Jumat, 29 Mei 2009

Welcome Pak Menlu Kami punya masalah

Published in "Masturi's Weblog" in: 10.8.2007

Berita kedatangan Bapak Menteri Luar Negeri Prof. Dr. Hasan Wirayuda ke Pakistan untuk mengikuti Konferensi OIC begitu membawa kondisi yang cukup menggembirakan buat Masyarakat Indonesia di Islamabad, khususnya Mahasiswa.
Sebuah perasaan yang sangat beralasan dan bukan tendensius. Laksana anak di perantauan yang dikunjungi oleh orang tuanya, merupakan ungkapan yang tidak dibuat-buat....


Bagi teman-teman mahasiswa di Mesir, pribadi beliau sudah tidak asing. Saat krisis moneter melanda Indonesia tahun 1998, yang akhirnya melahirkan reformasi, beliau menjabat sebagai Duta Besar RI di Kairo mencetuskan lahirnya Team Penanggulangan Krisis Moneter (TPKM) yang menyelamatkan 2500 Mahasiswa Indonesia di Mesir dari droup out. TPKM itu kini sudah menjadi lembaga yang mapan dalam menangani masalah para mahasiswa dan masyarakat Indonesia, dengan nama baru Badan Wakaf dan Kesejahteraan Mahasiswa (BWKM). Atas prestasi tersebut, Rektor Azhar University saat itu, Prof Dr Umar Hasyim menganugerahkan penghargaan gelar 'Bapak Indonesia' di Mesir, dalam pertemuannya dengan masyarakat mahasiswa. Sungguh prestasi yang cukup menakjubkan.
Melihat keberhasilan beliau saat itu, juga ketepatan saat ini jabatan beliau sebagai Mentri Luar Negeri, tidak salah kiranya kita mengutarakan beberapa hal permasalahan yang kita hadapi kepada beliau. Permasalahan itu antara lain:
1. Masalah NOC mahasiswa baru yang tersendat-sendat keluarnya dari pemerintah Pakistan. Sebagai contoh, mahasiswa baru yang mendaftar bulan Juni Tahun 2006 lalu, NOC-nya baru diterima awal tahun ini (2007). Padahal seharusnya mereka bisa belajar bulan September pada tahun yang sama. Sangat disayangkan, keterlambatan atau tidak keluarnya NOC ini tanpa alasan yang jelas. Setiap kali dikonfirmasikan ke Interior Pemerintah Pakistan, mereka selalu menjawab, "Harap ditunggu." Sementara kita tidak tahu harus sampai kapan menunggu??? Belum lagi NOC teman-teman yang tidak pernah turun.
2. Masalah legalisir dan Equivalent ijazah bagi teman-teman yang sudah selesai studinya. Tidak tahu lagi harus bagaimana.. Team yang dibentuk PPMI, konon katanya, sudah angkat tangan karena tidak tahu apalagi yang mesti dilakukan. Akibat dari kasus ini, beberapa mahasiswa kembali ke tanah air dengan ijazah tanpa dilegalisir kementrian luar negeri Pakistan.
Perlu diingat, tanpa merendahkan kinerja KBRI Islamabad selama ini, kita berharap dengan disampaikannya dua hal diatas, Pak Mentri bisa mencarikan/memberikan peluang baru sebagai solusi yang patut kita coba.
Semoga Allah SWT, memberikan kesempatan kepada kita Masyarakat, Pelajar dan Mahasiswa Indonesia di Pakistan, dengan membukakan hati pejabat yang berwenang untuk mempertemukan dengan Bapak Menteri walau sekedar untuk curhat (silaturrahim).
Keberatan dengan tulisan ini???
Oleh: Masturi Istamar Suhadi Usman
http://refleksie.blogspot.com

Posted by Masturi at 9:01 AM


Tidak ada komentar:

Posting Komentar