Senin, 01 Juni 2009

Bukan Begini Mendidik anak


Wah anak saya sudah saya usahakan makanan yang enak, dan memkai pakaian yang bagus. Jawaban yang sering dilontarkan oleh para orangtua ketika ditanya,” Suahkah anda mendidik anak anda???”


Makan enak, baju bagus, tempat tinggal nyaman, mainan yang mahal saat ini identik dengan pendidikan anak. Padahal pendidikan anak adalah membentuk kepribadian, memperhatikan perkembangan segala gerak-gerik mereka dan mengajarkan berbagai hal yang bermanfaat bagi mereka di dunia dan akhirat.
Tidak sedikit seorang ayah yang mengatakan,” Aku sudah kerja siang malam agar gizi makan anak saya terjamin dan pendidikan mereka terjaga.” Padahal mereka jarang sekali berjumpa dengan anak-anak kecuali anak-anak itu sudah tidur.
Bagaimana tidak??? Para ayah berangkat pagi-pagi sebelum anak bangun tidur, dan pulang dari kerja sementara anak sudah tertidur pulas. Sang ayah tidak pernah menanyakan kepada anaknya,:.....
Apakah sudah melaksanakan tugasnya sebagai seorang makhluq terhadap Penciptanya???
Apakah sudah melaksanakan tugasnya sebagai seorang anak terhadap orang tuanya???
Apakah mereka jujur ataukah suka berbohong???
Apa yang dibaca anaknya, apa yang dia dengar, dikonsumsi, apa yang dipelajari tidak pernah dipedulikan.
Dan berbagai pertanyaan lainnya yang berhubungan dengan arti pendidikan yang sebenarnya.
Begitu juga dengan sang ibu. Tidak sedikit dari para ibu yang mengatakan:
„ Hari ini aku sudah membelikan makanan enak untuk anakku.“
„ Masakan ku hari ini, makanan favorit kesukaan anakku lho.“
„ Minuman es buah ini sengaja kubuat untuk anakku, karena ia sangat menyukainya.“

Padahal seharian sang ibu sibuk di dapur dan tidak pernah menanyakan kepada anak-anak mereka sepulang dari sekolah, kampus, Club dan lain sebagainya.
Sementara, sang anak dibiarkan seharian duduk di depan TV, internet, atau video. Dia tidak pernah tahu apa yang disaksikan di TV, internet dan video. Hanya sekedar agar anak tidak mengganggunya beraktivitas di dapur dan membereskan rumah.
Padahal ia sudah membiarkan membiarkan anaknya menuju kehancuran.
Tidak sedikit seorang ibu yang ditanya oleh suaminya yang pulang kerja untuk mengetahui perkembangan anaknya. Sebab ibu lebih banyak di rumah bersama anak dibandingkan sang ayah. Karena ia tidak tahu sebenarnya tentang perkembangan anaknya, tidak jarang para ibu yang berbohong kepada suaminya.“ Ah, syukurlah, anak kita baik-baik saja.“ Padahal ia tidak tahu sama sekali tentang anaknya.
Bukan yang begini namanya pendidikan !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

Islamabad, 22 April 2007

Masturi Istamar Suhadi Usman
http://ekspresiperenungan.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar