Film Ayat-Ayat Cinta (AAC) yang merupakan kelanjutan dari Novel Ayat-Ayat Cinta adalah fenomena baru industri perfilman
Bahkan, perempuan berjilbab yang jauh dari dunia hiburan selama ini
menyempatkan diri untuk menikmati film romantis tersebut. MD Pictures
menggandakan pita film itu hingga 100 kopi. Itu angka yang fantastis
mengingat film
Hollywood 65-70 kopi! Sungguh luar biasa.
Di sini penulis bukan ingin menyoroti Film Ayat-Ayat Cinta, atau Hanung Bramantyo, atau Novel Ayat-Ayat Cinta, tapi hanya ingin menyoroti penulis dari Novel Ayat-Ayat Cinta, Habiburrohman Syirozy. Habiburrohman Syirozy (Kang Abik), luar biasa. Subhanallah.
Seorang Habib bukan lahir sendiri, tapi lahir dari sentuhan semua pihak di Kairo dan
Peran KBRI Cairo
Yang tidak bisa dikecilkan oleh pihak manapun juga dalam membesarkan seorang Habib dan Habib-Habib yang lain yang sudah keluar dari Cairo atau sedang menimba ilmu di Cairo adalah peran Bapak-Bapak pejabat KBRI Cairo baik Home Staff maupun lokal Staff, terutama Bapak-Bapak Duta yang pernah menjabat. Saya tahu persis bagaimana kenakalan mahasiswa terhadap KBRI dan Bapak-Bapak yang pernah menjabat di
Namun semua itu tidak menjadikan mereka sakit hati, apalagi dendam kemudian mempersulit Masyarakat dan Mahasiswa. Realita seakan mengatakan mereka adalah anak-anak bangsa, saat ini tengah mencari identitas diri, memerlukan bimbingan, sentuhan kasih sayang dan perhatian. Sikap dan tindakan Bapak-Bapak itu seakan merasa tertantang agar bisa membina menjadi anak-anak Bangsa yang kreatif yang akan memajukan bangsa dan Negara di masa yang akan datang.
Datangnya para tokoh-tokoh nasional ke
Peran Persatuan Pelajar Dan Mahasiswa Indonesia (PPMI), Mesir
Organisasi induk semua pelajar dan mahasiswa
Peran Forum Lingkar Pena Mesir
Bersama Fera Andriani dan teman-temannya Habib merintis dan mendirikan FLP. Sebelum orang lain, tentu Habib dan Fera sendiri yang mengambil manfaatnya . Dengan komunikasi, bimbingan dan sentuhan FLP Pusat bakat Habib, Fera dan para aktifis FLP yang lain terasah, terasuh dan terarah. Dan tidak bisa dianggap kecil peran Mbak Helvy Tiana Rosa, pendiri FLP dalam memoles bakat-bakat tersebut.
Pak Ahmadun Yosy Herfanda dan KSI-nya
Pak Ahmadun Yossy Herfanda pimpinan Komunitas Sastra Indonesia (KSI) yang juga Redaktur harian Republika ( saat jadi Pemred), memiliki peran tersendiri terhadap berkembangnya bakat Habib. Di sini sentuhan tangan hati dan perasaan seni Pak Ahmadun memupuk potensi seorang Habib. Bersama redaktur Pelaksana Republika Pak Irwan Kelana dan Mbak Helvy Tiana Rosa membuat pelatihan menulis di
Peran Organisasi-organisasi
Tidak bisa juga dilewatkan organisasis-organisasi tempat Habib beraktifitas seperti Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Orsat Mesir, Organisasi MA PK Surakarta di Mesir (MISYKATI), Kelompok Study Walisongo (KSW), Pimpinan Cabang Istimewa Nahdatul Ulama (PCI-NU) Mesir, Pesantren Virtual yang Habib menjadi salah seorang anggota dewan asatidznya dan lain-lainnya juga punya peran yang berarti bagi kemajuan Habib dan Habib-Habib yang lain.
Republika
Peran Republika tidak bisa dikecilkan dalam mengasah, mengasuh, dan mengembangkan bakat seorang Habib. Melalui Republika, tulisan-tulisan Habib diorbitkan. Dan bakat-bakat penulis Muda Mesir dikembangkan.
Begitu juga teman-teman dan semua pihak yang berinteraksi dengan Habib. Semua memiliki peran yang tidak kecil
Di sini penulis bukan ingin mengungkit jasa orang-orang tersebut, tapi ingin ikut mengapresiasi jasa-jasa mereka kepada masyarakat banyak yang Habib salah seorang dari anggota masyarakat itu. Juga bukan untuk mewakili Habib mengucapkan terima kasih kepada mereka, karena Habib pasti sudah melakukan itu, dan saya tahu Habib bukan orang yang melupkan kebaikan dan jasa orang lain kepadanya. Yang penulis ingin sampaikan:
Pertama, bahwa mereka semua punya peran membina, dan membesarkan Habib Syirozy dan Habib-Habib yang lain. KBRI, PPMI, FLP, KSI, ICMI, KSW, MISYKATY, Pesantren Virtual dan semua anggota masyarakat yang Habib pernah berinteraksi dengan mereka, semua punya peran yang tidak kecil.
Kedua, ternyata besarnya seorang Habib bisa diadakan, ia bisa besar dan mengukir prestasi ternyata harus dilakukan oleh semua elemen masyarakat. Merujuk ke sini, maka sebenarnya bisa dilahirkan puluhan, ratusan, ribuan dan bahkan jutaan Habib-Habib yang lain dalam semua disiplin ilmu dan lini kehidupan di negeri ini. Bangsa kita punya bakat untuk menjadi bangsa yang besar, maju dan berkembang. Ketika kita menyaksikan adanya kekerdilan pada bangsa ini, karena sebagian kelompok masyarakat negeri ini memang sengaja mengerdilkannya, dan mereka mengambil keuntungan materi atau non materi dari kerdilnya bangsa sendiri.
Moga kesadaran bisa menjadi inspirasi bagi semua pihak untuk peduli dengan lingkungannya, sehingga sentuhan-sentuhan mereka menjadi asset bangsa di masa yang akan datang. Lebih dari itu menjadi simpanan amal kebaikan di akhirat kelak.
Masturi Istamar Suhadi Usman
Anggota FLP, Cabang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar