Senin, 01 Juni 2009

Di balik Film ayat-ayat cinta

Published by: Masturi's Weblog in 2008:

Film Ayat-Ayat Cinta (AAC) yang merupakan kelanjutan dari Novel Ayat-Ayat Cinta adalah fenomena baru industri perfilman Indonesia. Dalam minggu pertama pemutarannya di bioskop, film garapan Hanung Bramantyo tersebut mendapat sambutan luar biasa dari berbagai kalangan masyarakat, terutama kaum remaja.
Bahkan, perempuan berjilbab yang jauh dari dunia hiburan selama ini
menyempatkan diri untuk menikmati film romantis tersebut. MD Pictures
menggandakan pita film itu hingga 100 kopi. Itu angka yang fantastis
mengingat film Indonesia lain hanya dicetak 10-20 kopi, sementara film
Hollywood 65-70 kopi! Sungguh luar biasa.

Di sini penulis bukan ingin menyoroti Film Ayat-Ayat Cinta, atau Hanung Bramantyo, atau Novel Ayat-Ayat Cinta, tapi hanya ingin menyoroti penulis dari Novel Ayat-Ayat Cinta, Habiburrohman Syirozy. Habiburrohman Syirozy (Kang Abik), luar biasa. Subhanallah.

Seorang Habib bukan lahir sendiri, tapi lahir dari sentuhan semua pihak di Kairo dan Indonesia. Saya tidak bisa menyebutkan satu persatu, tapi bisa ceritakan beberapa pihak yang membesarkan Saudara Habib. Selain memang pribadi seorang Habib punya dedikasi luarbiasa untuk maju, mengukir prestasi, dan memberikan sumbangsih yang berharga buat bangsa kita tercinta.

Peran KBRI Cairo

Yang tidak bisa dikecilkan oleh pihak manapun juga dalam membesarkan seorang Habib dan Habib-Habib yang lain yang sudah keluar dari Cairo atau sedang menimba ilmu di Cairo adalah peran Bapak-Bapak pejabat KBRI Cairo baik Home Staff maupun lokal Staff, terutama Bapak-Bapak Duta yang pernah menjabat. Saya tahu persis bagaimana kenakalan mahasiswa terhadap KBRI dan Bapak-Bapak yang pernah menjabat di sana, karena saya juga seorang mahasiswa yang tidak sebentar hidup di Mesir. Saya tahu persis bagaimana Mahasiswa mengadakan demonstrasi menghujat KBRI, bagaimana sebagian mahasiswa mengancam sebagian pejabat KBRI dengan berbagai ancaman, bahkan sampai ada yang kena pukulan, memboikot untuk tidak ikut taraweh di masjid KBRI, tidak ikut pemilu, tidak ikut upacara 17 Agustusan, hujatan terhadap KBRI dalam masalah temus yang hampir setiap tahun bisa dipastikan ada masalah dan lain-lain.
Namun semua itu tidak menjadikan mereka sakit hati, apalagi dendam kemudian mempersulit Masyarakat dan Mahasiswa. Realita seakan mengatakan mereka adalah anak-anak bangsa, saat ini tengah mencari identitas diri, memerlukan bimbingan, sentuhan kasih sayang dan perhatian. Sikap dan tindakan Bapak-Bapak itu seakan merasa tertantang agar bisa membina menjadi anak-anak Bangsa yang kreatif yang akan memajukan bangsa dan Negara di masa yang akan datang.
Datangnya para tokoh-tokoh nasional ke Cairo untuk memberikan kontribusi, informasi perkembangan, bimbingan, arahan dan harapan tidak lepas dari peran KBRI. Karena hampir semua para tokoh tersebut atas restu, izin bahkan sponsor KBRI. Tidak mungkin disebutkan satu persatu, tokoh agama, tokoh ormas, tokoh politik, jurnalis, bahkan seniman, peragawati dan bahkan bintang film. Sehingga dinamika kehidupan intelektual, motivasi dan militansi mahasiswa terarah dan untuk kemajuan bangsa.

Peran Persatuan Pelajar Dan Mahasiswa Indonesia (PPMI), Mesir

Organisasi induk semua pelajar dan mahasiswa Indonesia di negeri Kinanah. Peran organisasi induk ini tidak bisa dikecilkan dalam membesarkan seorang Habib dan Habib yang lain. Bahkan bisa dibilang, semua mahasiswa telah berhutang jasa kepada organisasi induk ini. Hanya orang-orang yang tidak tahu terima kasih yang mengingkari peran yang dilakukan. Sebenarnya organisasi ini tidak mudah melakukan perannya. Peran Stabilisator antar semua kelompok yang ada di tengah mahasiswa Indonesia di Mesir, komunikator antara Mahasiswa dan KBRI, yang tidak jarang sebagian mahasiswa melakukan “kenakalan”, dan tidak jarang pula KBRI bertindak sebagai layaknya seorang “Penguasa” yang merasa memiliki kekuasaan, sehingga kadang mengabaikan etika demokrasi. Komunikator antara Mahasiswa dengan Pihak Intelejen Mesir yang sering terjadi kesalah pahaman antara Mahasiswa dengan orang-orang lapangan mereka. Begitu pula mediator dengan berbagai pihak bila terjadi pertikaian. Peran sebagai stabilisator, komunikator dan mediator, bukanlah pekerjaan mudah, selain memeras fisik, juga memeras pikiran dan perasaan. Tidak jarang ketua PPMI diintimidasi dan menjadi bulan-bulanan Mahasiswa dan Penguasa (baca: KBRI). Tapi para pengurus itu dengan ikhlas tanpa imbalan dan pamrih mereka tetap bekerja menjalankan organisasi non profit itu.

Peran Forum Lingkar Pena Mesir

Bersama Fera Andriani dan teman-temannya Habib merintis dan mendirikan FLP. Sebelum orang lain, tentu Habib dan Fera sendiri yang mengambil manfaatnya . Dengan komunikasi, bimbingan dan sentuhan FLP Pusat bakat Habib, Fera dan para aktifis FLP yang lain terasah, terasuh dan terarah. Dan tidak bisa dianggap kecil peran Mbak Helvy Tiana Rosa, pendiri FLP dalam memoles bakat-bakat tersebut.

Pak Ahmadun Yosy Herfanda dan KSI-nya

Pak Ahmadun Yossy Herfanda pimpinan Komunitas Sastra Indonesia (KSI) yang juga Redaktur harian Republika ( saat jadi Pemred), memiliki peran tersendiri terhadap berkembangnya bakat Habib. Di sini sentuhan tangan hati dan perasaan seni Pak Ahmadun memupuk potensi seorang Habib. Bersama redaktur Pelaksana Republika Pak Irwan Kelana dan Mbak Helvy Tiana Rosa membuat pelatihan menulis di Cairo, kemudian memupuk dan mengarahkan para penulis muda termasuk Habib. Pelatihan penulisan ini sampai sekarang menjadi agenda rutin KBRI, ICMI, FLP Mesir. Kehadiran Habib ke kontes sastra International di Malaysia beberapa tahun yang silam juga atas rekomendasi dari Komunitas Sastra Indonesia.

Peran Organisasi-organisasi

Tidak bisa juga dilewatkan organisasis-organisasi tempat Habib beraktifitas seperti Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Orsat Mesir, Organisasi MA PK Surakarta di Mesir (MISYKATI), Kelompok Study Walisongo (KSW), Pimpinan Cabang Istimewa Nahdatul Ulama (PCI-NU) Mesir, Pesantren Virtual yang Habib menjadi salah seorang anggota dewan asatidznya dan lain-lainnya juga punya peran yang berarti bagi kemajuan Habib dan Habib-Habib yang lain.

Republika

Peran Republika tidak bisa dikecilkan dalam mengasah, mengasuh, dan mengembangkan bakat seorang Habib. Melalui Republika, tulisan-tulisan Habib diorbitkan. Dan bakat-bakat penulis Muda Mesir dikembangkan.

Begitu juga teman-teman dan semua pihak yang berinteraksi dengan Habib. Semua memiliki peran yang tidak kecil

Di sini penulis bukan ingin mengungkit jasa orang-orang tersebut, tapi ingin ikut mengapresiasi jasa-jasa mereka kepada masyarakat banyak yang Habib salah seorang dari anggota masyarakat itu. Juga bukan untuk mewakili Habib mengucapkan terima kasih kepada mereka, karena Habib pasti sudah melakukan itu, dan saya tahu Habib bukan orang yang melupkan kebaikan dan jasa orang lain kepadanya. Yang penulis ingin sampaikan:

Pertama, bahwa mereka semua punya peran membina, dan membesarkan Habib Syirozy dan Habib-Habib yang lain. KBRI, PPMI, FLP, KSI, ICMI, KSW, MISYKATY, Pesantren Virtual dan semua anggota masyarakat yang Habib pernah berinteraksi dengan mereka, semua punya peran yang tidak kecil.
Kedua, ternyata besarnya seorang Habib bisa diadakan, ia bisa besar dan mengukir prestasi ternyata harus dilakukan oleh semua elemen masyarakat. Merujuk ke sini, maka sebenarnya bisa dilahirkan puluhan, ratusan, ribuan dan bahkan jutaan Habib-Habib yang lain dalam semua disiplin ilmu dan lini kehidupan di negeri ini. Bangsa kita punya bakat untuk menjadi bangsa yang besar, maju dan berkembang. Ketika kita menyaksikan adanya kekerdilan pada bangsa ini, karena sebagian kelompok masyarakat negeri ini memang sengaja mengerdilkannya, dan mereka mengambil keuntungan materi atau non materi dari kerdilnya bangsa sendiri.

Moga kesadaran bisa menjadi inspirasi bagi semua pihak untuk peduli dengan lingkungannya, sehingga sentuhan-sentuhan mereka menjadi asset bangsa di masa yang akan datang. Lebih dari itu menjadi simpanan amal kebaikan di akhirat kelak.

Masturi Istamar Suhadi Usman
Anggota FLP, Cabang Pakistan

http://ekspresiperenungan.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar