yang isinya adalah mengutus saya menghadiri Konferensi BK-PPI di Iran kepada pejabat KBRI yang kebetulan ketika itu dipimpin oleh KUAI (Kuasa Usaha Ad Interim) Bapak Yuyun Kamhayum. Akhirnya surat permohonan dana dan masukan ide diluncurkan oleh DPP-PPMI kepada KUAI KBRI. Total dana yang dibutuhkan ketika itu adalah sebesar 600 USD, mencakup transportasi udara dan urusan administrasi lainnya. Dari PPMI mencantumkan akan menutup biaya administrasi lokal seperti trnasportasi selama pengurusan keberangkatan dan pembayaran re-entry sebesar 50 USD.

Akhirnya, KUAI KBRI menyarankan untuk juga mengajukan proposal dana kepada ATHAN KBRI (Bapak Kol. Irwansyah), sehingga tanggungan dana yang keluar dari kas KBRI akan ringan jika ada dua instansi yang ikut membantu dari segi pendananaan. Maka akhirnya usulan itu ditindaklanjuti oleh DPP-PPMI, maka genap proposal menjadi dua arah, yaitu KBRI dan ATHAN. Setelah beberapa lama (semingu), akhirnya proposal itu cair, dengan perincian dana yang diterima dari KBRI sebesar: 17.000 Rupes (2.85 USD), dan dari ATHAN sebesar: 15.000 Rupes (2.50 USD). Jadi total proposal yang cair ketika itu adalah: 32.000 Rupes (5.34 USD). Dengan jumlah uang sebesar itu sudah sangat cukup untuk mengantarkan delegasi PPMI Pakistan mengahadiri Konferensi BK-PPMI se-Timur tengah dan Sekitarnya di Qom - Iran.

Tags: konferensi di iran
Prev: Tokoh-tokoh Nasional Ramaikan Konferensi ke-6 di Iran
Next: Dari Lahore ke Teheran
Link: Klik di sini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar