Fenomena yang cukup bagus yang tengah berkembang di masyarakat Mahasiswa di luar negeri, maupun masyarakat Indonesia di tanah air secara umum,yaitu berkembangnya suasana ilmiah dengan dimulainya fase terjemahan buku-buku dari berbagai bahasa asing ke bahasa Indonesia.
Sekarang fase itu semakin berkembang, dengan mulai semaraknya para penulis menulis buku-buku mereka dalam berbagai disiplin ilmu pengetahuan. Walaupun terjemahan masih terus diminati dan berkembang, namun budaya menulis sudah mulai semarak juga. Sebuah perkembangan baik yang memerlukan apresiasi dari semua pihak
Khusus perkembangan penulisan buku di masyarakat Mahasiswa di luar negeri, seperti Timur tengah : Mesir, Sudan, Maroko, Saudi dan lain sebagainya. Atau Mahasiswa di Asia Selatan seperti India dan
Namun kita tidak boleh puas begitu saja, karena kemajuan dari para penulis untuk menulis dan menuangkan karyanya dalam tulisan tidak akan berkembang apabila tidak mendapatkan respon positif dari para pembaca. Pembaca adalah salah satu factor yang menjadikan stimulus perkembangan para penulis.
Sebagai contoh, pada tahun 1993 Badan Perbukuan Mesir ( Al Haiah Al Misriah Lil kutub) pernah mengadakan research, bahwa di Mesir bisa diterbitkan 6 buku setiap harinya, besar atau kecil, buku agama maupun non buku agama. Sebuah animo yang cukup besar untuk penerbitan buku. Hal itu dikarenakan animo membaca masyarakat Mesir sangat tinggi. Di Mesir, koran merupakan konsumsi semua lapisan masyarakat, dibandingkan kondisi di Negara kita yang Koran masih elitis konsumennya.
Pembaca merupakan factor yang tidak bisa dikecilkan untuk sebuah perkembangan ilmu dan pemikiran.
Dalam masyarkat
Ini dari satu sisi. Dari sisi lain, hendaknya sang penulis juga sangat perlu mengapresiasi teman-temannya yang membeli dan mengkonsumsi bukunya. Dengan tetap tawadhu dan menghargai mereka. Karya-karya tulis itu tidak akan ada artinya apabila tidak ada pembaca dan orang-orang yang mengkonsumsinya.
Namun sebaliknya, apabila sang penulis merasa lebih hebat, lebih pintar dari orang lain yang belum berkarya maka mereka akan merasa dikerdilkan, yang terjadi adalah adanya suasana yang tidak sehat. Suasana ketimpangan social yang akhirnya kontra produktif. Orang berkarya, tapi tidak ada orang yang membeli dan membacanya, akan menjadikan para penulis jenuh dan letih, karena karya-karyanya tidak laku dan tidak ada yang mengapresiasi. Kerugian umum menjadi sebuah keniscayaan, yang menyebabkan kemunduran bangsa dan masyarakat kita.
Akhirnya, kita harus menganggap, bahwa kemajuan yang ada merupakan kemajuan bersama. Perlu kita dukung dengan membeli dan mengkonsumsi karya-karya saudara kita. Perlu kita dukung dengan sikap tawadhu dan tidak sombong. Mungkin perlu kita angkat syiar bersama “ Ku hargai karya-karyamu, hargailah dirimu sendiri.” Ku hargai karya-karyamu dengan membeli,membaca,mengkonsumsi dan lain sebagainya. Hargailah dirimu sendiri, dengan menghargai saudara-saudaramu yang mengkonsumsi buku-bukumu dan tawadhu terhadap mereka. Selamat berkarya. Hari esok lebih cerah telah menyambut kita.
Keberatan dengan tulisan ini???
Oleh : Masturi Istamar Suhadi
http://refleksie.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar