Jumat, 29 Mei 2009

Uang Palsu

Published at Masturi's Weblog ini 28.9.07:


Yang namanya palsu tidak ada yang enak. Semua orang pasti menolaknya. Tidak ada yang pengin punya sesuatu yang palsu kecuali hanya pemalsu. Dia khan memang produsennya, mau tidak mau harus suka.
Cerita uang palsu, sungguh sangat menyakitkan. Sudah beberapa negara yang saya kunjungi, tapi pengalaman dengan uang palsu ini hanya saya alami di Pakistan. Tidak tahu kenapa begitu.
Menurut pengamatan saya, masyarakat seperti sangat kenal dengan uang palsu itu. Dan seperti biasa berinteraksi dengan uang palsu. Dan seolah-olah ketika ia menerima uang dari siapa saja, ada kekhawatiran dan kecurigaan tersendiri. Jangan-jangan palsu, mungkin begitu pikir mereka.
Jam 16.00 aku pergi belanja ke Bazar, namanya " Sabzi Mandi Bazar". Bazar sayur yang paling dekat dengan rumahku, yang lokasinya dekat dengan Kampus International Islamic University. Dari omongan masyarakat, Bazar ini pasar induk yang menyuplai sayuran dan buah-buahan ke seluruh Islamabad dan Rawalpindi.
Kembali ke uang palsu. Selesai beli beras yang sabse sasta wala", aku segera mencari kurma untuk persiapan buka puasa. Dalam setiap kali belanja, terutama di pasar rakyat aku selalu memilih penjual yang tua, dengan pertimbangan kasihan sekaligus ingin bantu. Manusiawi khan?? Itulah yang kulakukan. " Ek kilo, kitna bhai shab?" tanyaku dengan bahasa urdu yang ku fasih-fasihkan. " Pecas rupess shirf yar." jawabnya.
"Okey, ek kilo." Segera ku ambil lembaran 50 rupees pakistan dan bayar. Sambil melihat-lihat catatan belanjaan saya tinggalkan tukang kurma itu.
Dalam jarak 20 meter saat mencari-cari belanjaan yang lain, terdengar orang berteriak-teriak. Kutengok ke arah suara itu. Ah rupanya orang-orang meneriaki aku. Dan hampir semua orang melihat ke arahku. Dengan wajah kesal, kuhampiri orang-orang yang meneriaki-ku, " Apa mau mereka?" pikirku dengan perasaan geram.
Sambil kugerakkan tanganku'" Kiya caiye?" kataku meninggi. " Iye tumhare pesa do number." katanya
Sungguh aku sangat terkejut, kok bisa aku menyerahkan uang palsu??? Uang itu lembaran 50 rupess uang kembalian yang ku terima semalam dari toko buku "Shahin" di I-10 markaz saat aku membelikan Computer Book untuk Shofia anakku.
Uang itu ku ambil dan ku tanyakan lagi," Is it number two?" tanyaku dalam bahasa Inggris meyakinkan. " Yes." kata salah seorang penjaga toko pelangganku.
Tak sabar lagi, aku sobek uang itu di depan mereka semua sambil teriak sekeras-kerasnya," Iye Pakistani pesa, do number sare." Trus ku ganti dengan uang yang lain.
Dengan kesal aku tinggalkan tempat itu, dengan semua orang memandangku. Aku tak peduli.
Aku sangat kesal. Gak tahu harus kesal sama siapa. Paling tidak kepada pemalsu uang itu. Romadhon harus bisa nahan diri nih!!
Padahal khan cuma uang palsu, bagaimana kalau yang palsu itu:
Cinta, Janji, Iman, Kesetiaan, Pengabian, Kasih sayang, dan semua palsu-2 yang tidak kelihatan????? Pasti akan sangat menyakitkan. Untung yang terjadi padaku hanya uang palsu. Bukan Cinta palsu, Janji Palsu, Iman Palsu, Kesetiaan Palsu, Kasih sayang Palsu..... Naudzubillah.
Sebenarnya aku pengin mengirimkan cerita ini ke adik-adikku di Mesir melalui e-mail,tapi sudahlah cukup di sini saja, kali mereka dah baca juga cerita ini di sini.
Huh....inni shoim, inni akhofullah.

Islamabad, 27 September, 2007

Masturi Istamar Suhadi Usman

http://ekspresiperenungan.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar